Faktanya, sikap optimis bikin orang panjang umur
Merdeka.com - Tak semua orang bisa dengan mudah bersikap optimis. Namun sebuah penelitian menunjukkan bahwa bersikap optimis bisa memberikan dampak yang baik, tak hanya bagi pikiran tetapi juga kesehatan. Sebuah penelitian mengungkap bahwa orang yang bersikap positif cenderung berusia panjang.
Memiliki pikiran yang positif menurunkan risiko serangan jantung, masalah kesehatan yang serius, dan bahkan bisa menurunkan risiko kematian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah mengalami serangan jantung, pasien yang bersikap pesimis berkemungkinan mengalami kondisi kesehatan yang serius dua kali lebih tinggi dibanding dengan pasien yang optimis.
Untuk penelitian ini peneliti melakukan survei terhadap sikap mental dari 369 pasien yang mengalami serangan jantung dan angina selama 46 bulan. Peneliti menemukan kaitan antara sikap optimis yang ditunjukkan pasien dengan keadaan fisik mereka, seperti dilansir oleh Daily Mail (05/03).
-
Siapa yang punya risiko lebih rendah terkena penyakit jantung? Misalnya, orang dengan golongan darah O cenderung memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung koroner dibandingkan mereka yang memiliki golongan darah A, B, atau AB.
-
Siapa yang berisiko tinggi mengalami serangan jantung? Seseorang dengan risiko tinggi mengalami serangan jantung mendadak biasanya menunjukkan sejumlah tanda fisik yang bisa kita kenali.
-
Siapa yang lebih rentan alami masalah kesehatan jantung? Kondisi ini terutama lebih parah pada pria yang menjadi ayah pada usia 25 tahun atau lebih muda, khususnya pada pria kulit hitam dan Hispanik, yang juga menunjukkan angka kematian lebih tinggi.
-
Siapa yang lebih berisiko terkena serangan jantung? Beberapa orang mungkin mewarisi gen yang meningkatkan risiko kondisi seperti hipertensi, diabetes, atau gangguan lipid.
-
Siapa yang berisiko terkena lemah jantung? Gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik juga dapat meningkatkan risiko lemah jantung.
-
Siapa yang paling rentan terkena serangan jantung? Serangan jantung biasanya disebabkan oleh penyakit jantung koroner, yaitu penyakit di mana pembuluh darah koroner mengalami pengerasan atau penyempitan akibat penumpukan plak, yaitu zat lemak yang menempel pada dinding pembuluh darah.
Penelitian ini dipimpin oleh British Heart Foundation, Profesor Andrew Steptoe. Peneliti juga menemukan bahwa sikap optimis bisa membantu pasien untuk menghentikan kebiasaan merokok. Pasien yang pesimis masih merokok selama setahun setelah keluar dari rumah sakit, sementara 85 persen perokok yang optimis telah berhenti merokok setahun setelahnya.
Pasien yang optimis juga diketahui mengonsumsi lebih banyak buah dan sayur serta menerapkan pola hidup sehat dibandingkan dengan pasien yang pesimis. Penurut Steptoe, orang yang optimis cenderung melaksanakan saran yang diberikan oleh dokter dan melakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat.
Akibatnya kebiasaan tersebut membuat kesehatan mereka membaik dan menurunkan risiko terkena serangan jantung lagi, mengalami masalah kesehatan, dan menurunkan risiko kematian. Penelitian sebelumnya telah menemukan kaitan antara sikap optimis dengan stres pada pasien jantung.
Pasien jantung yang bersikap optimis memiliki risiko terkena stres dan depresi yang lebih rendah dibanding yang pesimis. Padahal stres dan depresi pada akhirnya juga bisa mempengaruhi kemungkinan pasien untuk mengalami serangan jantung dan masalah kesehatan lainnya.
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pikiran positif tidak hanya bermanfaat bagi hubungan sosial tapi juga pada kesehatan mental dan fisik kita.
Baca SelengkapnyaUmur Panjang dan Tubuh Sehat dengan Beberapa Tips Berikut.
Baca SelengkapnyaBerpikir positif dalam membantu dalam berbagai situasi dan masalah.
Baca SelengkapnyaBerikut ini adalah beberapa kebiasaan yang ternyata menjadi tanda bahwa kamu awet muda.
Baca SelengkapnyaOrang yang bahagia cenderung menghasilkan lebih banyak uang karena menggunakan pendekatan optimistis.
Baca SelengkapnyaAktivitas fisik, konsumsi bahan pangan nabati, dan menjauhi rokok bisa membuat seseorang panjang umur.
Baca SelengkapnyaSebuah penelitian selama 5 tahun menunjukkan bahwa orang yang bahagia memiliki risiko kematian dini 3,7% lebih rendah.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap sejumlah perubahan gaya hidup yang bisa perpanjang usia hingga 20 tahun.
Baca SelengkapnyaBerhenti merokok sebelum usia 40 tahun bisa memiliki efek panjang umur sama seperti pada orang yang tidak pernah merokok.
Baca SelengkapnyaUsia seseorang terjadi bisa menjadi indikator dari kebahagiaan dan rasa percaya diri yang dimilikinya.
Baca SelengkapnyaWanita cenderung memiliki usia lebih panjang dibanding pria karena sejumlah faktor.
Baca SelengkapnyaBerumur panjang bahkan hingga 100 tahun melibatkan kombinasi dari berbagai macam hal.
Baca Selengkapnya