Benarkah gula tidak memiliki nilai gizi di dalamnya?
Merdeka.com - Gula adalah bahan makanan yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Entah itu untuk membuat minuman, memasak, atau membuat kue, manusia tetap membutuhkan gula.
Meski gula memiliki manfaat untuk memaniskan makanan yang akan kamu konsumsi, namun gula juga bisa memberikan dampak buruk untuk tubuh. Terlalu banyak makan gula dapat membuatmu berisiko tinggi untuk terkena diabetes hingga kegemukan. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar pemikiran bahwa gula sama sekali tidak memiliki nilai gizi atau kandungan nutrisi di dalamnya. Benarkah demikian?
"Gula memang tak memiliki nilai gizi di dalamnya. Dan gula sama sekali tidak bermanfaat bagi kamu yang ingin diet. Beragam jenis gula seperti fruktosa, dekstrosa, glukosa, maupun sukrosa tidak memiliki nilai nutrisi," ungkap penelitian yang dilansir dari idiva.com ini.
-
Kenapa gula berlebihan berbahaya untuk tubuh? Padahal, asupan gula yang berlebihan dapat memicu berbagai masalah kesehatan, mulai dari obesitas hingga penyakit kronis lainnya.
-
Kenapa konsumsi gula berlebihan berdampak buruk? Asupan gula yang berlebihan dapat menyebabkan asupan kalori berlebih, sehingga tak heran jika dapat menyebabkan peningkatan berat badan pula.
-
Apa dampak buruk dari konsumsi gula berlebihan? Pasalnya, hal tersebut dapat memberikan dampak buruk bagi kondisi tubuh. Mulai dari berat badan yang naik secara drastis hingga risiko terjadinya penyakit kronis.
-
Apa efek konsumsi gula pada tubuh? Konsumsi gula berlebihan atau terlalu sering, berdampak buruk bagi kesehatan.
-
Apa efek gula berlebih pada tubuh? Gula berlebihan dapat merusak mikrobioma usus yang penting untuk metabolisme tubuh. Dr. William W. Li menjelaskan, 'Ketika Anda mengonsumsi gula tambahan, mikrobioma usus yang sehat terganggu, menyebabkan masalah metabolisme dan berat badan.'
-
Apa yang bisa terjadi jika terlalu banyak konsumsi gula? Dalam jangka panjang, hal ini dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
"Sebagai contoh, fruktosa mampu menjadi racun bagi lever dan akan dikonversi menjadi lemak yang menyebabkan resistensi insulin yang memicu diabetes tipe 2 dan menyebabkan peradangan dalam tubuh yang kemudian meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke. Selain itu fruktosa juga mampu mengganggu hormon yang mengontrol nafsu makan dan menghindarkanmu dari perasaan kenyang."
"Karena gula bisa memberikan bahaya untuk tubuh, maka WHO menyarankan agar kamu membatasi konsumsi gula yaitu maksimal 6 sendok teh per hari. Selain itu, kamu juga wajib mewaspadai bentuk olahan makanan lain yang juga mengandung gula tersembunyi di dalamnya."
(mdk/feb)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penting untuk memperhatikan batas maksimal konsumsi gula harian.
Baca SelengkapnyaMengonsumsi gula tidak berlebihan sangat penting untuk mencegah diabetes sejak dini.
Baca SelengkapnyaKonsumsi gula dalam sehari-hari memerlukan kontrol dan perhatian. Yuk, simak berapa banyak gula yang dapat dikonsumsi manusia dalam sehari!
Baca SelengkapnyaMengonsumsi gula dalam batas yang tak normal dapat memberikan dampak buruk bagi kondisi tubuh.
Baca SelengkapnyaUmumnya pasien diabetes harus sebisa mungkin mengurangi makanan manis di sekitar mereka. Oleh karena itu apakah mereka masih boleh mengonsumsi gula pasir?
Baca SelengkapnyaPenderita diabetes melitus (DM) harus memperhatikan pilihan gula
Baca SelengkapnyaKendati biasa kita konsumsi, gula merupakan salah satu hal yang perlu kita awasi konsumsinya terutama pada bayi.
Baca SelengkapnyaBahaya gula bagi kolesterol dan jantung: konsumsi bijak dan pilihan sehat untuk keseharian.
Baca SelengkapnyaGula punya banyak jenisnya dan masing-masing kegunaannya.
Baca SelengkapnyaMengurangi konsumsi gula bisa dilakukan secara perlahan dengan menerapkan berbagai cara.
Baca SelengkapnyaKayu manis dapat digunakan sebagai pengganti gula pasir atau gula merah dalam berbagai minuman dan hidangan.
Baca SelengkapnyaAda banyak bahaya yang dapat ditimbulkan dari mengonsumsi minuman manis secara berlebihan, dan penting bagi kita untuk memahami risiko-risiko tersebut.
Baca Selengkapnya