Ini Penyebab Terjadinya Sejumlah kematian Akibat Virus Corona
Merdeka.com - Selama ini, peneliti menyebut virus corona COVID-19 tidak lebih mematikan dibanding SARS dan MERS. Walau begitu, virus ini juga telah menelan korban jiwa yang yang sedikit.
Terkait hal ini, Prof. David H. Muljono, peneliti senior dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengatakan ada banyak faktor yang memungkinkan seseorang bisa meninggal karena COVID-19.
"Tentang meninggal dan keberatan penyakit yang sembuh atau tidak itu memang betul, memang jelas imunitas mempengaruhi," kata David dalam sebuah seminar awam di LBM Eijkman.
-
Apa penyebab alami kematian manusia? Kematian karena penyebab alami sangat umum terjadi. Penyebab alami yang dimaksud dalam hal ini adalah segala sesuatu yang bukan merupakan kecelakaan atau hal lain yang dipengaruhi oleh suatu kekuatan eksternal, seperti kecelakaan atau pembunuhan.
-
Bagaimana ilmuwan ini meninggal? Meskipun penyebab pastinya tidak dapat dipastikan, dugaan kuat adalah bahwa kandung kemihnya pecah. Pengabaian untuk buang air kecil selama waktu yang lama diyakini telah menyebabkan tekanan tidak biasa pada kandung kemihnya yang kemudian mengakibatkan pecahnya organ tersebut.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Kenapa virus bisa bahaya? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
Selain itu, David juga memaparkan beberapa faktor yang kemungkinan menjadi penyebab meninggal lainnya. Di antaranya seperti paparan virus serta usia.
"Tentang virulensi memang belum pernah ada tes virulensi, tetapi yang dilaporkan dalam New England Journal tadi, yang meninggal atau menjadi parah itu adalah mereka yang terlambat atau pun organ yang terkena lebih banyak. Jadi mungkin dia kondisinya turun atau eksposure-nya lebih banyak dan tidak sekali atau dua kali, itu kita tidak tahu," kata peneliti yang juga dokter spesialis penyakit dalam ini.
COVID-19 Harus Ditangani Bersama-Sama
Mengutip laman resmi World Health Organization (WHO), Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa wabah ini merupakan ujian untuk solidaritas politik, keuangan, dan ilmiah.
"Kita perlu bersatu untuk melawan musuh bersama yang tidak menghormati perbatasan, memastikan bahwa kita memiliki sumber daya yang diperlukan untuk mengakhiri wabah ini dan membawa ilmu pengetahuan terbaik kita ke garis depan, untuk menemukan jawaban bersama untuk masalah bersama," kata Tedros.
Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaBadai sitokin adalah reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh di mana tubuh melepaskan sejumlah besar sitokin sehingga menyebabkan peradangan yang ekstrem.
Baca SelengkapnyaDari data terbarunya, ada 84 petugas pemilu yang meninggal dunia dengan rincian 71 dari unsur KPU dan 13 dari Bawaslu
Baca SelengkapnyaAda istilah bahwa seseorang meninggal akibat usia tua. Namun, apa sebenarnya penyebab kematian yang terjadi ini?
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaKepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi merinci data petugas pemilu yang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaSeorang pria 72 tahun di Belanda terinfeksi Covid-19 selama 613 hari dan berakhir meninggal. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca Selengkapnya