Dampak dari Kekerasan Seksual Bisa Sangat Bervariasi untuk Setiap Orang
Merdeka.com - Kekerasan seksual yang dialami bisa memiliki berbagai dampak pada korban. Hal ini bisa berdampak pada fisik serta berkontribusi dalam merusak kesehatan psikologis korban.
Kekerasan seksual adalah segala bentuk atau percobaan untuk melakukan aktivitas, kata-kata, atau cumbuan seksual yang tidak diinginkan.
Termasuk perdagangan seksualitas seseorang menggunakan paksaan, ancaman, atau paksaan fisik oleh siapa pun, apa pun hubungannya dengan korban kekerasan seksual tidak terbatas hanya di rumah atau di tempat kerja.
-
Apa bentuk kekerasan seksualnya? 'Keluarga korban direlokasi, namun untuk mempersiapkan tersebut korban masih tinggal dengan pamannya. Pada kesempatan itu pamannya tersebut itu melakukan kekerasan seksual kepada yang bersangkutan itu sebanyak 4 kali. Sehingga mengakibatkan korban hamil dan saat ini korban sudah melahirkan,' kata Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto melanjutkan.
-
Apa dampak kekerasan pada anak? Menurut American Psychological Association (APA), anak-anak yang mengalami kekerasan lebih rentan terhadap depresi, kecemasan, agresi, dan perilaku antisosial di kemudian hari.
-
Bagaimana perundungan memengaruhi kesehatan mental? Alih-alih memperkuat mental, perundungan dapat menimbulkan trauma, kecemasan, depresi, dan rasa tidak berharga pada korban.
-
Siapa yang beresiko mengalami masalah karena kekerasan? Anak-anak yang mengalami atau menyaksikan kekerasan, trauma, pelecehan, atau penelantaran cenderung mengalami kesulitan kognitif di satu atau lebih bidang dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengalami hal-hal tersebut.
-
Siapa yang terlibat dalam kekerasan jangka panjang? Cedera akibat mata panah juga sangat terkait dengan kerangka laki-laki, menunjukkan kaum pria lebih sering terlibat dalam kekerasan jangka panjang dibandingkan perempuan.
-
Apa dampak dari kekerasan di lingkungan sekolah? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
Menurut psikolog klinis dari Yayasan Pulih, Noridha Weningsari, kekerasan seksual dapat membawa dampak jangka pendek maupun jangka panjang bagi korban. Mulai dari dampak pada perilaku sosial, kesehatan reproduksi, fisik, dan psikologis.
Dampak perilaku sosial dapat ditandai dengan menarik atau mengurung diri, takut dengan laki-laki, lebih diam, terus terlibat dalam relasi berkekerasan, dan lain-lain.
“Korban sangat mungkin mengalami kekerasan seksual di relasi yang baru karena konsep diri yang lemah dan tidak berdaya masih tertanam dalam dirinya,” ujar Noridha dalam webinar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA).
Sedangkan dampak psikologis kekerasan seksual dapat berupa trauma, stres, depresi, kecemasan, melukai diri, distorsi kognitif, pikiran berulang mengenai kejadian, menyalahkan diri, konsep diri negatif, dan lain-lain.
“Perlu dipahami, dampak dari kekerasan seksual itu sangat bervariasi bagi setiap orang, sangat berbeda dan tidak bisa terlihat saat itu juga,” kata Noridha.
Aspek Kesehatan Reproduksi Korban Kekerasan Seksual
Dalam aspek kesehatan reproduksi, kekerasan seksual dapat meningkatkan risiko kehamilan, HIV/AIDS, masalah atau gangguan ginekologi (penyakit reproduksi wanita), aborsi, keguguran, dan lain-lain.
Di sisi lain, dampak fisik yang dapat dialami oleh korban kekerasan seksual di antaranya luka, cacat, nyeri kronis, psikosomatis, gangguan pencernaan, gangguan ekskresi bahkan kematian.
“Dampak dari kekerasan ini memengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan seorang individu.”
Catatan tahunan Komnas Perempuan terkait kasus kekerasan seksual di ranah personal menunjukkan ada 1.815 kasus kekerasan dalam pacaran dan 1.320-nya adalah kekerasan seksual.
Terdapat hal yang bisa dilakukan agar tidak terjadi kekerasan seksual ini. Hal ini bisa dengan mencari akses pengetahuan tentang kekerasan seksual serta membangun batasan dalam hubungan pacaran atau relasi romantis.
Reporter: Ade Nasihudin Al AnsoriSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KDRT merupakan masalah yang masih terus terjadi hingga saat ini. Ketahui sejumlah dampak dan bahayanya.
Baca SelengkapnyaKDRT bukan sebatas kekerasan fisik saja, tetapi juga mencakup kekerasan emosional, seksual, hingga finansial.
Baca SelengkapnyaKetika anak menyaksikan orangtua melakukan KDRT terutama berulang, hal ini bisa timbulkan dampak psikologis pada mereka.
Baca SelengkapnyaBullying memberikan dampak negatif jangka panjang pada korbannya, dan menjadi masalah umum di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaKata-kata poster anti narkoba memainkan peran krusial dalam kampanye pencegahan penyalahgunaan narkoba.
Baca SelengkapnyaDeretan kasus di atas hanya segelintir. Tentu kondisi tersebut sungguh miris. Pelajar seorang tak lagi menunjukkan sikap sebagai seorang anak terpelajar.
Baca SelengkapnyaBerikut penyebab KDRT yang sering menjadi pemicunya.
Baca SelengkapnyaIni mempertimbangkan kerugian dan dampak negatif yang dialami korban dan tidak jarang bersifat permanen.
Baca SelengkapnyaPolitisi Rieke DIah Pitaloka bahas soal korban KDRT yang memutuskan kembali ke pasangannya.
Baca SelengkapnyaTrauma perlu segera ditangani dengan untuk meminimalisir berbagai dampak.
Baca SelengkapnyaBullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk fisik, verbal, atau perilaku sosial yang merugikan korban.
Baca SelengkapnyaKorban diperkosa saat membeli jajan di toko milik pelaku
Baca Selengkapnya