Bersikap keras bikin anak tak bahagia
Merdeka.com - Baru-baru ini ada penelitian yang menyebutkan bahwa ketika anak menangis di malam hari, orang tua sebaiknya membiarkannya. Anak diketahui memiliki kemampuan untuk menenangkan diri mereka sendiri.
Namun, hasil penelitian ini disanggah oleh peneliti di University of Notre Dame's Center for children and Families. Profesor psikolog di Notre Dame menjelaskan bahwa mengatur waktu luang anak dengan terlalu ketat, bersikap tegas dan keras dengan membiarkan anak terus menangis bisa berdampak buruk pada kepribadian anak. Anak yang dibesarkan dengan cara ini kemungkinan tumbuh menjadi anak yang tak bahagia dan agresif.
"Anak-anak saat ini lebih buruk dibandingkan dengan anak-anak 50 tahun lalu," ungkap profesor psikologi Darcia Narvaez, seperti dilansir oleh NY Daily News (09/01).
-
Apa kesalahan parenting yang memperburuk agresivitas anak? Hukuman yang keras dapat membuat anak merasa takut, cemas, dan semakin marah, sehingga mendorong mereka untuk berperilaku lebih agresif.
-
Kenapa anak kurang kasih sayang jadi agresif? Mereka mungkin menjadi lebih sering tantrum, berperilaku agresif, atau bahkan mulai melanggar aturan yang telah ditetapkan di rumah.
-
Bagaimana karakter anak terbentuk? Kelima ciri ini mulai membentuk kepribadian anak pada masa pra-remaja, dan kombinasi dari ciri-ciri ini yang akhirnya membentuk kepribadian anak.
-
Apa saja ciri-ciri karakter anak? Lima Ciri Kepribadian pada Anak Seperti temperamen, ciri kepribadian telah dijelaskan dengan berbagai cara oleh peneliti yang berbeda. Salah satu teori kepribadian yang terkemuka memusatkan perhatian pada lima ciri kepribadian utama berupa: Keteraturan (Conscientiousness) Seseorang yang cenderung tepat waktu, bertanggung jawab, dan bekerja menuju tujuan jangka panjang dengan sedikit pengawasan. Kebajikan (Agreeableness) Seseorang yang menyenangkan, bersosialisasi positif, membantu orang lain, dan berkolaborasi baik dalam situasi kelompok. Keterbukaan terhadap Pengalaman (Openness to Experience) Orang yang kreatif, fleksibel, penasaran, dan berani. Neurotisme (Neuroticism) Seseorang yang cenderung mengalami kondisi emosional negatif secara teratur. Ekstroversi (Extroversion) Seseorang yang mendapatkan energi dari interaksi sosial.
-
Apa dampak kekerasan pada anak? Menurut American Psychological Association (APA), anak-anak yang mengalami kekerasan lebih rentan terhadap depresi, kecemasan, agresi, dan perilaku antisosial di kemudian hari.
-
Bagaimana mengatasi sifat keras anak pertama? Pasangan mungkin cenderung keras pada diri sendiri, perfeksionis, dan cemas tentang ekspektasi, sehingga mereka mungkin mengalami kesulitan untuk bersantai dan menikmati momen tanpa sebuah tekanan.
Menurutnya saat ini terdapat banyak kepercayaan menyesatkan yang dipercaya oleh orang tua terkait dengan perawatan anak. Misalkan adalah memberikan anak ruangan sendiri, menghukum dengan mengunci anak di kamar, serta kepercayaan bahwa terlalu cepat merespon tangisan bayi akan memanjakan mereka.
Metode tersebut diperkirakan menyebabkan rasa cemas dan depresi pada anak di segala usia. Kemudian akan meningkatkan perilaku agresif, tidak patuh, serta menurunkan rasa simpati mereka pada orang lain.
Saat ini juga banyak orang tua yang tidak menggendong anaknya. Mereka meletakkan anak di kereta bayi, atau menempatkan mereka di tempat duduk bayi. Bahkan saat ini jumlah ibu yang menyusui bayi mereka secara eksklusif juga sudah berkurang.
Ilmuwan menjelaskan bahwa adanya sentuhan yang konstan dari orang tua sangat mempengaruhi perkembangan kesadaran anak. Sentuhan orang tua juga berkaitan dengan cara bayi mengatasi stres, serta mengembangkan kontrol diri dan empati.
Tak hanya masalah membiarkan bayi menangis, mengatur jam senggang anak-anak, seperti menyuruh mereka ikut les piano, sepak bola, balet, atau olahraga lainnya juga mempengaruhi perkembangan emosional anak. Dibanding anak yang memiliki jadwal ketat, anak yang bebas bermain di waktu senggangnya memiliki tingkat kreativitas, kemampuan bersosialisasi, dan kontrol diri yang lebih baik.
Membiarkan anak diasuh selain oleh orang tua, misalkan menitipkan anak pada paman, bibi, kakek, nenek, babysitter, atau teman juga bisa mempengaruhi IQ, rasa percaya diri, dan empati anak ketika dewasa. (mdk/kun)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meskipun terlihat seperti bentuk kasih sayang, memanjakan anak secara berlebihan dapat memberikan dampak negatif pada perkembangan mereka di masa depan.
Baca SelengkapnyaAnak-anak yang sering mengalami teriakan dari orangtua cenderung mengalami gangguan mental seperti kecemasan, depresi, dan stres.
Baca SelengkapnyaBanyak orangtua yang membentak dan meneriaki anak untuk mendisiplinkan buah hati. Hal ini ternyata perlu dihindari dan bisa berdampak buruk pada buah hati.
Baca SelengkapnyaBentakan terhadap anak dapat menyebabkan beberapa dampak negatif. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan metode pengasuhan yang positif.
Baca SelengkapnyaMunculnya perilaku agresif pada seorang anak bisa terjadi karena sejumlah kesalahan parenting yang dilakukan orangtua.
Baca SelengkapnyaSikap orangtua yang terlalu otoriter, memberikan terlalu banyak perhatian, atau tidak mendukung pendidikan dapat mengurangi kecerdasan anak.
Baca SelengkapnyaOverparenting atau terlalu mengendalikan anak bisa dikenali tandanya melalui berbagai hal.
Baca SelengkapnyaMenyindir anak terkait hal yang mereka lakukan bisa menimbulkan dampak buruk dalam pola pengasuhan yang dilakukan.
Baca SelengkapnyaKetika orangtua memiliki pandangan toxic masculinity, hal ini bisa berdampak buruk pada perkembangan anak.
Baca SelengkapnyaFaktanya, hukuman fisik seperti memukul tidak bisa dijadikan satu alat untuk bisa membuat perilaku anak berubah.
Baca SelengkapnyaPerilaku orangtua yang kasar dan sering membandingkan anak dengan orang lain dapat menghancurkan kepercayaan diri si anak.
Baca SelengkapnyaSejumlah gaya parenting atau pengasuhan bisa memberi dampak negatif pada perkembangan anak.
Baca Selengkapnya