Hati-hati, persepsi terhadap stres bisa picu serangan jantung
Merdeka.com - Anggapan bahwa stres dan perasaan tertekan bisa mempengaruhi kesehatan, tentu wajar bagi semua orang. Namun sebuah penelitian mengungkap bahwa anggapan semacam ini justru bisa berbahaya. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang percaya stres bisa mempengaruhi kesehatan mereka lebih rentan kena serangan jantung.
Peneliti menemukan bahwa orang yang memiliki sugesti negatif semacam itu berisiko dua kali lipat untuk terkena serangan jantung dibandingkan orang yang tak beranggapan bahwa stres bisa mempengaruhi kesehatan mereka.
"Persepsi yang dimiliki seseorang mengenai seberapa kuat pengaruh stres pada kesehatan mereka bisa jadi memang benar. Namun jika ini persepsi yang mereka miliki, sebaiknya mereka segera mengambil tindakan dengan mengecek kesehatan jantung mereka," ungkap penulis penelitian Hermann Nabi, dari Centre for research in Epidemiology and Population Health di INSERM, Prancis, seperti dilansir oleh US News (27/06).
-
Bagaimana stress memengaruhi jantung? Tekanan darah akan meningkat seiring dengan berlanjutnya stres. Hal ini terjadi karena pembuluh darah akan menyempit. Dampaknya, risiko terkena masalah jantung, seperti hipertensi, kadar kolesterol yang tinggi, dan serangan jantung akan semakin meningkat.
-
Siapa yang berisiko tinggi mengalami serangan jantung? Seseorang dengan risiko tinggi mengalami serangan jantung mendadak biasanya menunjukkan sejumlah tanda fisik yang bisa kita kenali.
-
Apa saja dampak stres berkepanjangan pada jantung? Efek negatif tersebut berupa kerja jantung yang menjadi lebih berat hingga detak jantung menjadi lebih cepat.
-
Siapa yang lebih rentan alami masalah kesehatan jantung? Kondisi ini terutama lebih parah pada pria yang menjadi ayah pada usia 25 tahun atau lebih muda, khususnya pada pria kulit hitam dan Hispanik, yang juga menunjukkan angka kematian lebih tinggi.
-
Mengapa stres bisa menyebabkan gangguan irama jantung? Stres dapat mempengaruhi irama jantung melalui mekanisme hormonal. 'Jadi kalau ada gangguan hormonal itu juga bisa menyebabkan gangguan detak jantungnya jadi cepat atau aritmia, salah satu yang memicu kalau stres memicu detang jantung tambahan,' kata dokter yang disapa Gabi ini dalam diskusi kesehatan tentang gangguan irama jantung aritmia beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
-
Kenapa stres jangka panjang berbahaya untuk jantung? Stres yang dialami secara terus-menerus dapat memiliki dampak serius pada kesehatan jantung.
Meski begitu penelitian ini tak melihat apakah persepsi seseorang terhadap stres berkaitan dengan penyakit kardiovaskular. Selain itu tak dijelaskan juga apakah dengan mengurangi persepsi terhadap stres atau mengurangi stres bisa menurunkan risiko serangan jantung.
Dalam penelitian ini, tim Nabi mengumpulkan data dari 7.000 pria dan wanita sejak tahun 1985. Mereka ditanya mengenai persepsi terhadap stres dan kesehatan mereka. Selain itu peneliti juga mengukur tingkat stres dan mempertimbangkan faktor lain seperti kebiasaan merokok, minum alkohol, diet, dan aktivitas fisik.
Tampaknya penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menentukan dengan jelas kaitan antara persepsi seseorang terhadap stres dengan penyakit jantung yang mereka alami. Selain itu, peneliti juga akan menyelidiki untuk mengetahui apakah mengurangi stres atau mengubah perspektif bisa menurunkan risiko serangan jantung. (mdk/kun)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi cemas dan stres berkepanjangan yang kita alami bisa menjadi pemicu munculnya masalah kesehatan jantung.
Baca SelengkapnyaBukan hanya mental saja yang akan terpengaruh, tetapi juga fisik serta aspek sosial yang penting.
Baca SelengkapnyaTanpa kita sadari, kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan justru membawa kita pada risiko serangan jantung yang lebih tinggi.
Baca SelengkapnyaDampak stress bukan hanya ke masalah psikologis saja, tetapi juga dapat berdampak ke fisik.
Baca SelengkapnyaSejumlah pekerjaan terutama kondisi bekerja bagi pekerja kantoran bisa tingkatkan risiko penyakit jantung.
Baca SelengkapnyaOverthinking dapat menyebabkan dampak pada kesehatan mental bahkan merembet hingga kesehatan fisik.
Baca Selengkapnya