Buka Masker saat di Pesawat Bisa Tingkatkan Risiko Penularan Covid-19
Merdeka.com - Libur akhir tahun menjadi waktu yang dinantikan banyak orang melakukan perjalanan baik domestik maupun luar negeri. Moda transportasi pesawat adalah pilihan terutama bagi yang ingin melakukan perjalanan jauh.
Namun, kala pandemi seperti ini perjalanan menggunakan pesawat terbang perlu memperhatikan beberapa hal. Seperti yang diungkapkan oleh Prof Tjandra Yoga Aditama, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), membuka masker dan makan sambil berbincang saat berada di pesawat bisa meningkatkan risiko penularan covid-19.
"Membuka masker dan makan sambil banyak bercakap-cakap tentu meningkatkan risiko penularan pula jadinya, walaupun pesawat sudah dilengkapi dengan hepa filter dan lainnya," jelasnya seperti dikutip dari Antara.
-
Kenapa pakai masker penting? Masker bisa mencegah penyakit-penyakit tersebut karena masker berfungsi sebagai penghalang fisik yang mengurangi kontak langsung antara droplets atau tetesan cairan yang keluar dari mulut dan hidung seseorang dengan orang lain.
-
Bagaimana cara menggunakan masker? Masker sebaiknya digunakan sekitar 1-3 kali seminggu, tergantung jenis kulit. Misalnya, masker clay cocok untuk kulit berminyak dan sebaiknya digunakan setelah toner. Sementara sheet mask bisa diterapkan setelah toner tetapi sebelum serum untuk memberikan hidrasi tambahan.
-
Kapan sebaiknya menggunakan masker? Gunakan masker ini secara rutin untuk mendapatkan kulit yang cerah.
Beberapa maskapai penerbangan untuk rute perjalanan tertentu biasanya akan membagikan makanan dan minuman bagi penumpang. Namun, saat pandemi seperti sekarang ini, pada umumnya mereka akan menyematkan pesan berisi ajak untuk tidak menyantap makanan dan minuman tersebut di dalam pesawat.
Pesan tersebut juga menyampaikan agar penumpang membawa pulang hidangan yang mereka bagikan. Meski begitu, Prof Tjandra tidak menyalahkan bagi mereka yang tetap membuka dan menyantap makanan dan minuman tersebut di dalam pesawat.
Profesor yang juga menjabat sebagai Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini juga menyarankan untuk bepergian dengan aman seiring melandainya kasus covid-19. Perlu banyak penyesuaian yang dilakukan dalam pola kehidupan baru hidup berdampingan dengan covid-19 ini.
"Kita semua perlu belajar menyesuaikan diri, baik masyarakat luas maupun para petugas dan penentu kebijakan publik," jelasnya.
Aturan swab antigen beberapa hari sebelum berangkat dan ketika akan pulang harus menjalani tes PCR, merupakan syarat utama bagi mereka yang akan melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat. Tes PCR menurut Tjandra adalah gold standard dengan tingkat akurasi yang paling tinggi. Dalam artian, hasil negatif dari tes PCR memberikan rasa aman yang lebih tinggi untuk menekan risiko penularan covid-19.
Tjandra tidak menyarankan penumpang transportasi umum terutama pesawat untuk membuka masker saat pemeriksaan kartu tanda penduduk (KTP) dan tiket pesawat. Walaupun kadang diminta oleh petugas untuk memeriksa apakah wajah sesuai dengan kartu pengenal.
"Membuka masker walaupun sebentar tentu membuat risiko untuk terjadinya penularan. Baiknya keharusan membuka masker ini tidak perlu dilakukan," tutupnya.
(mdk/ttm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sering dianggap sopan dan bersih, nyatanya menutup mulut dan hidung sangat bersin dapat membahayakan diri.
Baca SelengkapnyaMenggunakan masker adalah langkah pencegahan, bukan hanya untuk COVID-19, tapi juga berbagai macam virus lainnya.
Baca SelengkapnyaBandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaDroplet adalah tetesan kecil dari batuk atau bersin yang mengandung berbagai mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit.
Baca SelengkapnyaBeberapa maskapai memiliki kebijakan ketat mengenai bulu di wajah.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya kasus cacar monyet atau MPOX di sejumlah negara, BBKK Soekarno-Hatta bersama Angkasa Pura meningkatkan pengawasan penumpang dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaSterilisasi yang dilakukannya dengan cara penyemprotan cairan disinfeksi khusus di area pesawat sesuai dengan standar operasional dan prosedur yang berlaku.
Baca SelengkapnyaPengguna Mass Rapid Transit (MRT) kini dibebaskan untuk tidak menggunakan masker.
Baca SelengkapnyaPolusi Udara Jakarta berada pada fase terburuk dan memicu berbagai penyakit
Baca SelengkapnyaRisiko ISPA semakin meningkat di tengah polusi udara kota yang buruk..
Baca Selengkapnya