Jangan keliru, 5 hal ini tak melindungi kamu dari kuman
Merdeka.com - Berhati-hati dalam rangka melindungi diri dari kuman penyebab penyakit memang sangat penting. Hanya saja, ini tak lantas membuat kamu menjadi berlebihan dan melakukan aksi perlindungan yang sia-sia.
Tanpa sadar ada beberapa aksi perlindungan diri yang sering kamu lakukan ketika berhadapan dengan sesuatu yang kamu anggap atau memang menjadi sarang kuman yang ternyata tak menghasilkan manfaat apapun.
Nah, agar kamu tak salah memilih aksi, maka penting buat kamu untuk menyadari beberapa kesalahan yang sering kamu buat tersebut. Melansir dari prevention, berikut ini merupakan lima aksi tak berguna yang kamu lakukan untuk melindungi diri dari kuman.
-
Bagaimana cara mencegah kontaminasi silang? Simpan makanan mentah dan siap saji secara terpisah di kulkas, dan jangan biarkan cairan dari makanan mentah menetes ke makanan lain.
-
Bagaimana cara terbaik melindungi diri dari risiko kanker? Oleh karena itu, cara paling efektif untuk melindungi diri dari kanker adalah dengan berhenti merokok dan menjauhi paparan asap rokok.
-
Dimana risiko paparan kuman tinggi? Saat bepergian, terutama ke tempat wisata atau menggunakan transportasi umum, risiko paparan kuman meningkat.
-
Kenapa penting mencegah kontaminasi silang? Memperhatikan tips mencegah kontaminasi silang pada makanan sangat penting untuk menjaga kesehatan dan keselamatan Anda dan keluarga Anda.
-
Penyakit apa saja yang bisa dicegah? Dengan memahami jenis penyakit yang dapat dicegah melalui penggunaan masker, kita dapat lebih menyadari pentingnya tindakan pencegahan ini dalam menjaga kesehatan diri dan masyarakat.
-
Bagaimana cara mencegah kanker? Untuk mencegah kanker, sebaiknya hindari faktor-faktor risiko di atas dan jalani pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, rajin berolahraga, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol.
Menggunakan tisu di kamar mandi
Memang benar, kamar mandi menjadi salah satu tempat yang sangat disukai oleh kuman. Mereka bisa saja hadir pada gagang pintu, dan tempat lain sering dijangkau oleh tanganmu. Hanya saja, kondisi ini tak lantas membuat kamu harus menggunakan tisu untuk melindungi tangan ketika berinteraksi dengan benda-benda yang berada di kamar mandi atau membersihkan diri setelah menggunakan kamar mandi.
Cara ini tak akan melindungi kamu secara penuh dari kuman. Perlindungan terbaik yang bisa kamu lakukan justru dengan mencuci tangan. Mencuci tangan setelah menggunakan toilet dan bersentuhan dengan benda-benda di kamar mandi lebih efektif melindungi kamu dari kuman dibandingkan dengan menggunakan tisu.
Menahan napas saat ada yang bersin
Banyak sekali orang yang bereaksi menahan napas ketika ada orang lain yang bersin di dekatnya. Sebenarnya cara ini tak efektif menolong kamu untuk terhindar dari kuman, kecuali kamu bisa menahan napas sangat lama.
Ini karena kuman yang keluar dari bersin bisa bertahan cukup lama di udara. Tetapi, jika kamu bisa menahan napas dan beranjak secepat mungkin dari area bersin tersebut, ini mungkin bisa membantu.
Menyeka mulut botol minuman
Berbagi botol minuman bersama dengan teman? Bagi orang yang sangat menjaga kebersihan, ada kecenderungan mereka akan menyeka mulut botol (baik dengan tangan atau tisu) ketika mereka berbagi minumannya bersama teman.
Sayangnya, strategi ini tak membersihkan kuman. Cara ini justru bisa meninggalkan kuman pada area mulut botol.
Menggunakan sarung tangan
Saat bersentuhan dengan benda-benda di tempat umum, memang untuk sementara sarung tangan dapat melindungi kamu dari interaksi dengan kuman. Kuman akan menempel pada sarung tangan bukan pada tangan (seperti yang kamu harapkan).
Hanya saja, kuman yang yang menempel pada sarung tangan secara tak langsung akan sampai juga pada tangan kamu, saat kamu menarik sarung tangan tersebut. Kuman yang tertinggal pada sarung tangan juga akan menyalur pada bagian lain tubuh ketika pada sadar kamu menyentuhnya.
Kabar baiknya, sebagian besar kuman (terutama penyebab flu) akan mati setelah satu hari. Jadi, selama sarung tangan dibiarkan kering (sebelum dicuci), kuman tak akan terlalu ganas buatmu. ÂÂ
Tak menduduki kursi toilet
Sebagian orang seringkali enggan untuk menggunakan toilet duduk yang digunakan bersama-sama. Berpikir bahwa kursi toilet menjadi sumber kuman, mereka memilih untuk tidak menempelkan pantatnya di atas kursi toilet.
Alhasil, mereka memilih untuk menggunakan toilet dengan tidak menempelkan pantat. Terdengar konyol, tetapi faktanya banyak sekali orang yang melakukannya. Sebagian besar orang khawatir akan terkena risiko penyakit seks menular melalui kursi toilet tersebut (karena digunakan oleh banyak orang).
Faktanya, penyakit tersebut tak menular melalui kursi toilet. Bahkan jika kamu memilih untuk tidak menempelkan pantat, percikan dari kotoran yang kamu buang (baik air seni maupun tinja) justru menjadi penyebab munculnya kuman.
(mdk/SRA)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengambil moisturizer dari jar tanpa mencuci tangan atau saling pinjam produk skincare dengan orang lain bisa menjadi penyebab produk terkontaminasi.
Baca SelengkapnyaKebiasaan bertukar pakaian sering dianggap sebagai hal wajar dan tidak berbahaya. Namun, di balik kebiasaan ini terdapat risiko kesehatan yang tidak disadari.
Baca SelengkapnyaSejumlah bagian tubuh ternyata tidak boleh kita sentuh sembarangan, terutama dengan kondisi tangan yang belum steril.
Baca SelengkapnyaMengungkap fakta atau mitos dari makanan yang jatuh sebelum 5 menit.
Baca SelengkapnyaKonsumsi makanan yang jatuh ke lantai bisa memunculkan sejumlah bakteri ke mananan.
Baca SelengkapnyaKetika terjadi sejumlah kondisi ini, menggaruk bagian kulit yang gatal tersebut merupakan hal terlarang.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia masih banyak merebus air sebelum diminum, apakah itu efektif membunuh kuman?
Baca SelengkapnyaMeskipun dibersihkan secara rutin, lantai hotel masih dapat menampung kotoran, bakteri, dan hal-hal lain yang menjijikan.
Baca SelengkapnyaPertukaran barang pribadi hingga kebiasaan bercocok tanam bisa sebabkan infeksi kurap.
Baca SelengkapnyaPenyakit yang tampaknya tidak berbahaya sekalipun dapat menimbulkan konsekuensi yang parah jika tidak ditangani atau diabaikan.
Baca Selengkapnya