Bocah 6 tahun mendadak lumpuh karena terserang Guillain-Barre Syndrome
Merdeka.com - Arjuna Arya Atarahman, sebelumnya bocah tersebut sama seperti anak seusianya. Bocah 6 tahun tersebut biasanya bermain bersama teman-temannya. Dia juga dikenal lincah dan sangat aktif. Namun semua berubah sejak pada suatu hari mengeluh tidak bisa menggerakkan badannya kepada kedua orang tuanya.
Kamis, 7 Juni 2018 yang lalu, Arjuna Arya dibawa ke RSUD Majalaya, Kabupaten Bandung. Setelah keluhan itu, kondisi Arjuna Arya malah semakin memburuk. Pihak RSUD Majalaya lalu merujuk Arjuna Arya ke RSUP Hasan Sadikin Bandung siang harinya. Ketika diperiksa oleh dokter ternyata Arjuna Arya mengidap Guillain-Barre Syndrome (GBS).
-
Apa itu penyakit langka? Penyakit langka adalah penyakit yang jumlah penderitanya sangat sedikit, yaitu kurang dari lima orang dari 100.000 orang penduduk.
-
Siapa yang terkena dampak penyakit? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
-
Siapa yang berisiko terkena GBS? GBS lebih berisiko terjadi pada individu dengan kelainan genetik tertentu, khususnya yang berkaitan dengan gen di susunan saraf perifer.
-
Apa jenis disabilitas yang ditimbulkan oleh GBS? Sindrom ini dapat menyebabkan disabilitas fisik yang serius. GBS merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang saraf, yang dapat mengakibatkan kelemahan, mati rasa, atau bahkan kelumpuhan.
-
Di mana penyakit ini terjadi? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
-
Apa saja penyakit yang buat tubuh mudah lelah? Tubuh yang mudah lelah dapat disebabkan oleh berbagai masalah. Dan masalah ini bisa berupa penyakit kronis atau hanya kondisi ringan. 10 Penyakit yang Sebabkan Tubuh Mudah Lelah, Mulai dari Anemia hingga Jantung Kelelahan adalah masalah umum yang sering diabaikan, namun bisa menjadi indikator dari kondisi medis yang mendasarinya.
Guillain-Barre Syndrome ©2018 liputan6.com
Hati kedua orangtua Arjuna Arya pun langsung hancur begitu dokter memvonis anak tunggal mereka terserang penyakit langka GBS, sebuah penyakit yang mengacaukan kerja sistem kekebalan tubuh mandiri (auto-immune disease).
GBS merupakan salah satu penyakit langka di mana sistem kekebalan tubuh menyerang saraf. Hal ini mengakibatkan ia mengalami kelumpuhan total. Karena penyakit ini langka, kedua orangtua Arjuna Arya pun sama sekali tidak tahu-menahu soal penyakit tersebut.
"Saya baru dengar istilah penyakitnya itu GBS dari dokter saja. Terserangnya baru pertama kali dengan kondisi kakinya sudah lemas," kata Apit ketika dihubungi Liputan6.com, Senin, 9 Juli 2018.
Saat ini, Arjuna Arya masih berbaring di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSUP Hasan Sadikin. Berdasarkan diagnosis dokter, jantung serta organ tubuh lain Arjuna Arya sehat. Hanya saja, karena virus ini, hampir seluruh organ tubuh bocah yang sudah naik kelas 2 SD itu tidak bisa bekerja.
"Untuk bernapas masih agak sulit karena paru-paru Arya tidak bisa bekerja sendiri. Semuanya dibantu oleh ventilator," ujar Apit.
Selama di RSUP Hasan Sadikin, Arjuna Arya telah menjalani pengobatan Plasmapheresis atau proses pemisahan plasma dari sel-sel darah selama lima kali, tetapi belum ada perubahan kondisi pada diri Arya. Selama 12 hari pertama, ia masih sadar. Namun sejak hari ke-13 hingga Senin masih dalam keadaan koma. Hingga saat ini dokter masih meninjau kondisi Arya setelah pengobatan Plasmapheresis.
Biaya Lewat Jalur Umum
Guillain-Barre Syndrome ©2018 liputan6.com
Ayah Arjuna Arya adalah guru honorer di MTS Ar-Rohman, Jalan Nengta, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung. Dengan penghasilan yang ada, Apit merasa sudah kesulitan membiayai pengobatan putra pertama mereka.
