Demi Kesehatan Mental, Kita Tak Butuh Lima Hari Kerja Melainkan Lima Hari Libur
Merdeka.com - Hari libur merupakan waktu yang ditunggu setelah menjalani pekan yang sangat berat. Saat ini sebagian tempat kerja sudah menerapkan lima hari kerja dalam seminggu. Namun ternyata itu tak cukup, bekerja lima hari seminggu dapat membuat tenagamu terkuras dan membuatmu enggan bersosialisasi.
Tekanan dan stres juga menambah masalah yang kamu miliki dan dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Jam kerja panjang yang dipadukan dengan faktor lain bisa menimbulkan sejumlah masalah kesehatan dan mental.
Dilansir dari Medical Daily, sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa dibutuhkan hari kerja yang lebih sedikit saat ini. peneliti dari University of Cambridge dan University of Salford menemukan berapa lama waktu yang tepat untuk menjaga kondisi karyawan.
-
Kenapa stres di tempat kerja bisa membahayakan kesehatan mental? Hubungan antara stres di tempat kerja dan kesehatan mental sangatlah kompleks. Lingkungan kerja yang mendukung dan sehat dapat membantu meningkatkan kesejahteraan mental para karyawan. Sebaliknya, lingkungan yang penuh tekanan dapat memperburuk kondisi mental.
-
Mengapa beban kerja berlebihan bisa picu stres? Salah satu penyebab utama stres kerja adalah beban kerja yang berlebihan. Ketika karyawan dihadapkan pada jumlah tugas yang tidak realistis atau tenggat waktu yang terlalu ketat, mereka sering merasa tertekan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas yang diharapkan. Beban kerja yang tinggi dapat membuat seseorang merasa kewalahan dan tidak mampu mengatasi semua tanggung jawab yang diberikan, yang pada akhirnya meningkatkan tingkat stres.
-
Apa yang bisa menyebabkan tingkat stres yang tinggi? Tekanan dan tuntutan dalam hidup dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi.
-
Apa dampak buruk stres pada kesehatan fisik? Salah satu dampak terbesar dari stres adalah gangguan pada kesehatan fisik. Faktanya, stres kronis dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti sakit kepala dan migrain, gangguan pencernaan, hingga peningkatan risiko penyakit jantung. Selain itu, adanya stres ini juga mampu memperlambat pemulihan di kala kamu sedang menderita suatu penyakit.
-
Kenapa stres akibat kerja bisa mengganggu produktivitas? Gejala-gejala tersebut, menurutnya, dapat berdampak pada penurunan tingkat produktivitas.
-
Kapan stres di tempat kerja bisa menimbulkan penyakit? Paparan stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. 'Paparan stres yang berkelanjutan meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami gangguan tidur, tekanan darah tinggi, dan kenaikan berat badan,' ujar Tilwe.
Temuan yang dipublikasikan di jurnal Social Science and Medicine ini menunjukkan bahwa orang yang bekerja delapan jam atau kurang setiap minggu mengalami risiko masalah mental menurun sebanyak 20 persen.
"Kita sudah memiliki panduan dosis tepat untuk berbagai macam hal mulai vitamin C hingga jam tidur untuk membuat diri merasa lebih baik. Namun ini pertama kalinya dilakukan penelitian mengenai pekerjaan," ungkap Brendan Burchell, sosiologis dari Cambridge University.
"Kami memiliki temuan berapa lama jam kerja yang dibutuhkan untuk mendapat manfaat psikososial bagi karyawan dan jumlahnya ternyata sedikit," sambungnya.
Burchell dan timnya menyarankan agar orang-orang seharusnya hanya bekerja selama satu hari dalam seminggu. Jumlah ini disebut sebagai dosis efektif untuk menjaga kesehatan mental. Bekerja lebih lama dibanding waktu yang disarankan menunjukkan efek kecil pada seseorang.
Temuan ini muncul dari analisis mengenai bagaimana jam kerja mempengaruhi kesehatan mental dan kepuasan hidup pada lebih dari 70.000 orang di Inggris. Penelitian dilakukan mulai tahun 2009 hingga 2018.
Agar bisa mempersingkat pekan kerja, tim peneliti menyarankan agar perusahaan menerapkan berbagai teknologi terbaru. penerapan teknologi seperti kecerdasan buatan, big data, dan sistem robotik ini diharap dapat menyokong berbagai tugas karyawan.
"Jika tak cukup untuk semua orang yang ingin bekerja secara penuh, kita sebaiknya memikirkan kembali norma saat ini," ungkap Daiga Kamerade dari Salford University.
"Hal ini termasuk redistibusi jam kerja sehingga semua orang bisa mendapat manfaat kesehatan mental dari pekerjaan, bahkan jika hal ini termasuk bekerja dalam waktu yang lebih singkat," sambungnya.
Penelitian ini menyarankan untuk membatasi jam kerja dan menerapkan lima hari libur, bekerja hanya beberapa jam setiap hari, serta menambah jumlah liburan tahunan, bulanan, dan mingguan. Jika diterapkan, cara ini tentu bisa membuat karyawan jadi gembira dan tidak ada lagi alasan jomlo karena terlalu banyak kerja.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hubungan antara stres di tempat kerja dan kesehatan mental sangatlah kompleks.
Baca SelengkapnyaSering bekerja lembur dapat menurunkan kesehatan fisik dan mental.
Baca SelengkapnyaStres kerja harus diatasi dengan tepat agar tak mengganggu kesehatan mental dan fisik Anda.
Baca SelengkapnyaBanyak orang mencari keseimbangan kehidupan kerja, namun hal itu tidak selalu mudah untuk dicapai.
Baca SelengkapnyaAda banyak cara mudah yang bisa dicoba buat meredakan stres usai seminggu berjibaku dengan kesibukan.
Baca SelengkapnyaBahkan, penelitian tersebut mengaitkan kematian 750.000 per tahun akibat bekerja telalu lama.
Baca SelengkapnyaMunculnya stres pada kehidupan sehari-hari merupakan hal yang tidak bisa dihindari
Baca SelengkapnyaBukan hanya mental saja yang akan terpengaruh, tetapi juga fisik serta aspek sosial yang penting.
Baca Selengkapnya5 strategi ini bisa dicoba untuk melawan burnout yang terjadi pada saat bekerja.
Baca SelengkapnyaRasa malas beraktivitas sering kali muncul setelah libur panjang.
Baca SelengkapnyaAdanya waktu istirahat selama sehari di tengah hari-hari sibuk perlu dilakukan demi kesehatan secara keseluruhan.
Baca SelengkapnyaMasih ada beberapa tips ampuh lainnya yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi demi menjaga kesehatan mental.
Baca Selengkapnya