Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ensefalitis, penyakit yang menyerang dokter Andra

Ensefalitis, penyakit yang menyerang dokter Andra ilustrasi dokter. stemgenex.com

Merdeka.com - Beberapa waktu lalu, kita digemparkan oleh sebuah penyakit yang merenggut nyawa seorang dokter yang sedang melakukan tugas mulia di Kepulauan Aru, Maluku Tenggara. Penyakit itu dikenal dengan nama ensefalitis, sebuah penyakit yang sangat jarang sekali terjadi.

Ensefalitis adalah peradangan akut (bengkak) otak yang dihasilkan baik dari infeksi virus atau ketika sistem kekebalan tubuh melakukan kekeliruan dengan menyerang otak. Ensefalitis terjadi pada satu dari 1000 orang yang terkena kasus campak.

Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention) Amerika Serikat, kemungkinan terkena ensefalitis terjadi pada sekitar 0,5 dari 1.000.000 individu. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak, orang tua dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Sedangkan National Health Service (NHS) Inggris menempatkan angka pada 1,5 kasus dari 100.000 orang.

Ensefalitis biasanya dimulai dengan demam dan sakit kepala. Gejala kan memburuk dengan cepat dan mungkin penderita akan mengalami kejang, kebingungan, mengantuk, kehilangan kesadaran, dan bahkan koma. Walaupun sangat jarang terjadi tetapi ensefalitis dapat merenggut nyawa penderitanya.

Ketika infeksi virus datang langsung dari otak atau tulang belakang disebut dengan ensefalitis primer. Ensefalitis sekunder mengacu pada infeksi yang dimulai di tempat lain di tubuh dan kemudian menyebar ke otak.

Pasien yang terserang ensefalitis biasanya mengalami demam, sakit kepala dan fotopobia (kepekaan berlebih terhadap cahaya). Selain itu para penderitanya juga bisa merasa tubuh sangat lemah dan kejang.

Pada kasus tertentu, pasien merasakan leher kaku yang berujung yang bisa disalahartikan sebagai meningitis. Rasa kaku juga bisa terjadi pada anggota badan yang lain, gerakan badan melambat, dan kejanggalan lainnya pada tubuh. Penderita ensefalitis bisa juga merasakan kantuk dan batuk. Pembengkakan yang terjadi pada otak adalah akibat yang muncul dari usaha tubuh untuk melawan infeksi.

Dalam kasus yang lebih parah, sebagian orang mungkin akan mengalami sakit kepala yang parah, mual, muntah, kebingungan, disorientasi, hilang ingatan, mengalami kesulitan bicara dan mendengar, halusinasi, kejang serta koma.

Berdasarkan pada penyebabnya, ensefalitis dibedakan menjadi dua jenis yaitu ensefalitis primer dan ensefalitis sekunder. Ensefalitis primer disebut juga ensefalitis menular dapat berkembang sebagai hasil infeksi langsung ke otak oleh virus, bakteri atau jamur. Ensefalitis sekunder terjadi ketika sistem kekebalan tubuh merespon infeksi sebelumnya tetapi melakukan kekeliruan dengan menyerang jaringan otak.

Melansir dari medicalnewstoday.com, Ada kategori virus yang menyebabkan infeksi ensefalitis primer, yaitu HSV (Herpes Simple Virus), EBV (Epstein Barr Virus), virus campak, virus gondok, arbovirus termasuk ensefalitis Jepang dan West nile encephalities. Sedangkan ensefalitis sekunder disebabkan oleh komplikasi dari infeksi virus. Gejala biasanya muncul sehari atau bahkan berbulan-bulan setelah infeksi awal muncul.

Saat ensefalitis sekunder menyerang, yang terjadi pada tubuh adalah sisitem kekebalan tubuh kita sendiri akan memperlakukan sel otak yang sehat sebagai musuh yang harus dihancurkan. Hal ini berujung pada serangan yang dilakukan oleh sistem kekebalan tubuh pada jaringan otak. Namun, hingga saat ini belum ditemukan alasan yang jelas mengapa sistem kekebalan tubuh bisa melakukan kekeliruan tersebut.

(mdk/SRA)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP