Bongkar 3 mitos tentang kanker otak
Merdeka.com - Memiliki kanker otak adalah hal yang menakutkan dan mengerikan bagi orang yang mengalaminya. Selain kanker otak mempengaruhi bagian penting tubuh, masih banyak hal yang tak diketahui tentang kanker ini.
Beberapa mitos tentang kanker otak bahkan telah berkembang dan dipercaya oleh banyak orang. Berikut adalah beberapa mitos kanker otak yang banyak dipercaya, seperti dilansir oleh Everyday Health (11/04/11).
#1Mitos: Kanker otak bisa disebabkan oleh pemanis buatanFakta: Banyak artikel online dan situs yang mengklaim bahwa pemanis buatan, terutama aspartame, berkaitan dengan kanker otak. Hal ini berkaitan dengan penelitian pada tahun 1996 yang menunjukkan bahwa pengenalan pemanis buatan memicu kenaikan angka kasus tumor otak antara tahun 1975 - 1992. Meski begitu, faktanya menurut National Cancer Institute, kenaikan kasus kanker otak telah lama dimulai sebelum adanya pengenalan terhadap pemanis buatan.
-
Kenapa mitos itu tidak benar? Namun, ini adalah mitos yang tidak didukung oleh fakta ilmiah.
-
Apa itu mitos? Pada umumnya, Cremers mendefinisikan mitos sebagai cerita atau narasi yang berasal dari tradisi lisan dan memiliki unsur magis atau keajaiban.
-
Mengapa mitos 10% otak populer? Sumber mitos ini tidak sepenuhnya jelas, namun ada beberapa teori yang dapat menjelaskannya. William James, seorang psikolog dan penulis ternama, pernah menyatakan dalam sebuah artikel di Science pada tahun 1907 bahwa manusia hanya menggunakan sebagian kecil dari kemampuan mentalnya.
-
Apa arti 'mitos' sebenarnya? Mite atau mitos adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Yunani muthos yang secara harfiah bermakna sebagai cerita atau sesuatu yang dikatakan orang. Dalam arti yang lebih luas bisa bermakna sebagai suatu pernyataan, di samping itu mitos juga dipadankan dengan kata mythology dalam bahasa Inggis yang memiliki arti sebagai suatu studi atas mitos atau isi mitos.
Hingga saat ini tak ada bukti yang jelas apakah pemanis buatan berkaitan dengan kanker otak. Meski begitu, ini bukan berarti Anda bebas menggunakan pemanis buatan. Anda juga harus tetap mewaspadai penggunaannya karena bisa menyebabkan penyakit lainnya.
#2Mitos: Pewarna rambut bisa menyebabkan kanker otakFakta: Pewarna rambut memang mengandung bahan kimia yang bisa beracun bagi kesehatan. Penelitian pada tahun 2004 mengungkap bahwa wanita yang menggunakan pewarna rambut secara reguler memiliki kemungkinan lebih besar terkena kanker. Meski begitu, faktanya perusahaan pewarna rambut telah menghilangkan bahan berbahaya sejak tahun 1970, sehingga pewarna rambut yang ada saat ini lebih aman.
Selain itu, sebuah penelitian tahun 2007 mengungkap bahwa tak ada bukti yang jelas mengenai kaitan pewarna rambut dengan munculnya tumor serta kanker otak.
#3Mitos: Microwave bisa memicu kanker otakFakta: Microwave disebut bisa menyebabkan kanker otak. Hal ini dikaitkan dengan radiasi elektromagnetik yang dihasilkan oleh microwave. Padahal radiasi elektromagnetik yang dikeluarkan oleh microwave cukup kecil dan jauh dari radiasi sejenis sinar X. Ini berarti radiasi yang dihasilkan tak cukup kuat untuk bisa mengubah struktur molekul atau atom dalam tubuh.
Selain itu, dengan penggunaan yang baik, radiasi elektromagnetik yang ditimbulkan oleh microwave tak akan sampai bocor ke luar dan mempengaruhi penggunanya. Peneliti juga tak menemukan adanya bukti bahwa microwave berkaitan dengan kanker otak.
#4Mitos: Semua pasien kanker otak memiliki gejala yang samaFakta: Setiap pasien kanker otak memiliki gejala sendiri-sendiri yang bisa jadi berbeda, bergantung pada diagnosis yang mereka alami. beberapa orang tak menunjukkan gejala, sementara orang lainnya memiliki gejala yang sangat parah ketika didiagnosis. Sementara ada juga pasien kanker otak yang tak merasakan apapun dan merasa baik-baik saja, namun mengalami diagnosis yang parah.
#5Mitos: Tumor otak yang tidak ganas tak butuh kemoterapiFakta: Meski kemoterapi memang tak harus selalu dilakukan, namun beberapa jenis tumor jinak pada otak terkadang juga harus dirawat menggunakan kemoterapi. Hal ini berbeda-beda, bergantung pada kondisi pasien, besar, dan letak tumor tersebut.
Itulah beberapa mitos yang dipercaya oleh banyak orang mengenai kanker otak. Sebaiknya jangan mencari informasi berdasarkan pengetahuan umum atau internet. Bertanya pada dokter dan mendapatkan pendapat kedua dari orang yang mengerti mengenai kanker otak lebih baik daripada mempercayai mitos-mitos itu begitu saja. (mdk/kun)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam unggahan yang beredar disebutkan bahwa lele mengandung 3.000 sel kanker. Benarkah?
Baca SelengkapnyaHingga saat ini tingkat kesembuhan pasien kanker anak di Indonesia hanya 45 persen. Jauh di bawah negara maju yang di kisaran 70-80 persen.
Baca SelengkapnyaPerlu dipahami sudut pandang Islam tentang mitos foto bertiga.
Baca SelengkapnyaSejumlah mitos kesehatan muncul sejak masa lalu dan masih banyak dipercaya hingga masa kini.
Baca Selengkapnyaenelitian terbaru yang ditinjau oleh WHO menunjukkan tidak ada bukti bahwa radiasi gelombang radio dari ponsel berhubungan dengan risiko kanker otak.
Baca SelengkapnyaMasih banyak mitos kanker beredar di masyarakat yang belum terbukti kebenarannya, namun dipercaya
Baca SelengkapnyaSejumlah masyarakat di Indonesia memiliki mitos kesehatan yang aneh dan tidak terbukti secara ilmiah.
Baca SelengkapnyaSelama ini, penggunaan smartphone kerap dianggap bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Penelitian terbaru WHO ungkap dampaknya terhadap otak.
Baca SelengkapnyaBanyak anggapan tentang kolesterol yang sebenarnya hanya mitos.
Baca SelengkapnyaSalah satunya mitos ketombe bisa menular ke orang lain. Apakah benar demikian?
Baca SelengkapnyaBanyak orang percaya bahwa otak manusia hanya digunakan sebesar 20 persen. Walau begitu, benarkah hal ini?
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai mitos kulit ular yang perlu dipahami penjelasan faktanya.
Baca Selengkapnya