Hati-hati, persepsi terhadap stres bisa picu serangan jantung

Merdeka.com - Anggapan bahwa stres dan perasaan tertekan bisa mempengaruhi kesehatan, tentu wajar bagi semua orang. Namun sebuah penelitian mengungkap bahwa anggapan semacam ini justru bisa berbahaya. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang percaya stres bisa mempengaruhi kesehatan mereka lebih rentan kena serangan jantung.
Peneliti menemukan bahwa orang yang memiliki sugesti negatif semacam itu berisiko dua kali lipat untuk terkena serangan jantung dibandingkan orang yang tak beranggapan bahwa stres bisa mempengaruhi kesehatan mereka.
"Persepsi yang dimiliki seseorang mengenai seberapa kuat pengaruh stres pada kesehatan mereka bisa jadi memang benar. Namun jika ini persepsi yang mereka miliki, sebaiknya mereka segera mengambil tindakan dengan mengecek kesehatan jantung mereka," ungkap penulis penelitian Hermann Nabi, dari Centre for research in Epidemiology and Population Health di INSERM, Prancis, seperti dilansir oleh US News (27/06).
Meski begitu penelitian ini tak melihat apakah persepsi seseorang terhadap stres berkaitan dengan penyakit kardiovaskular. Selain itu tak dijelaskan juga apakah dengan mengurangi persepsi terhadap stres atau mengurangi stres bisa menurunkan risiko serangan jantung.
Dalam penelitian ini, tim Nabi mengumpulkan data dari 7.000 pria dan wanita sejak tahun 1985. Mereka ditanya mengenai persepsi terhadap stres dan kesehatan mereka. Selain itu peneliti juga mengukur tingkat stres dan mempertimbangkan faktor lain seperti kebiasaan merokok, minum alkohol, diet, dan aktivitas fisik.
Tampaknya penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menentukan dengan jelas kaitan antara persepsi seseorang terhadap stres dengan penyakit jantung yang mereka alami. Selain itu, peneliti juga akan menyelidiki untuk mengetahui apakah mengurangi stres atau mengubah perspektif bisa menurunkan risiko serangan jantung. (mdk/kun)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya