Banyak yang Tak Paham Risiko Pernikahan Dini, Kenali Bahaya yang Mungkin Ditimbulkan
Merdeka.com - Salah satu masalah yang masih sulit diatasi di Indonesia adalah mengenai pernikahan dini di kalangan remaja. Masih banyak yang tak memahami hal ini dan mengetahui bahaya yang sesungguhnya bisa ditimbulkan.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengungkapkan masih banyak remaja yang tidak tahu risiko pernikahan dini atau perkawinan anak. Padahal, isu tersebut menjadi tantangan tersendiri dalam menghadapi masalah demografi di Indonesia.
"Masih banyak anak-anak SMA yang tidak tahu tentang faktor risiko pernikahan dini atau perkawinan anak seperti kanker mulut rahim. Banyak yang belum tahu," kata Hasto ditemui Health Liputan6.com, usai pelantikannya di Kantor BKKBN.
-
Mengapa Kemenkominfo mengimbau remaja untuk tidak menikah dini? Ia juga mengimbau, remaja tidak menikah di usia dini karena dapat berdampak buruk bagi kesehatan ibu maupun anak. Hal ini karena, para remaja masih membutuhkan gizi maksimal hingga usia 21 tahun. Bila nutrisi ibu tidak mencukupi selama kehamilan maka bayi akan lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan sangat berisiko terkena stunting.
-
Mengapa Kemenkominfo berfokus pada pernikahan dini dalam pencegahan stunting? Salah satu faktor penyebab stunting adalah menikah di usia muda atau menikah dini. Hal ini karena ibu yang hamil di usia terlalu muda belum siap secara fisik dan mental sehingga bayi berisiko besar lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan terkena stunting.
-
Kenapa pernikahan di usia muda jadi masalah? Banyak yang beranggapan bahwa risiko hanya menimpa perempuan karena mereka yang seringkali menjadi korban dari pernikahan anak. Namun, laki-laki yang menikah di usia belia juga menghadapi konsekuensi serius yang sering kali diabaikan.
-
Apa program Kabupaten Trenggalek untuk cegah pernikahan anak? TP PKK Trenggalek Sejahterakan Hak Anak Lewat Program Desa Nol Perkawinan di Bawah Umur Seluruh kader terus bergerak membangun komitmen di semua lini PKK sampai pada tingkat dasa wisma
-
Bagaimana Kemenag DIY menekan pernikahan dini? Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta (Kemenag DIY) menggencarkan sosialisasi pendewasaan usia pernikahan bagi pelajar SMA/MA untuk menekan angka pernikahan usia dini.
-
Dimana Kabupaten Trenggalek jadi rujukan cegah pernikahan anak? Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur, memilih Trenggalek sebagai rumah rujukan belajar praktik baik yang di selenggarakan pada tanggal 1 Agustus 2023 di Kabupaten Trenggalek.
Sebagai seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Hasto menjelaskan, ketika seorang wanita berusia 18 tahun maka rahim masih mudah terpapar kanker bila ia sudah aktif berhubungan seksual. Padahal, edukasi semacam itu dinilai bisa disosialisasikan dengan mudah oleh para remaja.
Hasto mengatakan, edukasi semacam ini perlu dilekatkan ketika ada sebuah diskusi, perdebatan, atau sosialisasi terkait pernikahan dini.
"Kalau bisa, diskusi itu berdasarkan proses biologis ya. Jadi, ketika kita berdebat tentang pernikahan dini, mbok kita itu mempertimbangkan tentang proses biologis, faktor risiko, seperti kanker mulut rahim, harus kita sosialisasikan," terangnya.
Hasto menerangkan untuk menghadapi masalah semacam ini, program generasi berencana (GenRe) bisa penting untuk disosialisasikan pada remaja, terkait pencegahan pernikahan dini.
Dalam keterangan pers, Hasto mengatakan fokus BKKBN ke depan adalah bagaimana menghadapi bonus demografi. Hasto menjelaskan saat ini, satu penduduk yang tidak produktif ditanggung oleh dua orang produktif.
"Tapi ingat, penduduk produktif itu identik dengan penduduk yang konsumtif. Dia bisa jadi berkah bisa jadi musibah, karena itu saya kira fokusnya di situ," tambahnya.
Selain itu, ia menilai bahwa saat ini untuk membentuk keluarga yang sejahtera orientasinya sudah bergeser kepada kebahagiaan.
"Kalau saya sih itu yang saat ini penting," tandasnya.
Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BKKBN menegaskan prinsip pemberian kontrasepsi untuk mencegah kehamilan pasangan usia subur di bawah 20 tahun
Baca SelengkapnyaKepala BKKBN Hasto Wardoyo, menyatakan generasi muda tidak perlu takut untuk menikah
Baca SelengkapnyaKemenpora dan BKKBN Edukasi Program Keluarga Muda Berdaya
Baca SelengkapnyaDitegaskan Menkes Budi, penyediaan alat kontrasepsi ini bukan untuk pelajar, namun untuk orang menikah di usia sekolah
Baca SelengkapnyaSejak tahun 2015 hingga saat ini, perceraian terus meningkat pesat akibat semakin banyak orang-orang toksik.
Baca SelengkapnyaMereka menikah karena hamil duluan, lalu cerai setelah melahirkan
Baca SelengkapnyaMasih marak terjadinya pernikahan dini di Indonesia bisa diatasi dengan peranan yang tepat bagi keluarga.
Baca SelengkapnyaPeran orang tua dan pendidikan bahaya seks bebas penting untuk menekan fenomena ini.
Baca SelengkapnyaSebagian besar penyebab pernikahan dini adalah kasus hamil di luar nikah
Baca SelengkapnyaPencegahan pernikahan dini dan pemahaman kesehatan reproduksi merupakan isu penting bagi remaja yang perlu diperhatikan.
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai risiko jika melakukan pernikahan dini.
Baca SelengkapnyaBKKBN gencar melakukan upaya pencegahan anak stunting
Baca Selengkapnya