Awas, stres picu kerusakan permanen pada sperma!
Merdeka.com - Stres dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sperma dan juga perkembangan otak anak yang dilahirkan dari hasil hubungan seks tersebut.
Para peneliti telah menemukan bahwa pria, baik itu remaja, muda, ataupun tua, yang menderita kecemasan atau depresi bisa mengalami perubahan genetik yang berlangsung dalam sperma. Untuk membuktikannya, para peneliti melakukan studi pada tikus dan menemukan bahwa kerusakan sperma disebabkan oleh stres yang menyebabkan keturunannya mengembangkan sebuah reaksi terhadap stres yang terkait dengan beberapa gangguan mental.
Para peneliti di University of Pennsylvania School of Medicine mengatakan ini adalah pertama kalinya ditemukan hubungan antara penyakit yang terkait dengan stres berpotensi diturunkan dari ayah kepada anak-anaknya.
-
Kenapa jumlah sperma bisa menurun karena stres? Stres tampaknya mengurangi hormon luteinizing (LH) dan sekresi testosteron, yang dapat mengurangi jumlah sperma.
-
Bagaimana stres bisa memengaruhi gairah pria? Stres, terutama terkait pekerjaan atau keuangan, dapat mengurangi gairah bercinta.
-
Apa yang mempengaruhi sperma pria? Sekitar 10 hingga 20 persen masalah ketidaksuburan pada pria berhubungan dengan sperma mereka.
-
Apa masalah kesehatan mental yang umum pada pria? Depresi adalah salah satu masalah kesehatan mental utama yang memengaruhi pria, tetapi seringkali depresi pada pria diabaikan atau tidak terdiagnosis karena gejalanya mungkin berbeda dengan yang umumnya terjadi pada wanita. Masalah kesehatan mental lainnya yang signifikan bagi pria termasuk skizofrenia dan kecanduan alkohol serta penyalahgunaan zat.
-
Bagaimana pria bisa mengatasi depresi? Mendiagnosis depresi dan mencari pengobatan dapat membantu menyelamatkan nyawa.
-
Bagaimana pria mengatasi depresi? Berbeda dari wanita, pria cenderung untuk mencari pengalih perhatian ketika mengalami depresi.
Studi sebelumnya terfokus pada bagaimana lingkungan mempengaruhi kualitas sperma, seperti diet, penyalahgunaan narkoba, dan stres kronis yang dirasakan oleh ibu selama kehamilan dapat mempengaruhi perkembangan saraf anaknya dan meningkatkan risiko penyakit tertentu.
Dalam penelitian ini, yang diterbitkan dalam Journal of Neuroscience, tikus jantan dimanipulasi agar menderita stres kronis selama enam minggu. Sebagai contoh, tikus-tikus itu tiba-tiba dipindahkan ke kandang lain, yang sangat bau, bersuara bising atau bahkan terdapat benda asing di kandang mereka.
Sebuah tim yang dipimpin oleh Profesor Tracy Bale menemukan bahwa stres yang dialami oleh para tikus jantan mendorong perubahan genetik dalam sperma mereka yang kembali diprogram ke bagian otak keturunan mereka.
Para peneliti menemukan bahwa keturunan dari tikus jantan yang stres menunjukkan tingkat signifikan dari hormon stres corticosterone - pada manusia, itu disebut kortisol - dalam merespon stres.
(mdk/des)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenali penyebabnya agar kita bisa segera mengambil tindakan untuk mencegahnya.
Baca SelengkapnyaKemandulan pada pria bisa dipengaruhi oleh sejumlah hal baik dari gaya hidup sehari-hari maupun karena faktor lain.
Baca SelengkapnyaMasalah krisis kesuburan pria yang menurun secara global dipengaruhi oleh kontaminasi lingkungan dan penggunaan ponsel.
Baca SelengkapnyaTempat kita menyimpan ponsel bisa sangat memengaruhi berbagai hal dalam kesehatan kita terutama terkait kesuburan pria.
Baca SelengkapnyaDampak stress bukan hanya ke masalah psikologis saja, tetapi juga dapat berdampak ke fisik.
Baca SelengkapnyaBukan hanya mental saja yang akan terpengaruh, tetapi juga fisik serta aspek sosial yang penting.
Baca SelengkapnyaKegagalan ereksi yang dialami pria bisa terjadi akibat sejumlah hal yang sebenarnya tidak berbahaya.
Baca SelengkapnyaMemiliki momongan adalah dambaan bagi banyak pasangan. Pria juga berperan penting dalam proses reproduksi sehingga perlu jalani juga sejumlah pemeriksaan.
Baca SelengkapnyaImpotensi atau disfungsi ereksi merupakan masalah kesehatan yang semakin mendapat perhatian di kalangan medis dan masyarakat luas.
Baca SelengkapnyaPada saat tubuh berhenti melakukan masturbasi selama dua minggu, terdapat berbagai dampak luar biasa yang bisa dialami tubuh.
Baca SelengkapnyaGaya hidup tidak sehat yang dimiliki seseorang bisa memicu berbagai masalah kesehatan termasuk kondisi tidak subur.
Baca SelengkapnyaKebiasaan duduk terlalu lama atau gaya hidup sedentari juga dapat memiliki dampak negatif pada hubungan seksual baik pada pria maupun wanita.
Baca Selengkapnya