Jerawat bikin orang rentan bunuh diri?
Merdeka.com - Banyak jerawat memang membuat orang tidak percaya diri. Namun sebuah penelitian menunjukkan bahwa ternyata efek jerawat juga bisa jadi berbahaya. Orang yang melakukan pengobatan jerawat memiliki risiko bunuh diri yang besar.
Hal ini diketahui peneliti Swedia di Karolinska Institute setelah mengamati 6.000 orang pada tahun 1980 - 1989. Para partisipan adalah orang yang menggunakan obat jerawat isotretinoin, yaitu obat yang dijual untuk mengobati jerawat serius sejak tahun 1980.
Peneliti berpendapat bahwa meningkatnya risiko bunuh diri pada orang yang menggunakan obat tersebut tak dikarenakan oleh kandungan obat, melainkan pada depresi yang dirasakan oleh partisipan akibat jerawat yang dideritanya.
-
Apa penyebab utama jerawat? Jerawat muncul akibat pori-pori kulit yang tersumbat oleh kelebihan minyak, sel-sel kulit mati, atau bakteri.
-
Apa saja penyebab jerawat? Penyebab jerawat sangat beragam dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Faktor Hormonal Salah satu penyebab utama timbulnya jerawat adalah perubahan hormon dalam tubuh.
-
Kenapa stres menyebabkan jerawat? Saat seseorang mengalami stres, tubuh akan memproduksi hormon stres seperti kortisol dan hormon adrenalin.
-
Apa yang menyebabkan jerawat di badan? Jerawat dapat muncul di badan akibat beberapa penyebab yang jarang disadari.
-
Mengapa memencet jerawat berbahaya? Memencet jerawat dengan tangan yang nggak bersih dapat membuat bakteri dan kuman menempel pada kulit. Hal ini tentunya bisa menyebabkan infeksi yang lebih serius, seperti impetigo ataupun selulitis. Nah, umumnya gejala infeksi ini dapat berupa kemerahan, pembengkakan, nyeri, dan juga nanah. Apabila nggak segera diobati, maka infeksi ini dapat menjadi semakin parah dan memerlukan perawatan medis lebih lanjut.
Peneliti kemudian membandingkan data tersebut dengan data terbaru dari 1980 - 2001. Hasilnya, 128 orang yang menggunakan obat tersebut masuk ke rumah sakit akibat percobaan bunuh diri.
"Jerawat yang parah bukan hal yang enteng. Hal ini bisa saja berkaitan dengan meningkatnya risiko bunuh diri," ungkap Anders Sundstrom, seperti dilansir oleh NBC News (11/12/10).
Para ahli menemukan bahwa risiko bunuh diri meningkat sejak satu sampai tiga tahun setelah perawatan jerawat. Biasanya pasien membutuhkan perawatan berkali-kali dan harus kembali ke klinik untuk mendapatkan terapi.
Meski begitu, Sundstrom menjelaskan bahwa kemungkinan seseorang bunuh diri karena masalah jerawat cukup langka. Ada satu kemungkinan di antara 2.300 orang yang menggunakan obat jerawat tersebut. Sundstrom juga berpendapat, selama pasien dalam keadaan psikologis yang baik dan memiliki orang yang bisa memonitornya, maka risiko bunuh diri bisa dihindari.
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Memahami perbedaan antara fakta dan mitos sangat penting agar bisa menangani jerawat dengan benar.
Baca SelengkapnyaMemencet jerawat merupakan hal yang haram dilakukan karena bisa menimbulkan berbagai masalah kulit.
Baca SelengkapnyaMitos jerawat ada yang kangen populer di masyarakat. Ini penjelasannya.
Baca SelengkapnyaJerawat masih sering terjadi meski sudah melewati masa pubertas remaja.
Baca SelengkapnyaPenyebab jerawat punggung dan cara mencegahnya yang penting diketahui.
Baca SelengkapnyaJerawat bukan hanya masalah kulit yang mengganggu penampilan, tetapi juga bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan dalam tubuh.
Baca SelengkapnyaDalam kasus bunuh diri, gangguan kesehatan mental menjadi pemicu utama.
Baca SelengkapnyaJerawat adalah masalah kulit yang bisa hilang dengan sendirinya. Namun, beberapa jenis baru bisa hilang dalam waktu lama.
Baca Selengkapnya