Bukan misteri, ini penjelasan mengapa tawa bisa menular
Merdeka.com - Terkadang ketika kita melihat dua orang yang sedang tertawa menanggapi sebuah lelucon yang sebenarnya sedang tidak kamu dengarkan, namun kita tetap tertawa. Kita tak tahu menertawakan apa, namun kita tetap tertawa.
Berdasarkan hasil penelitian, memang benar bahwa tertawa itu menular. Otak kita akan segera merespon suara tertawa dan memerintahkan otot-otot di wajah kita untuk ikut bergembira.
Sophie Scott, seorang ahli saraf di University College London, menyatakan bahwa ketika kita berbicara kepada seseorang, seringkali kita meniru perilakunya, meniru kata yang dipakainya, bahkan meniru gestur yang dipakainya. Dan hal tersebut ternyata juga bekerja pada tawa juga.
-
Apa yang terjadi di otak saat kita tertawa? Dalam penelitiannya terdapat sejumlah data yang dihasilkan mengenai bagaimana jenis lelucon yang menginduksi otak manusia.
-
Apa arti tertawa bagi orang? Tertawa bagi banyak orang merupakan cara mengekspresikan rasa bahagia atas pencapaian tertentu. Dengan tertawa pun juga bisa menjadi tanda seseorang selalu bersyukur. Seseorang yang mudah tertawa kerap terlihat positif dalam segala suasana. Alasannya karena tidak ada rasa khawatir akan segala sesuatu dan yakin akan ada hikmah atau pelajaran serta hal baik di setiap peristiwa.
-
Bagaimana tubuh kita merespon ketakutan? Saat kita merasa terancam, otak memulai reaksi berantai. Amygdala, bagian otak yang bertanggung jawab atas persepsi rasa takut, mengirim sinyal ke hipotalamus, yang kemudian mengatur kimia tubuh dan otak.
-
Bagaimana cara tubuh bereaksi saat kita marah? Dalam waktu tiga detik, tubuh masuk ke mode 'fight or flight' atau 'melawan atau lari.' Sistem saraf kita menjadi lebih waspada, detak jantung meningkat, tekanan darah naik, dan produksi hormon adrenalin melonjak.
-
Mengapa semua orang tertawa? Prabowo pun menanggapi dengan celetukan yang membuat semua orang, termasuk Kaesang, langsung tertawa.
-
Bagaimana tubuh bereaksi saat orang malu? Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Science menemukan bahwa orang yang merasa malu lebih cenderung memerah dan berkeringat daripada orang yang tidak merasa malu.
Hal ini tak selalu bekerja kepada orang lain, namun otak kita akan selalu merespon tawa dengan tawa pula. Kemampuan kita dalam menahannya ataupun meneruskan impuls tersebut jadi perilaku lain tentu berbeda di setiap orang.
Scott dan beberapa peneliti yang lain melakukan penelitian dengan mengukur respon yang dirasakan oleh partisipan dengan alat pemindai otak fMRI. Beberapa suara seperti suara tertawa dan suara teriakan kejayaan, adalah suara yang positif. Sedangkan suara teriakan serta suara muntah, adalah hal suara yang negatif.
Semua suara tersebut memicu respon di premotor cortical region dari otak, yang secara otomatis mengirim perintah ke otot wajah untuk bereaksi atas suara tersebut.
Respon ini akan makin tinggi kepada suara yang positif, yang berarti suara positif lebih menular ketimbang negatif. Hal ini menjelaskan mengapa kita seketika ikut tertawa jika seseorang tertawa.
Para peneliti juga menguji pergerakan dari otot wajah, ketika diperdengarkan suara tersebut. Jadi seseorang lebih cenderung tersenyum ketika mereka mendengarkan tawa, namun mereka tidak membuat ekspresi tersedak ketika mereka mendengar suara muntahan. Hal ini menunjukkan bahwa otak kita menghindari emosi negatif yang datang melalui suara.
Berdasarkan penelitian ini, Scott percaya bahwa menularnya tawa adalah faktor sosial yang sangat penting di masyarakat. Para peneliti juga percaya bahwa nenek moyang manusia telah mempraktikkan hal ini, yakni tertawa di dalam sebuah kelompok, sebelum mereka menemukan bahasa.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketahui fakta orang yang mudah tertawa berikut ini, ternyata ada alasan di baliknya.
Baca SelengkapnyaTernyata humor memiliki pengaruh kepada neuron pada otak manusia. Salah satunya seperti ini.
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai fakta psikologi yang menarik untuk disimak.
Baca SelengkapnyaBermain tebak-tebakan lucu banget dapat membantu meredakan stres.
Baca SelengkapnyaMerasa sangat gemas dengan bayi hingga ingin menggigit atau memeluk erat ini biasa dikenal sebagai cute agression.
Baca SelengkapnyaSadar atau tidak, ternyata mata akan tertutup secara otomatis ketika seseorang bersin.
Baca SelengkapnyaTernyata ada penjelasan ilmiah yang menyebabkan menguap itu menular.
Baca Selengkapnya