Kematian pasangan dapat tingkatkan risiko serangan jantung
Merdeka.com - Sering dikatakan bahwa kehilangan pasangan akan membuat seseorang merasa patah hati. Nyatanya, istilah 'patah hati' di sini tak hanya terbukti secara psikologis, melainkan juga secara fisik. Sebuah penelitian mengungkap bahwa orang yang kehilangan pasangannya karena meninggal lebih berisiko terkena serangan jantung dan stroke.
"Penelitian kami menunjukkan peningkatkan risiko serangan jantung dan stroke hingga dua kali lipat selama 30 hari pertama setelah seseorang ditinggal mati pasangannya. Penelitian ini memberikan bukti baru bahwa risiko serangan jantung dan stroke terus naik tak hanya pada seminggu pertama kematian pasangan," ungkap peneliti Sunil Shah, seperti dilansir oleh Health Day News (24/02).
Patah hati dan kesedihan sebenarnya telah lama dikaitkan dengan kematian dan efek buruk terhadap kesehatan. Rasa sedih yang mendalam memang bisa meningkatkan risiko penggumpalan darah, meningkatkan tekanan darah, tingkat hormon stres, detak jantung, dan lainnya, ungkap Shah yang merupakan dosen di St George's University of London, Inggris.
-
Siapa yang lebih berisiko terkena serangan jantung? Beberapa orang mungkin mewarisi gen yang meningkatkan risiko kondisi seperti hipertensi, diabetes, atau gangguan lipid.
-
Siapa yang berisiko tinggi mengalami serangan jantung? Seseorang dengan risiko tinggi mengalami serangan jantung mendadak biasanya menunjukkan sejumlah tanda fisik yang bisa kita kenali.
-
Kenapa orang meninggal karena penyakit jantung ? Menurut data yang disampaikan Prima, setiap tiga detik ada orang yang meninggal karena penyakit jantung koroner atau stroke di dunia. Di Indonesia, satu dari sepuluh kematian disebabkan oleh penyakit jantung koroner, dan pada tahun 2016, biaya pelayanan kesehatan untuk penyakit jantung mencapai Rp7,4 triliun, angka tertinggi dibandingkan penyakit lainnya.
-
Siapa yang rentan terkena sindrom kematian jantung? Kondisi genetik seperti kardiomiopati hipertrofik atau sindrom QT panjang dapat menyebabkan kematian mendadak pada individu muda, bahkan saat mereka tampak sehat.
-
Siapa yang lebih rentan alami masalah kesehatan jantung? Kondisi ini terutama lebih parah pada pria yang menjadi ayah pada usia 25 tahun atau lebih muda, khususnya pada pria kulit hitam dan Hispanik, yang juga menunjukkan angka kematian lebih tinggi.
-
Siapa yang lebih berisiko meninggal? Setelah lebih dari satu dekade, 1.871 individu yang retina mereka terlihat lebih tua lebih mungkin meninggal.
Hasil ini didapatkan peneliti setelah fokus pada informasi dari 30.500 pria dan wanita di Inggris berusia antara 60 sampai 89 tahun yang kehilangan pasangannya antara tahun 2005 hingga 2012. Mereka membandingkannya dengan data sekitar 83.600 pria dan wanita yang tidak kehilangan pasangannya pada rentang waktu tersebut.
Peneliti menemukan bahwa sebulan pertama setelah kematian pasangan, partisipan lebih berisiko terkena serangan jantung baik fatal maupun non-fatal serta stroke. Risiko ini meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan dengan mereka yang tidak kehilangan pasangannya. Namun setelah melewati 30 hari pertama setelah berkabung, risiko ini mulai turun dan hampir sama dengan kelompok yang tak berkabung.
Hasil ini sebaiknya diperhatikan oleh orang yang baru kehilangan pasangannya dan orang-orang di sekitar mereka. Setidaknya mereka harus lebih waspada terhadap kemungkinan terjadinya stroke atau serangan jantung pada orang yang ditinggal pasangannya meninggal.
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kesimpulan ini berdasarkan riset yang dilakukan oleh ilmuwan di Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaKonstipasi merupakan salah satu faktor yang tanpa disadari bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung.
Baca SelengkapnyaKondisi kelainan irama jantung atau atrial fibrilasi (AF) bisa menyebabkan risiko terjadinya stroke.
Baca SelengkapnyaBingung dengan perbedaan serangan jantung dan gagal jantung? Simak perbedaan penting kedua kondisi tersebut di artikel berikut!
Baca SelengkapnyaPerubahan status seorang pria menjadi ayah bisa meningkatkan risiko masalah jantung pada diri mereka.
Baca SelengkapnyaGagal jantung adalah kondisi di mana jantung mulai melemah dalam memompa darah.
Baca Selengkapnya