Ingin telinga sehat? Batasi dengar musik hanya satu jam sehari
Merdeka.com - Telinga adalah salah satu indera manusia yang sangat penting, tak jauh berbeda dengan mata dan indera lainnya. Jika telinga tak berfungsi dengan baik, seseorang tentu mengalami gangguan pendengaran atau bahkan tuli. Karena itu, tak heran jika menjaga kesehatan telinga menjadi hal yang harus dilakukan oleh semua orang setiap hari.
Salah satu hal yang bisa merusak kemampuan pendengaran adalah mendengarkan suara yang terlalu keras, termasuk musik. Banyak penelitian yang sudah mengungkap bahwa mendengarkan musik terlalu sering, terutama secara langsung melalui headset atau earphone bisa merusak pendengaran. Baru-baru ini peneliti pun membahas tentang kaitan kerusakan telinga dengan musik.
Para ahli kesehatan di dunia menyarankan agar kita membatasi mendengarkan musik hanya satu jam dalam sehari. Hanya mendengarkan musik satu jam sehari bisa menjaga kesehatan telinga dan kemampuan pendengaran kita. WHO telah mengungkap bahwa jutaan anak muda berisiko tinggi mengalami ketulian akibat mendengarkan musik kencang.
-
Kenapa suara keras bisa merusak telinga? “Paparan suara keras dapat merusak atau menghancurkan sel rambut yang terdapat dalam organ pendengaran kita,“ jelas Dr. Ana Kim, seorang ahli THT di Columbia University Medical Center di New York City.
-
Apa dampak suara keras terhadap otak? “Suara keras dapat merusak ujung saraf yang halus yang mentransfer informasi listrik dari sel rambut (di dalam telinga) ke otak Anda, yang berpotensi menyebabkan reaksi peradangan dalam otak itu sendiri,“ kata Kim.
-
Apa yang dapat menyebabkan kerusakan pendengaran? Paparan berlebihan terhadap suara keras ini dapat mengakibatkan masalah pendengaran yang serius.
-
Apa bahaya headphone buat telinga? Risiko kerusakan akibat headphone mirip dengan dampak suara keras lainnya, tetapi terjadi secara bertahap seiring waktu.
-
Apa dampak suara keras? Kerusakan ini menyebabkan gangguan pendengaran akibat kebisingan yang terus menerus. Suara yang berbahaya bagi telinga berada di atas 85 desibel berbobot A (dBA).
-
Bagaimana suara keras bisa mengganggu mood? “Uring-uringan dan kecemasan meningkat di lingkungan yang berisik. Ini menciptakan lebih banyak 'kebisingan latar belakang' mental yang dapat membuat teknik relaksasi atau mengidentifikasi pemicu kecemasan menjadi lebih sulit,“ kata Agarwal.
Penelitian yang dilakukan di Amerika menemukan bahwa 40 persen remaja dan kalangan dewasa muda berisiko mengalami gangguan pendengaran akibat suara keras di kelab malam, bar, atau tempat lainnya, seperti dilansir oleh Daily Mail (27/02).
WHO menambahkan bahwa mendengarkan suara di atas 85 desibel selama delapan jam atau 100 desibel selama 15 menit sangat tidak aman. Headset biasanya memiliki volume antara 75 sampai 136 desibel, dan kebanyakan orang mengeset volume mereka rata-rata antara 75 sampai 105 desibel. Pada tempat dengan musik keras, biasanya tingkat suara rata-rata adalah 104 sampai 112 desibel. Sementara itu, di konser musik, suara rata-rata jauh di atas itu.
Suara yang terlalu keras bisa menyebabkan kerusakan pada sel sensorik telinga. Sementara pada jangka pendek hal ini bisa menyebabkan kehilangan pendengaran temporer dan tinnitus, dalam jangka panjang hal ini bisa menyebabkan ketulian permanen. Selain mendengarkan suara yang keras, beberapa faktor lain seperti kebiasaan merokok dan diabetes juga bisa mempengaruhi risiko seseorang untuk mengalami ketulian akibat suara keras.
Jika Anda termasuk orang yang sering mendengarkan musik terlalu kencang, baik dengan alat bantu seperti headset, earphone, atau secara langsung, sebaiknya mulai hentikan kebiasaan itu sekarang. Lindungi kesehatan telinga dan pendengaran Anda sejak saat ini sebelum telinga Anda mengalami kerusakan yang tak bisa disembuhkan.
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang wanita alami gangguan telinga permanen akibat hobi pakai earphone. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca SelengkapnyaPenggunaan TWS dan earphone yang terlalu lama bisa menyebabkan dampak kesehatan dan harus dihindari.
Baca SelengkapnyaPenggunaan headphone dan earphone tetap bisa dilakukan secara aman dengan menerapkan berbagai hal berikut:
Baca SelengkapnyaMusik jedag-jedug full bass dalam volume kencang bisa menyebabkan masalah pendengaran hingga jantung.
Baca SelengkapnyaMelindungi telinga dari suara bising penting dilakukan untuk menjaga kesehatan pendengaran.
Baca SelengkapnyaMendengarkan musik secara pribadi melalui earphone memang lebih nikmat. Tapi, Anda harus waspada dengan dampaknya dan gunakan alat ini secara aman.
Baca SelengkapnyaTelinga berdenging adalah fenomena biasa, namun sering dikaitkan dengan mitos-mitos tertentu.
Baca SelengkapnyaTelinga kanan berdenging kerap dikaitkan dengan pertanda atau firasat tertentu.
Baca SelengkapnyaBerbagai hal yang kita lakukan sehari-hari bisa berdampak pada kondisi kesehatan kita termasuk pada kondisi otak.
Baca SelengkapnyaDemi kondisi kesehatan telinga, pastikan untuk menentukan mana yang lebih aman digunakan antara earbuds atau headphones.
Baca SelengkapnyaMitos telinga berdenging dalam primbon Jawa mencerminkan suatu kepercayaan tradisional yang melekat dalam masyarakat Jawa.
Baca SelengkapnyaKepercayaan yang berkembang di masyarakat menjadikan kondisi yang umum ini tampak serius dan harus diperhatikan
Baca Selengkapnya