Kebiasaan Main Media Sosial Bisa Sebabkan Gangguan Pertumbuhan Anak
Merdeka.com - Secara mental, penggunaan media sosial pada anak bisa menyebabkan perubahan sikap dan perilaku. Namun siapa sangka bahwa kebiasaan ini ternyata juga bisa menyebabkan gangguan pada hormon dan perkembangan anak.
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman B. Pulungan meminta agar masyarakat lebih berhati-hati terhadap pengaruh media sosial pada anak.
Aman mengatakan, akhir-akhir ini banyak pihak seperti pemerintah, yang meminta agar anak memanfaatkan media sosial dengan lebih sering. Padahal, dari kalangan kesehatan meminta agar paparan terhadap media sosial pada anak harus dibatasi.
-
Siapa yang bilang media sosial berbahaya bagi anak? Seorang Ahli Bedah Umum asal Amerika Serikat (AS) Vivek Murphy mengatakan bahwa media sosial menghadirkan risiko besar bagi kesehatan mental remaja.
-
Apa saja bahaya media sosial untuk anak? Belum lagi prevalensi cyberbullying, diskriminasi, ujaran kebencian, dan postingan yang mempromosikan tindakan menyakiti diri sendiri yang dapat berinteraksi secara teratur dengan remaja, menurut APA.
-
Apa dampak negatif media sosial untuk anak? Seringkali, anak-anak tidak menyadari risiko yang mengancam akibat penggunaan media sosial yang berlebihan.
-
Bagaimana cara menghindari anak terjebak di media sosial? Orang tua harus memahami faktor-faktor penyebabnya dan aktif berperan dalam membimbing anak-anak mereka agar dapat memanfaatkan media sosial dengan cara yang sehat dan seimbang.
-
Kenapa media sosial berbahaya untuk otak anak? Otak anak-anak memiliki fungsi yang berbeda, dan dapat menjadi rentan selama fase perkembangan remaja. Kurang tidur bisa lebih berbahaya bagi remaja daripada orang dewasa, misalnya.
-
Siapa yang wajib melindungi anak di dunia digital? Penyedia platform di dunia digital dituntut proaktif untuk mencegah anak-anak bisa mengakses konten yang tidak sesuai umur mereka.
"Kami dari kalangan kesehatan meminta agar orangtua membatasi anak memakai media sosial," kata Aman dalam seminar media Hari Ulang Tahun IDAI ke-65 di Jakarta.
Pembatasan salah satunya dari durasi penggunaan yang berdampak pada kesehatannya. Ini dikarenakan media sosial bisa berpengaruh pada hormon anak.
Aman, yang juga memiliki keahlian di bidang endokrinologi anak mengatakan, hormon anak yang terganggu karena penggunaan media sosial, khususnya di malam hari, bisa berdampak pada tumbuh kembang anak.
"Jadi kalau jam 8 malam ke atas, melatoninnya tinggi untuk tidur. Kalau dia melihat gawai, melatoninnya jadi turun," kata Aman menjelaskan.
Melatonin sendiri bisa turun akibat sinar biru dari penggunaan gawai. Kondisi ini membuat anak menjadi sulit untuk tidur.
"Kalau dia tidak bisa tidur, hormon lainnya terganggu," tambahnya.
Jika kebiasaan ini terus dilakukan, maka anak bakal mengalami kesulitan untuk tidur. Hal ini dapat mengganggu sistem hormonnya dan selanjutnya membuat pertumbuhan anak juga terganggu.
Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembatasan penggunaan gawai pada anak bisa dimulai dari orangtua yang juga membatasi penggunaannya.
Baca SelengkapnyaPenggunaan media sosial secara teratur dapat mengubah perkembangan otak anak-anak secara berbahaya, bahkan anak-anak di usia 13 tahun.
Baca SelengkapnyaPenggunaan gawai atau gadget yang terlalu berlebih bisa menimbulkan sejumlah dampak bagi perkembangan anak.
Baca SelengkapnyaMiris, seorang bocah SD di Situbondo mengaku ikut-ikutan tren viral media sosial dengan menyakiti diri sendiri.
Baca SelengkapnyaPuan mengajak Pemerintah dan semua elemen masyarakat membangun komitmen bersama untuk memastikan hak anak terpenuhi.
Baca SelengkapnyaFenomena judi online di kalangan anak dan remaja juga kian hari semakin meningkat sehingga membuat kekhawatiran menurunnya kualitas generasi muda Indonesia.
Baca SelengkapnyaATVSI meminta pemerintah segera mengubah regulasi pada undang-undang yang sudah dianggap tidak relevan dengan kondisi saat ini.
Baca SelengkapnyaAturan itu menjadi perpanjangan dari Undang-Undang nomor Nomor 1 Tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPenggunaan gadget atau gawai pada anak di bawah dua tahun bisa memicu munculnya sejumlah masalah kesehatan yang tidak bisa dikesampingkan.
Baca SelengkapnyaScreentime pada anak di bawah usia 2 tahun sebaiknya dihindari karena sejumlah alasan.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani mendorong Pemerintah untuk segera mengatasi masalah judi online dengan serius, khususnya pada anak dan remaja.
Baca SelengkapnyaPerilaku yang beradab, tidak hanya wajib dilakukan di dunia nyata, tapi diperlukan untuk membangun generasi penerus yang bijak berdigital.
Baca Selengkapnya