Ini Penyebab Bayi Sering Gumoh Setelah Makan
Merdeka.com - Setelah makan atau minum asi, salah satu hal yang sering terjadi adalah gumoh atau biasa regurgitasi dalam medis. Gumoh sendiri merupakan keadaan fisiologis yang sering ditemukan pada bayi terutama di bawah 12 bulan dan khususnya di bawah enam bulan.
"Gumoh itu karena ada imaturitas atau belum matangnya fungsi saluran cerna pada bayi. Salah satunya karena pintu antara kerongkongan dengan lambung belum sempurna," kata dokter spesialis anak subspesialis saluran pencernaan, Badriul Hegar.
"Kondisi tersebut membuat makanan jadi mudah kembali ke atas," kata Hegar melanjutkan usai bincang-bincang Kenali Keunikan Saluran Cerna Anak Untuk Nutrisi yang Optimal di Gedung IDAI, kawasan Salemba, Jakarta Pusat, belum lama ini
-
Mengapa bayi belum masuk panggul? Pada kondisi ini biasanya bayi berada di posisi kurang tepat, bisa menghadap ke belakang punggung atau sungsang.Bisa juga Anda mengalami masalah anatomi dengan plasenta, rahim, atau panggul sehingga bayi tidak dapat menempatkan posisi yang tepat dengan sendirinya sehingga memerlukan bantuan.
-
Kenapa sembelit bisa terjadi pada bayi? Dari bayi hingga dewasa, konstipasi dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk pola makan yang tidak seimbang, kurang asupan serat, dehidrasi, dan kurang aktivitas fisik.
-
Bagaimana bayi bisa masuk ke panggul? Saat ligamen kian mengendur, maka Anda semakin dekat dengan akhir kehamilan. Kondisi ini memungkinkan kepala bayi bergerak lebih jauh ke bawah panggul. Setelah kepala bayi memasuki panggul maka posisi yang didapatkan sudah tepat sebelum persalinan.
-
Mengapa GERD sering terjadi pada bayi? Kondisi ini umum terjadi pada bayi, terutama dalam beberapa bulan pertama kehidupan. Refluks fisiologis ini terjadi karena sistem pencernaan bayi yang belum matang. Bayi dapat mengidap penyakit ini jika refluks terjadi secara terus-menerus dan menyebabkan komplikasi seperti sulit makan, iritasi pada esofagus, atau masalah kesehatan lainnya.
-
Apa itu GERD pada bayi? Kondisi ini umum terjadi pada bayi, terutama dalam beberapa bulan pertama kehidupan. Refluks fisiologis ini terjadi karena sistem pencernaan bayi yang belum matang. Bayi dapat mengidap penyakit ini jika refluks terjadi secara terus-menerus dan menyebabkan komplikasi seperti sulit makan, iritasi pada esofagus, atau masalah kesehatan lainnya.
-
Apa yang terjadi pada bayi tersebut? 'Tapi bayi itu selamat. Dia sehat,' ungkap Nana Mirdad seraya membagikan cuplikan-cuplikan video penanganan sang bayi oleh tenaga medis di UGD.
Namun, para orangtua tidak perlu panik bila bayi gumoh sebanyak satu sampai empat kali sehari, karena itu adalah hal normal pada bayi. Seiring bertambahnya usia bayi, kata Hegar, kondisi fisiknya makin matang, sehingga frekuensi dan volume gumoh akan berkurang.
Normalnya, sekitar 80 persen bayi di bawah satu bulan akan gumoh sebanyak empat kali sehari. Lalu, ada 40 persen bayi usia 5-6 bulan akan mengalami gumoh. Jumlah persentase bayi gumoh lalu akan menurun hanya 3-10 persen bayi di usia 12 bulan.
Hegar mengungkapkan banyak ibu yang panik mendapati buah hatinya yang sering gumoh. Asalkan frekuensi gumoh tidak berlebihan dan kondisi bayi baik itu masih normal.
"Gumoh atau regurgitasi harus dipahami oleh setiap ibu, bahwa itu normal. Dari mana tahu normal? Kalau bayi happy dan berat badan naik," jelasnya.
Bila bayi gumoh lebih dari empat kali sehari, bisa melakukan beberapa intervensi. Pada bayi yang minum ASI eksklusif, usai menyusu posisikan dia dengan cara tepat salah satunya dengan memperbaiki posisi tidurnya telentang 60 derajat.
"Kalau bayi telah mendapat sufor (susu formula) boleh dengan thickening milk," kata Hegar.
Thickened milk dapat dibuat melalui modifikasi dengan cara mencampurkan 5 gram tepung beras (1 sendok takar) ke dalam 100 ml susu formula. Thickened formula telah dibuktikan dapat mengurangi gumoh dan memperpanjang lama tidur. Thickened milk tidak diberikan pada bayi yang mendapat ASI eksklusif seperti dikutip laman IDAI.
"Namun, jika dia gumoh lebih dari empat kali lalu sudah coba diatur posisi tidur atau thickening milk, silakan tanya ke dokter apakah ada sesuatu yang di luar biasanya," tuturnya.
"Tapi kalau di bawah tiga kali sehari gumoh santai saja, ngapain ke dokter," tutupnya.
Reporter: Benedikta DesideriaSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
GERD pada bayi bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan komplikasi jika tidak ditangani dengan baik. Berikut adalah penyebab dan cara penanganan GERD untuk si kecil
Baca SelengkapnyaMuntah dan gumoh sering dianggap hal yang sama pada bayi, padahal terdapat perbedaan di antara keduanya.
Baca SelengkapnyaMasalah asam lambung atau GERD bisa terjadi pada bayi dan perlu cepat dikenali oleh orangtua.
Baca SelengkapnyaMembuat bayi bersendawa setelah minum susu sangat penting dilakukan untuk mencegah berbagai masalah.
Baca SelengkapnyaGTM adalah salah satu tanda anak yang susah makan. Cari cara tepat untuk mengatasinya.
Baca SelengkapnyaGerakan Tutup Mulut (GTM) yang terjadi pada anak perlu untuk ditangani dengan tepat dan cepat.
Baca SelengkapnyaPermasalahan makan pada anak merupakan suatu kondisi yang kerap terjadi dan membutuhkan pemahaman dari orangtua.
Baca SelengkapnyaKetika bayi mengalami sembelit, orangtua harus segera menyadari dan mencari cara penanganannya.
Baca SelengkapnyaTerjadinya sembelit pada bayi merupakan sebuah permasalahan yang mungkin terjadi ketika mulai mengonsumsi MPASI.
Baca SelengkapnyaPerlu diperhatikan kebiasaan buruk bayi yang memengaruhi pertumbuhan gigi.
Baca SelengkapnyaGigi gingsul pada anak adalah kondisi di mana gigi tumbuh tidak sejajar dengan gigi lainnya, sering kali menonjol keluar dari garis gusi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan gigi pada bayi biasanya dimulai antara usia 6 hingga 12 bulan.
Baca Selengkapnya