Hati-hati, migrain bisa sebabkan kerusakan otak permanen!
Merdeka.com - Banyak orang yang mengalami sakit kepala sebelah alias migrain. Kebanyakan hanya menggunakan obat migrain untuk mengatasinya. Meski begitu ada hal lain yang perlu diwaspadai dari penyakit ini.
Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa migrain bisa menyebabkan kerusakan otak permanen pada manusia. Peneliti menemukan bahwa migrain bisa meningkatkan kelainan pada otak dan mengurangi materi putih serta volume otak. Kaitan dan risiko ini bahkan lebih besar pada pasien migrain yang mengalami aura.
"Sebelumnya migrain dianggap gangguan jinak yang tak memiliki jangka panjang pada otak. Namun analisis kami menunjukkan bahwa gangguan tersebut bisa bersifat permanen dan mengubah struktur otak dalam banyak cara," ungkap Dr Messoud Ashina dari University of Copenhagen, seperti dilansir oleh Daily Mail (28/08).
-
Apa sebenarnya migrain itu? Migrain merupakan kondisi neurologis yang kompleks dan merupakan kelainan paling umum ketiga di dunia, dengan perkiraan prevalensi global sebesar 14,7 persen.
-
Kenapa sakit kepala migrain bisa terjadi? Meski begitu, diketahui bahwa ada sejumlah pemicu terjadinya migrain seperti stress dan melewatkan waktu makan.
-
Apa itu migrain? Migrain adalah nyeri kepala berulang yang terjadi di satu sisi kepala. Gejala migrain bisa semakin parah apabila penderitanya melakukan aktivitas fisik yang intens.
-
Apa saja gejala migrain? Migrain dapat menyebabkan berbagai gejala yang mengganggu kehidupan sehari-hari, termasuk mual, muntah, serta sensitivitas terhadap cahaya dan suara.
-
Mengapa sakit kepala tidak boleh dianggap remeh? Biasanya hampir semua jenis penyakit bisa berawal dari nyeri kepala, mulai dari influenza sampai kanker. Oleh karena itu, gangguan sakit kepala tidak boleh dianggap remeh.
Hasil ini ditemukan oleh Dr Ashina setelah mengamati 19 penelitian pada pasien migrain yang mengalami kelainan pada otak atau perubahan volume otak melalui scan otak MRI. Dr Ashina kemudian membandingkannya dengan orang yang tak pernah mengalami migrain. Migrain yang disertai dengan aura memiliki risiko 68 persen lebih tinggi sementara migrain tanpa aura memiliki risiko 34 persen lebih tinggi.
Dr Ashina berharap bahwa penelitian ini akan memberikan beberapa informasi mengenai dampak kerusakan permanen otak akibat migrain. Selanjutnya peneliti akan melakukan penelitian lebih banyak untuk mengklarifikasi kaitan antara perubahan struktur otak dengan migrain. Mereka juga berharap menemukan apakah perubahan struktur otak akibat migrain juga menyebabkan perubahan fungsi otak. (mdk/kun)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Migrain adalah penyakit neurologis yang biasanya menyebabkan sakit kepala sedang hingga parah yang sering kali terasa sangat sakit.
Baca SelengkapnyaMigrain adalah salah satu penyakit yang dapat mengganggu produktivitas penderitanya. Jangan khawatir, berikut adalah 5 tips untuk mengatasi penyakit ini!
Baca SelengkapnyaSebagian besar orang masih belum mengenal bagaimana tanda-tanda dan gejala tumor otak. Yuk, simak penjelasannya!
Baca SelengkapnyaKondisi sakit kepala yang bisa menjadi gejala dari tumor otak sangatlah khas dan perlu untuk kita kenali secara tepat.
Baca SelengkapnyaKetahui makanan penghilang migrain dan makanan pemicu migrain. Simak penjelasan berikut ini!
Baca SelengkapnyaPada saat seseorang sedang mengalami migrain, terdapat langkah-langkah yang perlu dilakukan dan harus dihindari.
Baca SelengkapnyaMeskipun gejalanya sering kali mirip dengan penyakit lain yang lebih umum, penting untuk mengetahui tanda-tanda spesifik yang mungkin mengindikasikan tumor otak
Baca SelengkapnyaGegar otak terjadi ketika kepala mengalami benturan atau goncangan yang keras.
Baca SelengkapnyaDeteksi dini terjadinya migrain bisa dilakukan dengan diagnosis yang tepat. Hal ini penting untuk menjaga peluang kesembuhan pasie.
Baca SelengkapnyaKondisi aneurisma otak bisa menyebabkan munculnya gejala awal yang khas dan dapat ditandai dari kelopak mata.
Baca SelengkapnyaPeningkatan tekanan darah mendadak yang sangat tinggi perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaAneurisma otak memiliki dua kondisi yang memiliki risiko kesheatannya sendiri-sendiri.
Baca Selengkapnya