Diagnosis penyakit lewat internet, akurat atau tidak?
Merdeka.com - Ada banyak informasi yang bisa Anda dapatkan dari internet. Hal itu pun dimanfaatkan banyak orang untuk mendiagnosis penyakit berdasarkan gejala yang dialaminya. Namun apakah cara tersebut akurat dan bisa dipercaya?
Seperti yang dilansir dari The Daily News, penelitian terbaru dari Pew Internet Project membongkar fakta bahwa sekitar 59 persen orang dewasa di Amerika Serikat menggunakan internet untuk mencari informasi tentang kesehatan. Bahkan sebanyak 35 persen orang sengaja mendiagnosis penyakitnya dari informasi yang terdapat di internet.
Dari data yang dihimpun peneliti, disebutkan juga bahwa orang-orang yang mendiagnosis penyakitnya melalui informasi di internet tidak memeriksakan dirinya ke dokter.
-
Bagaimana orang melakukan self diagnose? Self-diagnose pada kondisi mental merujuk pada upaya seseorang untuk mendiagnosis atau mengidentifikasi sendiri adanya gangguan mental atau masalah kesehatan mental tertentu tanpa konsultasi atau evaluasi dari profesional kesehatan mental yang berkualifikasi.
-
Siapa yang berisiko melakukan self diagnose? Pada saat ini, banyak orang yang mulai terbuka terhadap masalah mental yang mereka alami.
-
Bagaimana mendiagnosis penyakit? Diagnosis adalah penentuan jenis penyakit yang diteliti melalui gejala yang terjadi.
-
Kenapa self diagnose bisa berujung bahaya? Singkatnya, banyak orang saat ini melakukan self diagnose terhadap kondisi mental mereka sendiri. Hasilnya, ketika seseorang sedang sedih, dia menganggap bahwa sedang mengalami depresi.
-
Apa risiko self diagnose? Meskipun mencari pemahaman tentang kesehatan mental dan memperoleh pengetahuan tentang gangguan tertentu dapat menjadi langkah yang baik untuk meningkatkan kesadaran diri, self-diagnose pada kondisi mental memiliki beberapa risiko dan keterbatasan.
-
Siapa yang perlu konsultasi ke dokter? Pasien dianjurkan untuk berbicara dengan dokter mereka mengenai berbagai topik, termasuk yang berkaitan dengan kehidupan seks, seperti: meminta profesional kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum melanjutkan aktivitas seksual.
Namun mereka yang pergi ke dokter, sebanyak 41 persen penyakit yang didiagnosis sendiri ternyata memang terbukti benar. Sementara 18 persen sisanya dibantah oleh ahli medis.
Selain itu, wanita lebih banyak memeriksa informasi kesehatan di internet dibandingkan dengan pria. Pengguna internet yang lebih muda, seperti mahasiswa, dan orang-orang yang menghabiskan waktu lebih banyak di rumah juga termasuk pihak yang sering mendiagnosis penyakitnya sendiri melalui internet.
Jika Anda juga punya kebiasaan yang sama, sebaiknya konfirmasikan kondisi kesehatan pada dokter setempat. Sebab tak jarang banyak diagnosis sendiri yang ternyata salah dan tidak sesuai dengan kondisi kesehatan yang sebenarnya. (mdk/riz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Self diagnose yang dilakukan seseorang bisa menyebabkan kondisi mental tidak terdiagnosis dengan tepat dan malah semakin parah.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini tingkat kesembuhan pasien kanker anak di Indonesia hanya 45 persen. Jauh di bawah negara maju yang di kisaran 70-80 persen.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus waspada dengan adanya praktik dokter gadungan.
Baca SelengkapnyaKemenkes tidak pernah menerbitkan surat undangan Sosialisasi SE Rekrutmen Bantuan Biaya Fellowship Dokter Spesialis
Baca SelengkapnyaMengimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati
Baca SelengkapnyaMemahami pseudoscience penting agar Anda lebih waspada dan mampu membuat keputusan ilmiah yang sahih.
Baca SelengkapnyaSejumlah pengetahuan kesehatan di masa lalu yang banyak diketahui dan dipercaya ternyata merupakan pseudoscience.
Baca Selengkapnya