Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini alasan kenapa Indonesia tidak perlu khawatir tentang Ebola

Ini alasan kenapa Indonesia tidak perlu khawatir tentang Ebola Ilustrasi ebola. Shutterstock/igor.stevanovic

Merdeka.com - Munculnya virus kesehatan sama sekali tidak bisa diprediksi oleh manusia. Begitu pula dengan kemunculan virus Ebola yang menggemparkan dunia sejak beberapa bulan lalu ini.

Penyakit yang awalnya terdeteksi selama hampir puluhan tahun di Guinea ini mulai muncul kembali di tahun 2013 dan kemudian menyebar ke banyak negara yang pada akhirnya memakan ribuan korban jiwa. Fenomena inilah yang kemudian menjadi Ebola sebagai bencana global yang patut untuk diwaspadai bahayanya. Melihat hal ini pun, pemerintah Indonesia juga tidak tinggal diam. Terdapat beberapa langkah preventif yang telah dilakukan agar Indonesia tidak terhinggapi virus mematikan ini.

Sesuai dengan hasil seminar yang diselenggarakan oleh INDOHUN di Surakarta pada bulan Oktober ini, pemerintah sendiri telah melakukan serangkaian langkah mencegah berkembangnya virus ini. Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto dari Kementrian Kesehatan Indonesia selaku pembicara di seminar ini pun menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia sendiri telah mengedukasi masyarakat lewat beberapa lembaga kesehatan tentang virus bola, bagaimana penyebarannya, dan berapa lama proses inkubasi virus ini. Beberapa thermal scanner pun telah ditempatkan di bandara internasional yang menjadi tempat mendaratnya masyarakat setelah bepergian dari negara Arab atau pun Afrika. Beliau juga menghimbau kepada seluruh warga Indonesia yang bepergian ke luar negeri khususnya ke negara-negara yang berpotensi menjadi penyebaran virus Ebola untuk selalu menjaga kesehatan tubuh.

Orang lain juga bertanya?

"Virus ini sendiri hanya akan menular lewat kontak langsung dengan penderita. Oleh karena itu menjaga kesehatan dan kebersihan melalui hal-hal sederhana sangatlah penting untuk dilakukan."

Virus Ebola hingga saat ini telah merenggut 4.493 korban jiwa. Sementara mereka yang terindikasi terkena penyakit ini hingga pada bulan Oktober lalu berjumlah 8.997 jiwa. (mdk/feb)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kemenkes Jawab Dugaan Kasus DBD Naik Akibat Penyebaran Nyamuk Wolbachia
Kemenkes Jawab Dugaan Kasus DBD Naik Akibat Penyebaran Nyamuk Wolbachia

Banyak yang menduga, kenaikan kasus DBD ini akibat penyebaran nyamuk mengandung wolbachia.

Baca Selengkapnya
Mulai Disebar ke Alam, Ini Fakta-Fakta Nyamuk Wolbachia yang Bisa Bikin Aedes Aegypti Mandul
Mulai Disebar ke Alam, Ini Fakta-Fakta Nyamuk Wolbachia yang Bisa Bikin Aedes Aegypti Mandul

Nyamuk mengandung bakteri wolbachia mulai disebar ke lima kota di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kontroversi Nyamuk Wolbachia 'Bill Gates', Benarkah Mampu Mengurangi Penyebaran Demam Berdarah?
Kontroversi Nyamuk Wolbachia 'Bill Gates', Benarkah Mampu Mengurangi Penyebaran Demam Berdarah?

Efektivitas pemanfaatan teknologi wolbachia untuk menurunkan kejadian demam berdarah juga sudah dibuktikan di 13 negara.

Baca Selengkapnya
Kemenkes: Nyamuk Wolbachia Tak Timbulkan Penyakit Baru
Kemenkes: Nyamuk Wolbachia Tak Timbulkan Penyakit Baru

Menurut Nadia, hasil penelitian menunjukkan bakteri wolbachia tidak menginfeksi manusia atau vertebrata lain.

Baca Selengkapnya
Apakah Nyamuk Wolbachia Menularkan Bakteri ke Manusia? Ini Penjelasan Dinkes DKI
Apakah Nyamuk Wolbachia Menularkan Bakteri ke Manusia? Ini Penjelasan Dinkes DKI

Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersiap menempatkan sebanyak 1.400 ember berisi telur-telur nyamuk aedes aegypti mengandung bakteri wolbachia.

Baca Selengkapnya
Cara Indonesia Tanggulangi DBD Dilirik Kantor Farmasi Global
Cara Indonesia Tanggulangi DBD Dilirik Kantor Farmasi Global

Kasus DBD di Indonesia terus meningkat, seperti data Kementerian Kesehatan RI yang mencatatkan 190.561 kasus dan 1.141 kematian hingga minggu ke-36 tahun ini.

Baca Selengkapnya
Di Depan DPR, Menkes Budi Jamin Tak Ada Kegaduhan dari Penyebaran Nyamuk Wolbachia
Di Depan DPR, Menkes Budi Jamin Tak Ada Kegaduhan dari Penyebaran Nyamuk Wolbachia

Menkes Budi Gunadi Sadikin rapat dengan DPR membahas implementasi teknologi nyamuk Wolbachia.

Baca Selengkapnya
Peneliti Blak-blakan soal Nyamuk Wolbachia Hasil Rekayasa Genetik
Peneliti Blak-blakan soal Nyamuk Wolbachia Hasil Rekayasa Genetik

Peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) Adi Utarini atau akrab disapa Uut buka-bukaan terkait nyamuk wolbachia.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebar Nyamuk Wolbachia di 5 Kota, Ini Daftarnya
Kemenkes Sebar Nyamuk Wolbachia di 5 Kota, Ini Daftarnya

Kemenkes menegaskan, penggunaan nyamuk wolbachia tidak menjadikan manusia sebagai kelinci percobaan.

Baca Selengkapnya
Peneliti: Nyamuk Wolbachia Buat Kasus DBD di Yogyakarta Terendah Dibanding 30 Tahun Lalu
Peneliti: Nyamuk Wolbachia Buat Kasus DBD di Yogyakarta Terendah Dibanding 30 Tahun Lalu

Peneliti Wolbachia Mosquito Program (WMP) Yogyakarta Profesor Adi Utarini memberikan perkembangan dampak dari penyebaran nyamuk Wolbachia

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Cacar Monyet di Indonesia Masih Terkendali
Menkes Klaim Cacar Monyet di Indonesia Masih Terkendali

Hingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Kemenkes: Nyamuk Wolbachia Baru Disebar di 3 Kota
Kemenkes: Nyamuk Wolbachia Baru Disebar di 3 Kota

Kemenkes meluruskan informasi yang beredar bahwa pemerintah menebarkan nyamuk mengandung bakteri wolbachia ke lima kota di Indonesia.

Baca Selengkapnya