Kemarahan ternyata benar-benar membuat kepala terasa panas!
Merdeka.com - Untuk menyebut kemarahan, orang biasanya menggunakan kata kiasan "kepala yang panas," "kepala yang mengepul," dan lainnya. Ternyata hal ini tak sepenuhnya kiasan. Penelitian terbaru mengungkap bahwa emosi memang benar-benar bisa mempengaruhi keadaan fisik seseorang.
Mereka menemukan bahwa kemarahan memang bisa membuat kepala seseorang terasa panas, karena emosi yang negatif secara tak sadar menyiapkan diri untuk melakukan perkelahian. Selain itu, peneliti juga mengungkap bahwa ketika merasa sedih atau depresi orang merasa tungkai mereka lemas dan tak bertenaga.
Peneliti dari University of Turku memutuskan untuk melakukan pengamatan terhadap emosi manusia yang berbeda-beda, serta pengaruhnya terhadap keadaan tubuh mereka. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences ini menemukan bahwa orang yang marah bisa merasakan kepala dan tangan mereka lebih jelas.
-
Bagaimana kesehatan fisik mempengaruhi kesehatan mental? Satu interaksi kompleks antara perubahan fisik dan kesehatan mental melibatkan interaksi estrogen dan dopamin. Dopamin, yang dikenal juga sebagai “hormon kebahagiaan“ dikaitkan dengan motivasi dan reward di antara berbagai fungsi lain di otak.
-
Siapa yang meneliti pengaruh emosi positif terhadap kesehatan? Para peneliti menemukan bahwa terdapat hubungan antara emosi positif dan kesehatan fisik.
-
Apa pengaruh marah pada tubuh? Peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, dan melemahnya sistem kekebalan tubuh adalah beberapa pengaruh marah pada tubuh.
-
Mengapa kesehatan mental dan fisik saling mempengaruhi? Kesehatan mental dan kesehatan fisik telah lama dianggap sebagai aspek yang terpisah dalam pemahaman kita tentang kesehatan dan kesejahteraan. Namun, semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kesehatan mental dan fisik saling terkait dan saling mempengaruhi.
-
Bagaimana cara tubuh bereaksi saat kita marah? Dalam waktu tiga detik, tubuh masuk ke mode 'fight or flight' atau 'melawan atau lari.' Sistem saraf kita menjadi lebih waspada, detak jantung meningkat, tekanan darah naik, dan produksi hormon adrenalin melonjak.
-
Apa dampak kesehatan mental yang buruk terhadap tubuh? Gangguan kesehatan mental yang tidak diobati atau dikelola dengan baik dapat meningkatkan risiko penyakit fisik yang membahayakan diri seseorang seperti penyakit jantung, diabetes, obesitas, dan gangguan tidur atau insomnia.
Menurut peneliti, hal ini bisa jadi karena tubuh mereka secara tak sadar tengah mempersiapkan diri untuk berkelahi. Ketika kepala dan tangan lebih terasa, tubuh bisa bereaksi dengan cepat, seperti dilansir oleh Genius Beauty (19/02).
Sementara itu, di sisi lain, kesedihan dan depresi memicu rasa lemah pada tungkai dan kaki. Selain itu, rasa depresi mempengaruhi kesehatan dada dan jantung. Ketika seseorang merasa jijik, mereka lebih bisa merasakan bagian tenggorokan dan sistem pencernaan. Dan rasa cinta biasanya terasa pada bagian jempol kaki.
Peneliti menemukan bahwa hanya orang yang benar-benar bahagia yang bisa merasakan semua bagian tubuh mereka secara merata. Hasil ini ditemukan peneliti setelah mengamati keadaan tubuh pria dan wanita dari kebudayaan yang berbeda.
Mereka menemukan adanya sensasi tertentu pada beberapa bagian tubuh berbeda ketika seseorang merasakan emosi. Masing-masing emosi mempengaruhi bagian tubuh yang berlainan. Hasil penelitian ini bisa digunakan oleh semua orang untuk mengamati efek emosi terhadap tubuh mereka.
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebiasaan marah dan emosi meledak-ledak yang kita miliki bisa memiliki dampak bagi kesehatan tubuh.
Baca SelengkapnyaCuaca panas tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental dan emosional.
Baca SelengkapnyaTernyata ini penjelasannya mengapa lapar bikin orang emosian.
Baca SelengkapnyaMengenali penyebab dari munculnya rasa marah penting untuk membantu menyalurkannya secara positif di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaSeseorang yang meluapkan kemarahannya ternyata bisa merasa bahagia, kenapa bisa begitu?
Baca Selengkapnya