Jangan Terburu-buru Konsumsi Antibiotik Saat Flu
Merdeka.com - Ketika suhu tubuh terasa mulai meningkat disertai badan yang menjadi lemas serta munculnya perasaan mengganjal di tenggorokan, hal apa yang biasanya mulai anda lakukan? Banyak orang mengonsultasikannya ke dokter, namun sebagian langsung mengobatinya sendiri tanpa ke dokter.
Ketika memilih sendiri obat yang dikonsumsi untuk mengusir gejala flu ini, banyak yang memilih untuk memasukkan antibiotik pada obat mereka. Namun tahukah kamu bahwa penggunaan antibiotik ini terutama tanpa pengawasan dokter dapat berbahaya.
Dilansir dari The Conversation, Carol Kelly dari Edge Hill University menyebut bahwa seringnya konsumsi antibiotik ini justru dapat membuat tubuh seseorang tersebut menjadi resisten. Pasalnya, virus dan bakteri yang ada di tubuh dapat berevolusi ketika mereka sudah sering mengonsumsi antibiotik.
-
Kenapa bakteri dapat mengembangkan resistensi terhadap antibiotik? Blaskovich menjelaskan bahwa proses evolusi ini terjadi karena adanya 'tekanan seleksi' — yaitu, ketika bakteri menghadapi antibiotik yang mematikan mereka, hanya bakteri yang dapat bermutasi untuk bertahan yang akan bertahan hidup dan berkembang biak.
-
Apa yang terjadi ketika bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik? Ketika bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik, tubuh tidak dapat lagi melawan infeksi dengan cara yang sama. Ini menyebabkan bakteri berkembang biak, menyebar, dan berpotensi menjadi lebih berbahaya.
-
Kapan resistensi antibiotik bisa terjadi? 'Pada dasarnya, resistensi antibiotik bisa terjadi dengan sangat cepat, bahkan dalam hitungan beberapa hari,' kata Mark Blaskovich, seorang ahli kimia medis dan salah satu pendiri Centre for Superbug Solutions di University of Queensland, Australia dilansir dari Live Science.
-
Bagaimana bakteri dapat mengembangkan resistensi? Ada beberapa mekanisme umum yang memungkinkan bakteri mengembangkan resistensi: mengubah dinding sel mereka agar antibiotik tidak bisa masuk, memompa antibiotik keluar dari sel, mengubah protein target yang diserang antibiotik, atau menghasilkan enzim yang dapat menghancurkan antibiotik.
-
Siapa yang menjelaskan tentang resistensi antibiotik? Menurut dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), salah satu penyebab kondisi ini adalah penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan petunjuk.
-
Bagaimana cara mengurangi resistensi antibiotik? Terapkan kebiasaan higienis seperti mencuci tangan secara teratur dan lakukan vaksinasi untuk mengurangi risiko infeksi yang bisa membutuhkan antibiotik.
"Resistansi antibiotik mengakibatkan perawatan standar berupa pemberian antibiotik kepada orang yang sakit menjadi tidak efektif. Hal ini membuat orang yang membutuhkan antibiotik untuk perawatan infeksi yang serius menjadi rentan," tulis Kelly.
Dalam penelitian yang dilakukannya, Kelly melihat faktor yang menyebabkan terjadinya hal ini. Dia menyoroti peningkatan penggunaan antibiotik dan pemberiannya secara terus-menerus.
Selain itu, ada upaya dari dokter, tenaga kesehatan, dan pasien untuk secara cepat menghilangkan penyakit yang diderita tanpa melihat jangka panjang yang mungkin dialami. Hal ini pula yang menyebabkan tingginya konsumsi dari obat-obatan antibiotik ini.
Untuk mengatasi masalah ini, Kelly menyarankan untuk mengurangi konsumsi dari obat-obatan antibiotik ini. Dia menyarankan untuk melakukan beberapa hal lain dalam mengobati masalah flu ini.
"Tidur yang cukup, kurangi stres dan tingkatkan asupan cairan Anda, semuanya telah terbukti membantu menghentikan pilek dan flu. Anda juga harus sering-sering mencuci tangan untuk mencegah kuman-kuman berkembang menjadi sesuatu yang lebih ganas," jelasnya.
Jadi, agar tubuh kamu tak jadi kebal dengan antibiotik ini, mulai sekarang kurangi konsumsi obat tersebut terutama tanpa pengawasan dokter.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konsumsi antibiotik sembarangan bisa menjadi penyebab terjadinya resistensi, seberapa cepat kondisi ini bisa terjadi di tubuh kita?
Baca SelengkapnyaKedua bakteri ini dapat menyerang seluruh sistem organ dalam tubuh manusia dan menyebabkan kematian.
Baca SelengkapnyaDampak resistensi antimikroba akibat konsumsi antibiotik berlebihan masih belum disadari banyak orang.
Baca SelengkapnyaTemukan berbagai fakta penting saat minum antiobitik, biar nggak salah!
Baca SelengkapnyaKonsumsi antibiotik tanpa resep dari dokter bisa berujung bahaya dan bahkan kematian.
Baca SelengkapnyaJangan cepat-cepat minum antibiotik ketika batuk dan pilek. Yuk, kenali risiko dan efek samping yang mungkin muncul.
Baca SelengkapnyaPermasalahan resistensi mikroba akibat konsumsi antibiotik diperkirakan bisa diatasi dengan pengaturan penjualan.
Baca SelengkapnyaBanyak dari kita tanpa sadar memiliki kebiasaan sehari-hari yang justru melemahkan sistem pertahanan tubuh ini.
Baca SelengkapnyaTahukah kamu bahwa mengonsumsi antibiotik untuk mengatasi batuk dan pilek sebenarnya merupakan kesalahan?
Baca SelengkapnyaMengetahui nama bakteri dan penyakitnya dapat meningkatkan kewaspadaan.
Baca SelengkapnyaMakanan yang kita konsumsi memiliki dampak signifikan pada fungsi dan keseimbangan usus, organ yang memiliki peran penting dalam proses pencernaan.
Baca SelengkapnyaMemahami batas konsumsi yang aman dan potensi efek samping dapat membantu mengoptimalkan manfaat probiotik tanpa menimbulkan risiko kesehatan.
Baca Selengkapnya