"Penghasilan saya dari guru honorer Rp 600.000, istri saya ibu rumah tangga," ucap Apit.
Meski demikian, Apit bersama istri dan keluarga akan melalukan segala hal asalkan rumah sakit tidak menghentikan alat bantu itu ke tubuh Arjuna Arya. Termasuk mencoba mendapatkan bantuan lewat kitabisa.com.
Di laman https://m.kitabisa.com/aryamelawangbs, Atip menjelaskan bahwa selama ini pengobatan Arjuna Arya menggunakan jalur umum karena awalnya Arjuna Arya tidak memiliki BPJS.
"Setelah Arya dirawat, saya segera mengurus pembuatan BPJS namun karena saat awal masuk Arya lewat jalur umum, maka BPJS tersebut tidak bisa digunakan. Saat pendaftaran awal kami sudah melampirkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dan akan mendapatkan bantuan dana Rp 5 juta. Namun, terdapat kendala administrasi, sehingga kami belum mendapatkan bantuan dana tersebut," tulis Apit di laman tersebut.
Lebih lanjut warga menuturkan, hingga saat ini biaya pengobatan Arjuna Arya sudah melebihi Rp 100 juta, di mana biaya Plasmapheresis sebesar Rp 50 juta, biaya obat-obatan dari depo sebesar Rp 50 juta, dan biaya ruang PICU selama 24 hari kurang lebih sebesar Rp 62 juta.
"Biaya rumah sakit begitu besar untuk kami, dan kami merasa kesusahan. Keadaan anak saya pun masih koma dan tentunya biaya yang dibutuhkan akan terus bertambah," tutur Apit.
Warga Kampung Campaka, Desa Pangguh, Kecamatan Ibun ini mengaku bersyukur atas unggahannya di laman kitabisa.com, sudah banyak orang yang berempati pada keluarganya. Hingga Senin malam, donasi yang tertera di laman tersebut mencapai Rp 220 juta.
"Saya berharap sekali atas bantuannya karena sekali lagi semua sudah diusahakan. Kami sekeluarga berterima kasih untuk donasi yang sudah diberikan," ucap Apit.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Mungkin banyak diantara anda yang masih belum tahu tentang penyakit langka Guillain-Barre Syndrome ini. Penyakit ini menyerang sistem kekebalan tubuh secara total, dan pada akhirnya korban akan lumpuh total juga.
Sumber: Liputan6.com (mdk/mg2)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jika Anda mencurigai anak Anda menderita TBC, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah berusia enam tahun berinisial AN tewas pasca-digigit anjing rabies di Desa Hikong, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca SelengkapnyaKeluarga memilih agar korban menjalani rawat jalan sebelum meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaLupus merupakan penyakit jangka panjang (kronis). Penyakit ini mempengaruhi setiap orang secara berbeda, termasuk anak-anak.
Baca SelengkapnyaKondisi siswa SMP, F (12) yang menjadi korban bullying saat bersekolah di SDN Jatimulya 09, Tambun Selatan terus menurun sebelum akhirnya meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPenyakit polio masih menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah.
Baca SelengkapnyaDBD menjangkiti kelompok usia produktif dan paling banyak terjadi di usia anak-anak.
Baca SelengkapnyaPolio bisa menginfeksi anak lewat berbagai cara. Dengan mengetahui cara penularan polio ini, orang tua bisa mewaspadai apa saja yang berisiko untuk anaknya.
Baca SelengkapnyaRemaja di Massachusetts cenderung menolak tawaran makanan sehat dari orang tua mereka dan lebih memilih untuk mengonsumsi junk food.
Baca SelengkapnyaDisebut-sebut bullying dialami korban terjadi saat masih duduk di sekolah dasar.
Baca SelengkapnyaPolio pada anak adalah masalah kesehatan yang serius yang harus diwaspadai oleh setiap orang tua. Penyakit ini menyerang saraf pusat dan menyebabkan lumpuh.
Baca SelengkapnyaViral Bayi Meninggal Pascaimunisasi di Sukabumi, Ini Kronologinya Menurut Kemenkes
Baca Selengkapnya