Jangan Langsung Anggap Anak Berbadan Kecil Sebagai Korban Stunting
Merdeka.com - Stunting merupakan salah satu masalah yang cukup menjadi perhatian di Indonesia pada beberapa tahun terakhir. Masalah stunting ini disebabkan karena kurangnya asupan gizi dan menyebabkan angguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Bukan hanya berdampak fisik tapi juga kemampuan kognitif.
Stunting biasanya terlambat disadari. Ketika tinggi badan si kecil relatif lebih rendah dari teman sebayanya, barulah muncul kekhawatiran. Stunting sangat berbeda dengan pendek.
Tinggi badan yang relatif rendah bisa juga disebut dengan perawakan pendek (short stature). Hal itu terjadi jika tinggi badan menurut umur dan jenis kelamin berada di bawah persentil 3. Berbeda dengan stunting, perawakan pendek tidak memengaruhi kondisi otak.
-
Apa ciri khas anak stunting? Dokter Hasto membeberkan ciri khas stunting adalah bertubuh pendek. Tetapi, kata dokter Hasto, pendek belum tentu stunting. Ciri yang lebih khas lagi, katanya, anak stunting tidak cerdas dan sering sakit-sakitan.
-
Mengapa stunting berbahaya untuk anak? Sebab, stunting mampu menyebabkan dampak kesehatan yang lebih buruk di kemudian hari. Misalnya seperti mempengaruhi imunitas tubuh dan perkembangan otak anak.
-
Apa ciri stunting pada anak? Pada umumnya, anak-anak yang mengalami kondisi stunting mempunyai tinggi badan yang lebih pendek bila dibanding dengan anak seusianya.
-
Apa yang menyebabkan stunting? Apalagi stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan kurangnya stimulasi.
-
Siapa yang berisiko stunting? Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, infeksi, serta faktor lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan optimal.
-
Apa dampak stunting pada individu? “Dampak stunting bukan hanya tinggi badan. Akan tetapi kualitas hidup individu akibat munculnya penyakit kronis, ketertinggalan dalam kecerdasan, dan kalah di dalam persaingan.
"Anak pendek jangan langsung di-judge kalau dia stunting. Tapi perawakan pendek bisa disebut stunting jika terjadi karena gangguan kesehatan atau nutrisi yang tidak optimal," ujar dokter Spesialis Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak, Damayanti Rusli.
Stunting selalu bermula dari penurunan berat badan yang dilanjutkan dengan penurunan fungsi kognitif. Damayanti mengatakan, anak penderita stunting berisiko memiliki IQ di bawah 90. Artinya anak hanya mampu bersekolah paling maksimal hingga kelas 3 SMP.
Selain masalah kognitif, anak juga mengalami gangguan pembakaran lemak. Potensi obesitas pun membesar seiring dengan keparahan stunting.
Anak bertubuh pendek masih dapat ditolong sebelum menjadi stunting. Kesempatan itu hanya ada sampai anak menginjak usia 2 tahun.
"Stunting itu sifatnya irreversible atau tidak bisa diubah kalau sudah kena. Bawa balita ke dokter spesialis anak karena hanya mereka yang bisa membedakan mana stunting dan bukan," ujarnya.
Asupan gizi memegang peran penting dalam mencegah stunting. Pastikan mereka mendapat protein hewani yang cukup. Jika berat badan turun seketika, segera bawa ke dokter anak untuk dilakukan pemeriksaan.
"Jangan asal tebak sendiri. Nantinya dokter akan membuat grafik untuk membaca apakah anak itu stunting atau tidak," ungkap Damayanti.
Jika kondisinya hanya merupakan perawatan pendek, anak bisa mengikuti terapi. Antara lain terapi sulih hormon, sulih enzim atau teknik pemanjangan tungkai.
Reporter: Annisa Mutiara AshariniSumber: Dream.co.id
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dokter menekankan agar balita yang terdeteksi pendek segera dirujuk ke puskesmas atau RS terdekat
Baca SelengkapnyaPara orang tua sangat penting untuk mengetahui ciri-ciri stunting pada anak dan cara mencegahnya sebelum terlambat.
Baca SelengkapnyaPencegahan stunting melalui asupan makanan yang tepat menjadi sangat penting diperhatikan.
Baca SelengkapnyaStunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya asupan makanan yang bergizi dan infeksi kronis pada periode pertumbuhan mereka.
Baca SelengkapnyaTentu, menjadi pertanyaan, apakah stunting dan gizi kurang atau gizi buruk sama?
Baca SelengkapnyaKetika dewasa anak stunting akan mengalami central obes
Baca SelengkapnyaTak hanya dari keluarga miskin, anak dari keluarga orang kaya juga bisa kena stunting.
Baca SelengkapnyaKurangnya asupan protein pada anak bisa menjadi penyebab munculnya masalah gangguan tumbuh kembang.
Baca SelengkapnyaPola asuh menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi tumbuh kembang anak
Baca SelengkapnyaKonsumsi susu terutama susu segar bisa menjadi cara yang baik untuk mencegah terjadinya stunting pada anak.
Baca SelengkapnyaPemberian air putih yang terlalu berlebihan pada anak bisa menjadi penyebab masalah termasuk terjadinya stunting.
Baca Selengkapnyauntuk mencegah stunting perilaku pola asuh orang tua kepada bayi dan balita perlu diperhatikan
Baca Selengkapnya