Harapan untuk kebutaan, peneliti kembangkan kornea buatan
Merdeka.com - Selama ini kebutaan akibat kerusakan pada kornea tak bisa disembuhkan. Namun baru-baru ini peneliti semakin dekat untuk memberikan harapan kesembuhan pada mereka yang mengalami kebutaan, yaitu dengan mengembangkan kornea buatan. Peneliti tengah mencoba untuk mengembangkan kornea di laboratorium.
Percobaan ini dilakukan oleh tim peneliti di Massachusetts Eye and Ear Research Institute di Amerika Serikat. Mereka percaya bahwa percobaan ini akan memberikan harapan bagi mereka yang mengalami kebutaan. Terobosan baru dalam pengembangan sel batang ini adalah yang pertama dilakukan dengan mengembangkan jaringan dari sel batang dewasa.
Para peneliti berharap bahwa hasil kerja mereka ini bisa membawa harapan bagi para korban yang mengalami kerusakan mata seperti korban kecelakaan, kebakaran, atau karena bahan kimia. Peneliti telah menemukan cara untuk mengembangkan kembali jaringan kornea manusia untuk mengembalikan penglihatan. Mereka menggunakan molekul yang dikenal sebagai ABCB5, seperti dilansir oleh Daily Mail (02/07).
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
-
Apa yang ditemukan oleh peneliti? Para peneliti yang dipimpin oleh Shuhai Xiao di Virginia Tech menemukan fosil spons laut berusia 550 juta tahun, menjelaskan kesenjangan 160 juta tahun dalam catatan fosil.
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti? Puluhan petroglief berusia ribuan tahun ditemukan terukir di atas bebatuan di balik semak-semak di daerah pedesaan di Tanum, Provinsi Bohusian, Swedia.
-
Mengapa penemuan ini penting untuk ilmuwan? Hal ini memungkinkan peneliti untuk melihat perkembangan embrio pada minggu-minggu awal secara mendalam.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan? Menariknya, para ilmuwan baru-baru ini menemukan salah satu fosil burung terror yang diyakini menjadi yang terbesar yang pernah ditemukan.
Dalam penelitian terbaru ini peneliti berhasil untuk menggunakan antibodi dalam mendeteksi ABCB5. Setelahnya mereka menggunakan sel batang pada jaringan dari donor manusia yang meninggal lalu menggunakannya untuk mengembangkan kembali kornea secara utuh dan berfungsi penuh pada tikus.
Peneliti juga menjelaskan bahwa percobaan ini bergantung pada sel atang Limbal yang cukup langka. Berhasil atau tidaknya transplantasi kornea nantinya akan sangat bergantung pada sel langka tersebut. Meski begitu, ABCB5 membuat sel batang limbal bertahan dan mencegahnya dari kematian sel.
Pertama-tama peneliti melakukan percobaan untuk mengembangkan mata manusia pada tikus. Namun peneliti menekankan bahwa untuk bisa melakukan semua ini mereka tak bisa melakukannya hanya dalam sekali percobaan laboratorium. Mereka melakukannya melalui serangkaian penelitian yang berkaitan dengan genetik, antibodi, transplantasi, dan lainnya.
Semoga percobaan untuk pengembangan kornea ini berhasil dengan baik dan segera bisa dilakukan pada manusia agar banyak orang berkesempatan untuk mendapatkan penglihatan kembali melalui kornea buatan tersebut.
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penting untuk segera mengenali tanda-tanda kerusakan kornea sebelum penglihatanmu terancam dan buta.
Baca SelengkapnyaOperasi katarak bisa tidak hanya membuat pengelihatan seseorang kembali, namun juga meningkatkan kualitas hidup mereka.
Baca SelengkapnyaMonyet ini memiliki lubang di retinanya sehingga mengganggu penglihatannya.
Baca SelengkapnyaIlmuwan di Jepang berhasil menggunakan sel punca manusia untuk memperbaiki retina monyet.
Baca SelengkapnyaKonsumsi obat tetes bukanlah cara yang tepat untuk menyembuhkan katarak. Pengobatan yang tepat adalah dengan operasi.
Baca SelengkapnyaOperasi katarak bisa tidak hanya membuat pengelihatan seseorang kembali, namun juga meningkatkan kualitas hidup mereka.
Baca SelengkapnyaDemi mencegah peningkatan masalah yang terjadi, penanganan katarak secepat mungkin perlu untuk dilakukan.
Baca SelengkapnyaSeorang pria Malaysia 21 tahun menjalani transplantasi kornea akibat sering menggosok mata. Begini ceritanya.
Baca SelengkapnyaBrainBridge memperkenalkan sistem transplantasi kepala dengan bantuan AI, yang menjanjikan solusi bagi pasien seperti kelumpuhan dan penyakit neurologis.
Baca SelengkapnyaSebanyaj 333.600 orang buta per tahun di Indonesia.
Baca SelengkapnyaUji klinis pertama di dunia akan dimulai pada bulan September tahun ini di Rumah Sakit Universitas Kyoto, Jepang.
Baca SelengkapnyaDeteksi dini dan penanganan cepat pada robekan retina dapat mencegah komplikasi serius dan kebutaan, namun pemantauan rutin tetap diperlukan.
Baca Selengkapnya