Hati-hati, 4 makanan ini bisa memicu depresi
Merdeka.com - Sebuah penelitian terbaru menunjukkan adanya pengaruh faktor makanan pada depresi yang dialami seseorang. Penelitian yang diterbitkan dalam The America Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa konsumsi makanan tertentu dapat mempengaruhi kesehatan mental. Melansir dari cheatsheet.com, berikut ini merupakan deretan empat makanan yang dapat memicu depresi.
1. Gula
Sejak masih kecil, kita seringkali diperingatkan untuk menghindari makanan manis dan permen terlalu banyak dengan berbagai alasan. Ternyata peringatan ini tak hanya berlaku pada saat kita kecil, tetapi hal ini juga berlaku pada saat kita telah dewasa. Alasannya, karena kemampuan gula merangsang tingkat gula darah yang tinggi. Lonjakan gula dalam tubuh memicu produksi insulin. Akibatnya, kamu akan merasa lelah dan lemas. Ini akan menyebabkan beberapa faktor risiko yang terkait dengan emosi kamu.
-
Apa pengaruh makanan terhadap kesehatan mental? Makanan yang kita konsumsi berpengaruh besar terhadap kesehatan mental. Oleh karena itu, tingkatkanlah asupan makanan yang tinggi omega-3, seperti ikan salmon, kenari, dan biji chia. Nutrisi ini berperan dalam mengurangi peradangan di otak dan meningkatkan kesehatan mental.
-
Masalah kesehatan apa yang bisa terjadi akibat depresi? Sejumlah kondisi mungkin dialami seseorang sebagai dampak dari depresi atau juga sebaliknya.
-
Bagaimana mengatasi depresi terselubung dengan mengatur asupan makan? Makanlah makanan yang sehat dan bergizi untuk menjaga keseimbangan tubuh dan pikiran Anda. Hindari makanan yang mengandung gula, kafein, alkohol, atau zat aditif lainnya yang bisa memperburuk depresi Anda.
-
Bagaimana diet tak tepat memengaruhi mental? Apakah Anda memiliki masalah dengan daya ingat atau konsentrasi? Merasa lelah secara fisik? Otak membutuhkan nutrisi yang baik untuk berfungsi dengan baik. Diet yang tak tepat bisa membuat mental cepat merasa lelah.
-
Makanan apa yang menyebabkan obesitas? Mengonsumsi makanan tinggi kalori dan lemak. Makanan ini biasanya memiliki tekstur renyah atau lembut, seperti gorengan, kue-kue manis, minuman bersoda atau beralkohol, dan daging berlemak. Makanan ini dapat meningkatkan kadar gula darah dan insulin dalam tubuh, sehingga merangsang penimbunan lemak di sekitar organ-organ vital.
-
Bagaimana perubahan berat badan dan nafsu makan pada depresi? Beberapa orang mengalami peningkatan nafsu makan yang berlebihan, sehingga berisiko mengalami peningkatan berat badan. Di sisi lain, ada pula yang kehilangan nafsu makan dan mengalami penurunan berat badan yang signifikan.
2. Makanan olahan dan makanan berlemak
Makanan olahan dan cepat saji adalah makanan yang mengundang risiko tinggi pada kesehatan. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam the British Journal of Psychology, makanan olahan yang mengandung lemak meningkatkan risiko depresi.Penelitian tersebut menunjukkan orang-orang yang mengonsumsi makanan yang digoreng, daging olahan dan makanan dengan lemak tinggi memiliki risiko 58% lebih banyak terkena depresi. Hal ini mengaitkan makanan dengan lemak tinggi mengubah campuran bakteri dalam usus yang dikenal dengan microbiome usus.
3. Alkohol
Konsumsi alkohol berlebihan terbukti terkait dengan kecemasan dan serangan panik. Selain itu, alkohol juga menghabiskan kadar serotonin dalam tubuh yang berujung pada adanya peningkatan risiko depresi pada seseorang.
4. Kafein
Menurut Psychology Today, minuman berkafein seperti kopi, teh, dan coklat panas memiliki pengaruh besar pada kondisi mental. Ini karena kafein menghambat serotonin yang berarti meningkatkan risiko kecemasan dan depresi. Hal ini akan diperburuk dengan adanya penambahan gula dalam kafein kamu.
Selain daftar makanan tersebut, sebaiknya kamu juga menghindari minuman bersoda karena minuman tersebut adalah makanan olahan yang manis serta mengandung kafein. Sebuah kombinasi yang tepat untuk meningkatkan risiko depresi pada seseorang.
(mdk/SRA)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kekurangan nutrisi tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik kita, tetapi juga memiliki efek yang signifikan terhadap kesehatan mental.
Baca SelengkapnyaBeberapa gejala awal depresi yang mungkin saja dialami, tapi nggak disadari. Apa saja?
Baca SelengkapnyaDi balik rasa manis yang menggugah selera, tersembunyi dampak yang jauh lebih pahit bagi kesehatan mental kita.
Baca SelengkapnyaPerhatikan pola makan sehat untuk membantu redakan kecemasan.
Baca SelengkapnyaDepresi dan masalaha kesehatan bisa saling memengaruhi dengan berbagai cara tertentu.
Baca SelengkapnyaJika dibiarkan, emotional eating bisa menyebabkan obesitas dan gangguan kesehatan mental dalam jangka panjang.
Baca SelengkapnyaPutus cinta kadang bikin nafus makan hilang. Apa penyebabnya dan cara mengatasinya? Simak selengkapnya di sini.
Baca SelengkapnyaSangat penting untuk menghindari makanan yang buruk untuk tubuh dan yang bisa menurunkan kemampuan otak.
Baca SelengkapnyaEmotional eater adalah orang yang makan sebagai cara untuk mengatasi emosi yang kuat, seperti stres, kecemasan, kesepian, atau kebosanan.
Baca SelengkapnyaTerjadinya stress eating ini bisa sangat susah untuk diatasi dan dihentikan karena sejumlah alasan.
Baca SelengkapnyaKonsumsi junk food yang terlalu sering dapat membahayakan kesehatan tubuh. Yuk, simak cara mudah dan cepat untuk berhenti konsumsi junk food!
Baca SelengkapnyaDi tengah kesibukan, seringkali kita tidak menyadari bahwa kebiasaan sehari-hari yang tampaknya remeh dapat berkontribusi besar terhadap naiknya gula darah.
Baca Selengkapnya