Ini perbedaan mendasar Alzheimer dan demensia
Merdeka.com - Melihat seseorang yang Anda cintai mengalami penurunan daya ingat tentu memilukan hati. Dugaan pertama atas kondisi ini umumnya adalah Alzheimer. Namun sebenarnya pikun tidak selalu berarti gejala Alzheimer.
Alzheimer dan demensia sering disamakan, padahal keduanya merupakan jenis gangguan yang berbeda.
Berikut ini kami suguhkan beberapa informasi berharga mengenai perbedaan mendasar Alzheimer dan demensia yang kami rangkum dari The Huffington Post (19/9).
-
Kenapa orang sering menganggap Alzheimer sama dengan demensia? Sering kali, Alzheimer dan demensia dianggap sama, namun sebenarnya keduanya memiliki klasifikasi yang berbeda.
-
Apa itu Demensia? Demensia adalah gangguan kognitif yang memengaruhi ingatan, pemikiran, dan kemampuan pengambilan keputusan individu.
-
Apa itu demensia? Demensia, termasuk Alzheimer, adalah penyakit yang tidak hanya mempengaruhi penderitanya, tetapi juga membawa dampak signifikan bagi keluarga, komunitas, dan sistem kesehatan.
-
Apa sebenarnya Alzheimer? Alzheimer adalah salah satu jenis demensia, yaitu gangguan otak yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif, seperti ingatan dan kemampuan berpikir.
-
Kenapa demensia disebut sebagai gangguan yang kompleks? Tergantung pada area otak yang rusak, setiap orang dapat mengalami dan mengembangkan gejala yang berbeda.
Demensia adalah istilah umum untuk berbagai kondisi, termasuk Alzheimer
Demensia dapat merangkum banyak kondisi yang berhubungan dengan otak dan harus dianggap lebih sebagai sindrom daripada penyakit.
"Demensia adalah penurunan kemampuan kognitif yang bisa terjadi di setiap fase kehidupan dan mencakup banyak penyakit," kata George Perry, kepala ilmuwan dari Brain Health Consortium di University of Texas di San Antonio.
Tidak hanya orang tua, remaja atau pria dan wanita di bawah 30 tahun pun bisa mengalami demensia akibat kecelakaan yang berdampak pada kerusakan otak atau stroke.
Penyakit Alzheimer berada di bawah 'payung' demensia. 50 Persen diagnosis demensia sebenarnya adalah gejala Alzheimer. Penyebab penyakit ini sulit ditelusuri, namun usia senja bisa berpengaruh besar.
Alzheimer sulit didiagnosis
Faktor yang membuat Alzheimer sulit dikenali adalah fakta bahwa kondisi tersebut hanya bisa dikonfirmasi secara pasti melalui otopsi.
"Kami dapat mendiagnosisnya ketika seseorang masih hidup, tetapi kami tidak pernah benar-benar yakin sampai mereka melakukan otopsi, dan kami mencari perubahan patologis spesifik di otak yang dapat kami simpulkan bahwa mereka meninggal akibat Alzheimer," kata Elise Caccappolo, profesor neuropsikologi dan direktur Neuropsychology Service di Columbia University Medical Center.
Kemungkinan gejala Alzheimer yang paling umum adalah kehilangan ingatan jangka pendek (short term memory loss).
Tiga jenis demensia yang paling umum
Menurut Caccappolo dan Perry, ada tiga jenis demensia yang paling sering diderita pasien, yaitu:
Demensia vaskular, yaitu ketika seseorang mengalami stroke atau diabetes yang mengakibatkan kurangnya pasokan oksigen ke otak.
Demensia frontotemporal, kondisi yang biasanya memengaruhi orang yang berusia 60 tahun ke atas, di mana protein yang mirip dengan Alzheimer mengarah pada hilangnya sel saraf di otak.
Lewy body dementia, kondisi di mana endapan protein berkembang pada area otak yang bertanggung jawab untuk keterampilan motorik dan ingatan.
Semua penyakit ini memiliki gejala yang berbeda, tetapi secara keseluruhan mungkin pasien menunjukkan gejala-gejala berikut:
- Perubahan suasana hati yang parah
- Perubahan kepribadian
- Penurunan kemampuan kognitif dan motorik yang signifikan
- Pada Lewy body dementia, pasien mungkin juga mengalami halusinasi
Demensia dan Alzheimer: Sama-sama tidak diketahui siapa yang lebih berisiko mengalaminya
Aspek yang meresahkan ke demensia dan Alzheimer keduanya adalah tidak diketahui siapa yang lebih berisiko mengalami kondisi ini.
"Sebagian besar penyakit ini bersifat sporadis, mereka tidak memiliki penyebab genetik yang jelas," kata Perry.
Beberapa orang mungkin memiliki warisan genetik Alzheimer. Namun ini tidak menjamin si pembawa gen akan mengalami Alzheimer di kemudian hari.
Demikian beberapa informasi penting seputar demensia dan Alzheimer. Semoga bisa membantu Anda untuk mencarikan perawatan yang tepat bagi orang terdekat yang menderita kondisi ini.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terdapat berbagai mitos penyakit Alzheimer yang sering menyesatkan karena tak memiliki dasar penjelasan ilmiah.
Baca SelengkapnyaDemensia adalah istilah untuk sekelompok gejala yang memengaruhi memori, kemampuan berpikir, dan kemampuan sosial.
Baca SelengkapnyaPada sejumlah kasus penurunan kemampuan otak itu dimulai pada usia 30 tahun
Baca SelengkapnyaKenali penyakit yang dapat menyerang orang tua Anda saat lanjut usia. Mulai dari penyakit kardiovakular hingga kehilangan fungsi otak seperti hilang ingat.
Baca SelengkapnyaNama Alzheimer diberikan untuk menghormati Alois Alzheimer, yang telah mengidentifikasi salah satu kasus demensia.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kesadaran terhadap demensia merupakan hal penting untuk mengurangi stigma dan kemunculannya.
Baca SelengkapnyaSejumlah penyakit memiliki nama atau penyebutan berdasar nama orang seperti penemunya.
Baca SelengkapnyaMeskipun tidak ada cara pasti, cara mencegah gangguan mental pada lansia dengan, mengelola stres, menjalani pengobatan secara rutin, & menjaga hubungan sosial.
Baca SelengkapnyaBeberapa kondisi lupa bisa terjadi secara alami, namun beberapa juga bisa jadi disebabkan karena masalah kesehatan lainnya.
Baca SelengkapnyaLansia bisa menunjukkan tanda depresi yang berbeda dan perlu disadari dengan tepat.
Baca SelengkapnyaTerdapat doa agar tidak lupa atau pikun dan amalan lainnya yang bisa dipraktikkan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaKebiasaan sehari-hari yang kita miliki ternyata bisa berpengaruh terhadap munculnya risiko demensia di diri kita.
Baca Selengkapnya