Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kematian pasangan dapat tingkatkan risiko serangan jantung

Kematian pasangan dapat tingkatkan risiko serangan jantung Ilustrasi Meninggal. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Sering dikatakan bahwa kehilangan pasangan akan membuat seseorang merasa patah hati. Nyatanya, istilah 'patah hati' di sini tak hanya terbukti secara psikologis, melainkan juga secara fisik. Sebuah penelitian mengungkap bahwa orang yang kehilangan pasangannya karena meninggal lebih berisiko terkena serangan jantung dan stroke.

"Penelitian kami menunjukkan peningkatkan risiko serangan jantung dan stroke hingga dua kali lipat selama 30 hari pertama setelah seseorang ditinggal mati pasangannya. Penelitian ini memberikan bukti baru bahwa risiko serangan jantung dan stroke terus naik tak hanya pada seminggu pertama kematian pasangan," ungkap peneliti Sunil Shah, seperti dilansir oleh Health Day News (24/02).

Patah hati dan kesedihan sebenarnya telah lama dikaitkan dengan kematian dan efek buruk terhadap kesehatan. Rasa sedih yang mendalam memang bisa meningkatkan risiko penggumpalan darah, meningkatkan tekanan darah, tingkat hormon stres, detak jantung, dan lainnya, ungkap Shah yang merupakan dosen di St George's University of London, Inggris.

Hasil ini didapatkan peneliti setelah fokus pada informasi dari 30.500 pria dan wanita di Inggris berusia antara 60 sampai 89 tahun yang kehilangan pasangannya antara tahun 2005 hingga 2012. Mereka membandingkannya dengan data sekitar 83.600 pria dan wanita yang tidak kehilangan pasangannya pada rentang waktu tersebut.

Peneliti menemukan bahwa sebulan pertama setelah kematian pasangan, partisipan lebih berisiko terkena serangan jantung baik fatal maupun non-fatal serta stroke. Risiko ini meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan dengan mereka yang tidak kehilangan pasangannya. Namun setelah melewati 30 hari pertama setelah berkabung, risiko ini mulai turun dan hampir sama dengan kelompok yang tak berkabung.

Hasil ini sebaiknya diperhatikan oleh orang yang baru kehilangan pasangannya dan orang-orang di sekitar mereka. Setidaknya mereka harus lebih waspada terhadap kemungkinan terjadinya stroke atau serangan jantung pada orang yang ditinggal pasangannya meninggal.

(mdk/kun)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menurut Ilmuwan, Kehilangan Orang Tercinta Bisa Membuat Seseorang Menua Lebih cepat
Menurut Ilmuwan, Kehilangan Orang Tercinta Bisa Membuat Seseorang Menua Lebih cepat

Kesimpulan ini berdasarkan riset yang dilakukan oleh ilmuwan di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Penelitian Terbaru Ungkap Bahwa Konstipasi Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Penelitian Terbaru Ungkap Bahwa Konstipasi Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Konstipasi merupakan salah satu faktor yang tanpa disadari bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung.

Baca Selengkapnya
Kelainan Irama Jantung Bisa Buat Seseorang Berisiko Alami Stroke
Kelainan Irama Jantung Bisa Buat Seseorang Berisiko Alami Stroke

Kondisi kelainan irama jantung atau atrial fibrilasi (AF) bisa menyebabkan risiko terjadinya stroke.

Baca Selengkapnya
Sering Dianggap Sama, Kenali Perbedaan Penting antara Serangan Jantung dengan Gagal Jantung
Sering Dianggap Sama, Kenali Perbedaan Penting antara Serangan Jantung dengan Gagal Jantung

Bingung dengan perbedaan serangan jantung dan gagal jantung? Simak perbedaan penting kedua kondisi tersebut di artikel berikut!

Baca Selengkapnya
Penelitian Ungkap Bahwa Jadi Ayah Bisa Buat Pria Rentan Alami Masalah Kesehatan Tertentu
Penelitian Ungkap Bahwa Jadi Ayah Bisa Buat Pria Rentan Alami Masalah Kesehatan Tertentu

Perubahan status seorang pria menjadi ayah bisa meningkatkan risiko masalah jantung pada diri mereka.

Baca Selengkapnya
Penyebab Gagal Jantung di Usia Muda, Wajib Diwaspadai
Penyebab Gagal Jantung di Usia Muda, Wajib Diwaspadai

Gagal jantung adalah kondisi di mana jantung mulai melemah dalam memompa darah.

Baca Selengkapnya