Bayi yang banyak berkeringat cenderung tak agresif

Merdeka.com - Sekilas tampaknya keringat yang dihasilkan oleh bayi tak ada hubungannya dengan sifatnya ketika besar. Namun penelitian menunjukkan bahwa bayi berusia satu tahun yang lebih banyak berkeringat cenderung tidak terlalu agresif ketika berusia tiga tahun.
Hasil ini diketahui setelah peneliti dari Cardiff University melakukan percobaan dengan mengamati jumlah keringat pada kaki bayi ketika bayi dihadapkan dengan hal-hal yang mengganggu mereka, seperti suara keras atau robot.
Dua tahun kemudian, data dikumpulkan dari ibu mereka mengenai perilaku agresif dari anak yang telah diteliti sebelumnya. Mereka menemukan bahwa bayi yang memiliki reaksi kuat terhadap rasa takut dan kemarahan, yang dalam hal ini diperlihatkan melalui banyaknya keringat yang muncul, cenderung tidak agresif pada usia tiga tahun baik secara fisik maupun secara verbal.
Banyaknya keringat yang dihasilkan bayi ketika dihadapkan dengan hal-hal yang mengganggunya menunjukkan besarnya reaksi mereka terhadap rasa takut dan kemarahan.
"Anak yang memiliki respon lebih rendah terhadap rasa takut dan kemarahan cenderung tumbuh menjadi anak yang mudah berperilaku agresif," ungkap Profesor Stefanie van Goozen dari Cardiff University, seperti dilansir oleh BBC (30/04).
Selama ini peneliti mengamati kaitan antara tingkat kepekaan terhadap rasa marah dan takut anak dengan perilaku agresif di masa depan. Tubuh seseorang seharusnya bereaksi ketika dihadapkan dengan rasa takut dan marah, untuk memberikan mereka pelajaran.
Orang yang tidak merasakan reaksi apapun terhadap rasa takut dan kemarahan cenderung tak waspada terhadap akibat dari perilakunya. Inilah yang kemudian memunculkan perilaku agresif, baik secara fisik maupun verbal, terhadap orang lain.
Peneliti beranggapan bahwa besar kecilnya reaksi seseorang terhadap rasa takut juga bisa dipengaruhi oleh gen dan lingkungan tempatnya tumbuh. (mdk/kun)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya