Benarkah stres itu menular?

Merdeka.com - Sebagai makhluk sosial manusia selalu berhubungan dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Hubungan dan interaksi sosial secara fisik ini akan merefleksikan kembali ekspresi dan gerakan dari orang-orang yang terlibat dalam jaringan sosial Anda. Memang terdengar aneh, namun hal ini dapat terjadi karena manusia mempunyai mirror neurons, yaitu salah satu sel otak yang meniru tindakan atau emosi orang lain. Oleh karena itu terkadang apabila orang lain tertawa, Anda pun juga ikut tertawa. Apabila orang lain menangis, Anda ikut menangis. Bahkan apabila orang lain menguap, tak berapa lama kemudian Anda juga ikut menguap.

Ternyata seperti yang dilansir dari huffingtonpost.com, fenomena 'menular' tersebut tidak hanya berhenti sampai di situ. Sebuah studi yang dilakukan di Swiss mengatakan bahwa apabila orang di sekitar Anda sedang mengalami stres, tidak berapa lama kemudian Anda juga akan merasakan hal yang sama. Perasaan empatilah yang yang menyebabkan ini terjadi. Perasaan empati juga merupakan salah satu produk mirror neurons. Sel ini akan membuat Anda seakan-akan ikut merasakan penderitaan orang tersebut. Emosi pun akan menular, terutama emosi negatif yang berakhiran dengan stres.

Stres akan berdampak sangat buruk bagi kesehatan. Stres merusak sistem kekebalan tubuh, meningkatkan kolesterol, menyebabkan insomnia, dan memicu serangan jantung.

Namun kabar baiknya Anda bisa menangkal penularan negatif ini. Jadi ketika orang di sekitar Anda sedang mengalami stres, aturlah emosi Anda dengan baik. Jangan memikirkan hal-hal yang berat yang akhirnya membuat Anda stres. Setelah itu hiburlah orang yang mengalami stres tersebut. Energi positif yang Anda tularkan dapat melawan energi negatif yang mengakibatkan stres. (mdk/feb)