Begini Cara Cegah Munculnya Gangguan Saraf pada Penderita Diabetes
Merdeka.com - Ketika seseorang menderita diabetes, terdapat sejumlah masalah kesehatan lain yang rentan untuk dialami. Salah satu kondisi kesehatan yang tak banyak disadari oleh seseorang adalah terjadinya gejala neuropati pada penderita diabetes.
Data International Federation (IDF) Tahun 2017 menunjukkan bahwa 50 persen penderita diabetes berisiko terkena gejala neuropati. Di Indonesia sendiri, terdapat lebih dari 10 juta kasus diabetes dan data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Diabetes Melitus (DM) pada tahun 2018 sebesar 10,9 persen yang menggunakan konsensus PERKENI 2015.
dr. Endang Sri Wanghyuningsih, MKM Kepala Seskis Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa dan Napza, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengatakan jika dahulu penyakit menular menjadi penyebab utama kesakitan. Namun pada 2010 penyakit tidak menular seperti diabetes semakin meningkat.
-
Apa saja komplikasi diabetes yang bisa terjadi di organ tubuh? Ternyata orang yang mengidap penyakit ini bisa mengalami komplikasi di seluruh organ tubuh, dari mata hingga ujung kaki. Ada beberapa komplikasi utama penyakit ini, antara lain: 1. Neuropati Diabetik Kerusakan saraf yang umum terjadi di area kaki dan tangan. Hal ini menyebabkan hilangnya sensasi, yang artinya jika mengalami luka kecil atau luka bakar bisa jadi tidak terdeteksi atau tidak terasa. Komplikasi ini dapat menyebabkan rasa sakit, kesemutan atau kelemahan ekstrem yang terkena. 2. Retinopati Diabetik Diabetes ternyata juga bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di area mata yang menyebabkan retinopati diabetik. Kondisi tersebut bisa mengganggu penglihatan, bahkan berisiko menyebabkan kebutaan. 3. Penyakit Jantung Orang yang mengidap diabetes ternyata memiliki risiko lebih tinggi dalam mengalami penyakit jantung, termasuk serangan jantung dan stroke. Kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi hingga peradangan kronis yang sering terjadi pada penderita diabetes bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. 4. Gagal Ginjal Kondisi diabetes juga bsia merusak pembuluh darah yang ada di area ginjal, dan berpotensi menyebabkan gagal ginjal. Jika kondisinya parah, maka pasien memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal.
-
Apa yang bahaya dari diabetes? 'Menurut International Diabetes Federation (IDF), tujuh dari 10 orang di Indonesia tidak mengetahui kalau mereka mengidap diabetes,' ucap Ikhsan.
-
Kapan komplikasi diabetes bisa terjadi? Komplikasi diabetes melitus jangka panjang umumnya berkembang secara bertahap.
-
Kenapa diabetes jadi bahaya? Hiperglikemia, atau kadar gula darah yang tinggi, menjadi penyebab utama penyakit diabetes.
-
Kenapa penting cegah komplikasi diabetes? Ketidakstabilan diabetes dapat berujung pada berbagai komplikasi serius, seperti masalah jantung, gangguan penglihatan, serta kerusakan pada ginjal dan saraf. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan langkah-langkah pencegahan dan pengelolaan yang komprehensif terhadap penyakit ini.
-
Siapa yang berisiko tinggi diabetes? Ikhsan menyarankan individu dengan berat badan berlebih dan/atau riwayat keturunan diabetes untuk memperhatikan pola hidup mereka jika tidak dapat menghindari begadang, guna mengurangi risiko terkena diabetes.
"70 persen kini kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular seperti diabetes. 2013 diabetes melitus 2,5 persen namun 2018 meningkat hingga 3.4 persen. Di DKI Jakarta sendiri 260 ribu terkena diabetes," ujarnya.
Mirisnya sebagian besar penderita diabetes berisiko mengalami komplikasi, salah satunya neuropati diabetes. Tentu hal ini tentu perlu mendapatkan perhatian lebih karena neuropati merupakan concealed disease, yang bila tidak diobati akan berkembang dan dapat memiliki dampak signifikan pada kualitas hidup.
Prof. Dr. dr. Mardi Santoso, DTM&H, SpPD-KEMD, FINASIM, FACE, Ketua Pesatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi dan Depok, menjelaskan, pada penderita diabetes, kadar gula dalam tubuh yang tinggi dalam kurun waktu yang lama akan melemahkan dinding pembuluh darah yang memberikan nutrisi ke sel saraf, sehingga dapat merusak sel saraf.
