Kekerasan saat kecil tingkatkan risiko penyakit tiroid wanita
Merdeka.com - Kekerasan yang dilakukan pada anak-anak tak hanya memberikan bekas luka memar yang hilang dalam hitungan minggu, melainkan juga memberikan masalah lainnya yang akan ada hingga mereka dewasa.
Sebuah penelitian mengungkap bahwa wanita yang mengalami kekerasan fisik saat masih kecil memiliki risiko terkena penyakit tiroid lebih besar dibanding wanita yang tak mengalami kekerasan fisik saat masih kanak-kanak.
"Kami menemukan kaitan yang signifikan dengan penyakit tiroid pada wanita yang mengalami kekerasan pada masa kanak-kanak," ungkap ketua peneliti Esme Fuller Thomson, profesor dari University of Toronto;s Faculty of Social Work, seperti dilansir oleh US News (02/08).
-
Siapa yang beresiko mengalami masalah karena kekerasan? Anak-anak yang mengalami atau menyaksikan kekerasan, trauma, pelecehan, atau penelantaran cenderung mengalami kesulitan kognitif di satu atau lebih bidang dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengalami hal-hal tersebut.
-
Siapa yang berisiko terkena hipotiroid? Meskipun terlihat sepele, kondisi ini dapat memberikan dampak besar jika tidak segera ditangani.
-
Siapa yang memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara? Orang yang tidak menyusui, tidak memiliki anak, merupakan faktor risiko untuk terjadinya kanker payudara,' ujar Dr. Diani dilansir dari Antara.
-
Apa dampak kekerasan pada anak? Menurut American Psychological Association (APA), anak-anak yang mengalami kekerasan lebih rentan terhadap depresi, kecemasan, agresi, dan perilaku antisosial di kemudian hari.
-
Siapa yang berisiko terkena kanker ovarium di usia muda? Beberapa penyebab kanker ovarium di usia muda yaitu:Faktor Genetik:Mutasi genetik tertentu dapat meningkatkan risiko kanker ovarium pada usia muda.
-
Siapa yang mengalami kekerasan? Kekerasan ekonomi terjadi ketika pelaku KDRT menguasai aspek keuangan korban untuk mengendalikan dan merugikannya.
Thomson menjelaskan bahwa awalnya mereka mengira hal ini pasti berkaitan dengan stres, kebiasaan merokok, minum alkohol, dan faktor lain yang berkaitan dengan kekerasan saat masih kecil. Namun faktanya, setelah menghitung semua faktor, peneliti menemukan risiko yang masih cukup besar, yaitu 40 persen pada wanita yang mengalami kekerasan saat masih kecil.
Hasil ini ditemukan peneliti setelah menganalisis data dari 13.000 orang dewasa di Kanada. Lebih dari 1.000 wanita diketahui mengalami kekerasan fisik sebelum mereka berusia 18 tahun dan sekitar 900 wanita mengatakan mereka memiliki penyakit tiroid.
Loriena Yancura, asisten peneliti dari University of Hawaii menjelaskan bahwa kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh trauma yang dialami wanita akibat kekerasan fisik saat masih kecil. Trauma kemudian mengubah cara tubuh mereka merespon stres hingga dewasa dan berkaitan dengan tiroid. (mdk/kun)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KDRT merupakan masalah yang masih terus terjadi hingga saat ini. Ketahui sejumlah dampak dan bahayanya.
Baca SelengkapnyaUsia menstruasi seorang wanita bisa menjadi penanda bagi sejumlah hal dalam kehidupannya termasuk pada risiko diabetes tipe 2 di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaKDRT bukan sebatas kekerasan fisik saja, tetapi juga mencakup kekerasan emosional, seksual, hingga finansial.
Baca SelengkapnyaKemenPPPA mencatat korban kekerasan didominasi oleh anak perempuan
Baca SelengkapnyaDokter spesialis neurologi, Restu Susanti mengatakan, perempuan lebih berisiko mengalami migrain dibandingkan laki-laki.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani berharap ada program-program dari Pemerintah yang dapat mencegah terjadinya KDRT.
Baca SelengkapnyaKetika anak menyaksikan orangtua melakukan KDRT terutama berulang, hal ini bisa timbulkan dampak psikologis pada mereka.
Baca SelengkapnyaRisiko perempuan mengalami migrain sebesar tiga hingga empat kali lipat dibanding pria.
Baca Selengkapnya