Ini alasan tepat untuk tidak punya anak di atas usia 45 tahun
Merdeka.com - Sebaiknya para pria berpikir ulang untuk memiliki anak di atas usia 45 tahun.
Sebab seperti yang dilansir dari bbc.co.uk, para ilmuwan dari Amerika Serikat dan Swedia mengatakan bahwa anak yang lahir dari ayah yang berusia lebih dari 45 tahun akan menghadapi banyak macam risiko kesehatan ketika mereka dewasa kelak.
Penelitian yang ditulis dalam JAMA Psychiatry ini menyebutkan bahwa mutasi sperma adalah penyebabnya.
-
Risiko apa yang lebih tinggi dialami ibu hamil usia tua? Risiko hamil di usia tua yang paling utama adalah Anda memiliki potensi untuk keguguran yang lebih tinggi dibanding hamil pada usia 20-an. Risiko keguguran dan lahir mati meningkat seiring bertambahnya usia karena kondisi medis yang sudah ada sebelumnya atau karena kondisi kromosom pada bayi.
-
Mengapa orang tua lebih rentan terhadap penyakit? Orang yang lebih tua mungkin lebih rentan terhadap penyakit -- namun setelah kami memperhitungkan hal tersebut dalam data kami, kami menemukan bahwa kera yang lebih tua menderita biaya infeksi yang lebih rendah dibandingkan kera yang lebih muda,' kata Siracusa.
-
Kenapa jadi ayah bisa berpengaruh buruk untuk kesehatan jantung? Meskipun terdapat variasi berdasarkan usia saat pria menjadi ayah dan latar belakang etnis partisipan, tampaknya stres dan tanggung jawab sebagai orang tua membuat sulit bagi pria untuk menjaga kebiasaan hidup sehat.
-
Siapa yang berisiko terkena cacat lahir? Ibu obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi saat hamil dan melahirkan bayi. Komplikasi ini bisa menyebabkan bayi lahir cacat karena kurangnya aliran darah ke organ-organ penting seperti otak dan jantung.
-
Kenapa ayah yang lebih tua bisa punya anak dengan gangguan mental? Seorang pria yang menjadi ayah pada usia yang lebih lanjut dapat menyebabkan sperma berkualitas rendah, yang dapat menyebabkan perpindahan gen yang bermutasi kepada anak-anak mereka.
-
Apa dampak diagnosis kanker pada orangtua? 'Dampaknya, orangtua mengalami stres dan cemas. Kalau lebih berat, bisa depresi. Orangtua juga sering merasa bersalah dan merasa belum bisa memberikan yang terbaik.
"Kualitas sperma yang menurun di dalam tubuh pria yang berusia 45 tahun ke atas mampu berakibat pada meningkatnya risiko kesehatan si anak. Mereka akan mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami autisme, kesulitan berkonsentrasi, maupun gangguan kejiwaan seperti schizophrenia," jelas salah seorang peneliti, Dr Brian D'Onofrio dari Indiana University, Amerika Serikat.
Selain itu dia juga menerangkan bahwa tak hanya usia, makanan serta pola hidup yang dijalani seorang laki-laki juga turut andil dalam menurunnya kualitas dan jumlah sperma yang mereka miliki.
(mdk/feb)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Semakin banyak pria yang menjadi ayah di usia yang lebih tua, hal ini menimbulkan dampak pada anak.
Baca SelengkapnyaHamil di usia tua (di atas 35 tahun), memiliki beberapa risiko terkait kesehatan ibu dan janin yang wajib diketahui.
Baca SelengkapnyaBanyak perempuan yang mendambakan kehamilan dan proses melahirkan sejak dini. Usia menjadi faktor penting dalam perencanaan kehamilan. Berapa usia yang terbaik?
Baca SelengkapnyaLee Minjung yang hamil diusia 40 tahun lebih harus ekstra hati-hati menjaga kehamilannya
Baca SelengkapnyaPerubahan status seorang pria menjadi ayah bisa meningkatkan risiko masalah jantung pada diri mereka.
Baca SelengkapnyaKetika dewasa anak stunting akan mengalami central obes
Baca SelengkapnyaMelewatkan atau tidak memberi imunisasi pada anak bisa berdampak buruk pada kesehatannya.
Baca SelengkapnyaUsia seseorang sangat mempengaruhi peluang dan keberhasilan kehamilan. Ketahui usia paling idealnya.
Baca SelengkapnyaApakah wanita merokok tidak bisa hamil? Berikut penjelasannya tentang pengaruh rokok terhadap kesuburan wanita dan kehamilan.
Baca SelengkapnyaPria ini mengungkapkan daripada mencari ibu baru, anaknya lebih butuh sosok ayah. Ia pun bertekad tak ingin menikah lagi.
Baca SelengkapnyaMasih marak terjadinya pernikahan dini di Indonesia bisa diatasi dengan peranan yang tepat bagi keluarga.
Baca SelengkapnyaBKKBN gencar melakukan upaya pencegahan anak stunting
Baca Selengkapnya