Hati-Hati, Merokok Tingkatkan Risiko Terpapar Covid-19
Merdeka.com - Junior Doctor Network, dr. Vito Anggarino Damay, mengingatkan kebiasaan masyarakat dalam merokok sangat beresiko di masa pandemi ini. Tak hanya mengganggu jantung dan paru-paru, berbagai penyakit infeksi termasuk Covid-19 juga rentan tertular. Risiko ini juga mengintai para perokok pasif.
"Orang yang merokok lebih berisiko dirawat karena penyakit berat termasuk COVID-19 juga," terangnya dalam Dialog Produktif dengan tema 'Awasi Penyakit Tidak Menular untuk Tetap Produktif dan Aman COVID-19' di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), ditulis Rabu (11/11).
Tingginya risiko ini karena perokok menyentuh mulut berulang-ulang kali ketika memegang rokok. Tangan orang yang merokok ini belum tentu bersih dan bisa jadi terkontaminasi dengan virus.
-
Mengapa merokok meningkatkan risiko kanker paru-paru? Hal ini dikarenakan di dalam rokok itu sendiri terdapat zat beracun penyebab kanker (karsinogen) yang berisiko mempercepat kerusakan sel pelapis paru-paru.
-
Siapa yang harus tahu bahaya rokok? Orang tua memiliki pengaruh besar terhadap perilaku anak.
-
Mengapa merokok membahayakan sistem pernapasan? Jika Anda memiliki kebiasaan merokok maka sistem pernapasan sangat rentan akan kerusakan. Rokok mengandung ribuan bahan kimia dan jika Anda merokok, efisiensi sistem pernapasan dapat berkurang.
-
Kenapa merokok penyebab kanker paru-paru? Kebiasaan merokok merupakan faktor risiko nomor satu penyebab kanker paru-paru, terhitung hampir 90% dari semua kasus. Tembakau dan asapnya memiliki lebih dari 7.000 bahan kimia di dalamnya, dan kebanyakan di antaranya bersifat karsinogenik. Semakin lama Anda merokok dan semakin banyak rokok yang dihisap, maka akan besar risiko kanker paru.
-
Kenapa perokok mudah terkena penyakit paru-paru? Perokok aktif atau pasif memiliki risiko yang sama untuk mengalami gangguan paru-paru, seperti bronkitis kronis, emfisema, dan kanker paru-paru.
-
Siapa yang berisiko terkena kanker mulut akibat rokok? Rokok mengandung berbagai zat kimia yang dapat menyebabkan mutasi DNA dan merusak sel-sel di dalam mulut. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker di bibir, lidah, tenggorokan, kotak suara, dan kerongkongan.
Risiko ini juga harus diwaspadai para perokok pasif, yang juga dapat tertular dengan berbagai penyakit menular lainnya di masa Covid-19 ini. "Perokok pasif itu paling kasihan, karena kesannya tidak tahu apa-apa. Tidak ngerasain nikmatnya, malah ngehirup asap, malah terkena imbasnya," tambahnya.
Selain itu, kandungan rokok dan asap yang dihasilkan sangat berpotensi menurunkan kerja sel imun pada tubuh. "Karena asapnya (rokok), ada sel-sel radang, yang menyebabkan kemampuan pertahanan tubuh kita berkurang. Makanya mudah terserang Covid-19, ataupun penyakit infeksi lain, karena pertahanan tubuhnya berkurang," papar dr. Vito.
Maka dari itu, di masa pandemi, masyarakat diimbau mengurangi bahkan menghentikan kebiasaan merokok. Bergantilah dengan pola hidup sehat dan makan yang bergizi, seperti banyak konsumsi sayur dan buah-buahan.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kanker paru-paru adalah kanker yang terbentuk di dalam paru-paru. Kanker ini dapat disebabkan oleh banyak hal, salah satunya oleh kebiasaan kita sehari-hari.
Baca SelengkapnyaBerhenti merokok dapat memberikan banyak efek kebaikan bagi tubuh.
Baca SelengkapnyaDi dalam setiap batang rokok tersembunyi koktail kimia yang berbahaya, yang beberapa di antaranya memiliki potensi mematikan.
Baca SelengkapnyaPada saat ini semakin banyak anak muda di usia-20an yang mengalami penyakit jantung.
Baca SelengkapnyaMenghentikan kebiasaan merokok merupakan langkah krusial untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada paru-paru dan meningkatkan kualitas hidup.
Baca SelengkapnyaSemakin muda usia seseorang mulai merokok, risiko masalah pernapasan di usia muda bisa semakin meningkat.
Baca SelengkapnyaMarlinda juga tidak menyarankan vape, yang sering digunakan sebagai pengganti rokok lintingan
Baca SelengkapnyaMerokok adalah faktor risiko utama untuk berbagai penyakit mulut yang serius, termasuk kanker mulut, gigi berlubang, penyakit gusi, atau bau mulut.
Baca SelengkapnyaPenyakit jantung kini merambah usia muda akibat gaya hidup tidak sehat dan pola makan buruk.
Baca SelengkapnyaKandungan zat-zat kimia yang terkandung dalam rokok membuat paru-paru menjadi rusak dan berubah, sehingga kondisinya berbeda dengan paru-paru sehat.
Baca SelengkapnyaMerokok setelah makan bisa memicu datangnya berbagai macam penyakit.
Baca SelengkapnyaPolusi Udara Jakarta berada pada fase terburuk dan memicu berbagai penyakit
Baca Selengkapnya