Hal itu yang menyebabkan penderita diabetes memiliki risiko tinggi terkena kerusakan saraf tepi atau neuropati perifer. "Jika diabetes dan kerusakan saraf tidak segera ditangani sedini mungkin, maka akan mencapai tahap krusial, sehingga kelainan saraf tersebut makin sulit untuk dapat pulih seperti semula," paparnya.
Pencegahan
Maka dari itu, keluarga berperan penting untuk membantu mencegah dan mendeteksi risiko gejala neuropati agar penderita dapat segera mendapatkan diagnosa akurat sedini mungkin. Terutama untuk memastikan penderita diabetes mengontrol gula darah dan mampu mengelola diri secara optimal.
dr. Yoska Yasahardja Medical & Technical Affairs Manager Consumer Health, P&G Health mengatakan pola hidup sehat seperti pola makan yang teratur dan bernutrisi, rajin bergerak, serta minum vitamin menjadi hal yang bisa dilakukan untuk mencegah Neuropati diabetes.
Menurutnya, vitamin B1, B6, dan B12 bisa direkomendasikan. Edukasi mengenai vitamin neurotropik ini berdasarkan Studi Klinis 2018 NENOIN (penelitian non-intervensi dengan vitamin neurotropik) yang membuktikan bahwa konsumsi vitamin neurotropik (kombinasi vitamin B1, B6 dan B12) dapat mengurangi gejala neuropati seperti kebas, kesemutan, rasa terbakar dan rasa sakit secara signifikan hingga dalam 3 bulan periode konsumsi hingga 66% pada penderita diabetes.
Salah satu kelompok responden penelitian NENOIN adalah 104 pasien diabetes yang mengalami gejala ringan dan sedang. Selama masa penelitian, responden mengonsumsi satu tablet Vitamin Neurotropik sekali sehari setelah makan. Kombinasi Vitamin Neurotropik yang digunakan adalah Vitamin B1 (100mg), B6 (100mg) and B12 (5000g) dari Neurobion Forte. Setelah monitoring berkala pada Hari ke-1, ke-14, ke-30, ke-60, dan ke-90, gejala neuropati pada pasien berkurang signifikan hingga 66 persen," tandasnya.
Reporter: Anisha Saktian PutriSumber: Fimela.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penderita diabetes umumnya akan berisiko mengalami amputasi, kenali penyebab dan cara pencegahannya.
Baca SelengkapnyaKenali risiko komplikasi pada diabetes melitus dan cek pencegahannya yuk!
Baca SelengkapnyaAda berbagai alasan mengapa seseorang mungkin tidak rutin minum obat, mulai dari kesibukan, lupa, hingga ketidaknyamanan akibat efek samping obat.
Baca SelengkapnyaMengenali kondisi diri sendiri sangat penting terutama pada mereka yang sudah menunjukkan gejala dini diabetes.
Baca SelengkapnyaDiabetes yang tidak terkontrol dengan baik akan merusak pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk pada mata.
Baca SelengkapnyaGatal di Kemaluan? Waspada! Bisa jadi tanda infeksi jamur atau bahkan diabetes tipe 2. Kenali gejalanya sebelum terlambat!
Baca SelengkapnyaKesemutan bisa menjadi sensasi yang mengganggu, namun sering kali dianggap sepele. Padahal, kondisi ini bisa terjadi sebagai bagian dari gejala penyakit serius
Baca SelengkapnyaRisiko gangguan pengelihatan bisa muncul pada diri seseorang saat kondisi diabetes yang dimilikinya tak tertangani dengan baik.
Baca SelengkapnyaDiperkirakan jumlah penderita diabetes akan meningkat menjadi 28,5 juta pada tahun 2045. Berikut adalah langkah-langkah yang diambil oleh Kemenkes RI.
Baca SelengkapnyaUntuk meminimalisir risikonya, terdapat beberapa cara mencegah diabetes usia muda yang bisa dilakukan.
Baca SelengkapnyaGejala awalnya kerap tidak terlihat, pasien diabetes sering baru merasakannya saat gejala sudah muncul.
Baca SelengkapnyaPenyakit mata akibat diabetes merupakan salah satu komplikasi yang paling umum dan bisa sangat merusak jika tidak ditangani dengan baik.
Baca Selengkapnya