Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kenali 5 pemicu stress pada anak

Kenali 5 pemicu stress pada anak ilustrasi stres anak. www.theatlantic.com

Merdeka.com - Saat ini stres tidak hanya terjadi pada orang dewasa, namun telah merambah pada dunia anak-anak dan remaja. Sebuah survei yang dilakukan WebMD secara nasional di Amerika menemukan bahwa 72% anak-anak memiliki perilaku negatif karena stres, dan 62% anak-anak menunjukkan gejala fisik seperti sakit kepala dan sakit perut.

Survei yang serupa dilakukan oleh the American Psychological Association’s Stress pada remaja usia sekolah menengah atas (SMA). Mereka menemukan bahwa para remaja tersebut rata-rata memiliki tingkat stres di atas orang dewasa. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah "apakah yang menjadi penyebab stres pada anak-anak dan remaja ini?". Para ahli kemudian mengidentifikasi beberapa hal yang menjadi penyebabnya.

Perkembangan anak yang lebih cepat

Mungkin ini berkaitan erat dengan kemajuan teknologi. Banyak orang tua dan guru anak mengatakan bahwa 30 tahun yang lalu, anak-anak usia Taman Kanak-Kanak (TK) hanya diajarkan untuk melukis dengan jari dan menyusun balok. 

Berdasarkan pada studi baru yang dilakukan oleh Boston University School of Medicine, saat ini, anak-anak usia tersebut setidaknya memiliki pekerjaan rumah (PR) yang membutuhkan waktu sekitar 25 menit. Sedangkan untuk anak kelas satu dan dua sekolah dasar (SD) mendapatkan PR dua sampai tiga kali dari jumlah yang direkomendasikan oleh Asosiasi Pendidikan Nasional. 

Studi yang serupa dilakukan oleh the University of Virginia, dalam kurun waktu 1998-2015, waktu yang dibutuhkan anak TK untuk belajar membaca meningkat sebesar 25%. Sedangkan penurunan drastis terjadi pada pendidikan seni,musik, dan fisik.

Kurangnya waktu bermain

Beberapa kegiatan anak seperti olahraga, seni, ataupun musik sebenarnya membantu anak untuk terhindar dari stres. Sandra Hassink, presiden dari American Academy of pediatrics menyarankan bahwa penting bagi orang tua untuk memberikan mereka pengaturan waktu yang lebih longgar. Perhatikan porsi kegiatan yang harus diberikan kepada anak. Karena jika terlalu banyak kegiatan yang mereka lakukan, terutama terkait dengan pelajaran, mereka bisa menjadi kewalahan dan mulai mengalami stres.

Hal yang harus orang tua perhatikan adalah jadwal istirahat yang cukup bagi anak. Karena sebagian anak-anak masih belum bisa mengatur diri, kapan untuk istirahat. Asosiasi nasional untuk pendidikan anak dan remaja, menemukan bahwa sejak 2008 sistem sekolah telah mempersingkat waktu istirahat sebanyak 50 menit setiap minggu. Hal yang serupa juga terjadi pada pendidikan jasmani. 

Kejenuhan media yang penuh dengan konten dewasa

Kemajuan teknologi saat ini memudahkan siapa saja untuk mengakses informasi. Berdekatan dengan berbagai media informasi instan memudahkan mereka untuk mengakses informasi yang sebenarnya tidak diperuntukkan untuk mereka. Terlebih berbagai unsur kekerasan, kompleksitas hubungan percintaan dewasa yang dikemas sebagai hiburan, memunculkan rasa ingin tahu dan pengaruh bagi pemikiran mereka. 

Pantauan dari orang tua sangat dibutuhkan di sini. Hassink menyarankan agar para orang tua memperhatikan isi hiburan yang ditonton oleh anak-anak mereka. Memastikan isi tontonan yang sesuai untuk mereka. Dampinagn orang tua sangat dibutuhkan saat anak-anak mereka mengonsumsi tontonan publik agar dapat memastikan apa yang anak-anak petik dari tontonannya tersebut.

Tidak cukup tidur

Tekanan tugas sekolah dan daya tarik media sosial mengurangi jatah tidur anak-anak dan remaja. National Sleep Foundation menemukan bahwa banyak orang tua mengatakan bahwa anak-anak mereka mulai tidur setelah menyelesaikan PR dan setelah menyelesaikan beberapa kegiatan sekolah. 

Tiga dari empat orang anak dengan kelompok usia 6-17 tahun memiliki satu perangkat elektronik di kamar tidurnya. Hal tersebut ternyata mampu memotong satu jam waktu tidur mereka. Sedangkan penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat mempengaruhi memori, penilaian, dan suasana hati. 

Masalah keluarga

Masalah keluarga seperti penyakit orangtua, tinggal terpisah dengan orangtua, pertengkaran dan bahkan perceraian orang tua dapat menjadi penyebab utama stres pada anak. Data statistik menunjukkan bahwa setiap tahun setidaknya terdapat 1,5 juta anak yang harus menghadapi perceraian kedua orang tua mereka. 

Saat ini, studi menunjukkan bahwa anak-anak dari keluarga militer dengan catatan semua usia, mengalami kecemasan dan stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang lain. Hal lain yang bisa jadi pemicu stres pada anak, adalah stres yang dialami oleh orang tuanya sendiri. Dengan porsi yang sama untuk perhatian terhadap anak, orang tua juga harus memperhatikan diri mereka sendiri. Orang tua bisa melakukannya dengan menghabiskan waktu yang cukup untuk anak-anak. Cara ini bisa mengurangi stres pada anak dan juga pada orang tua sendiri.   (mdk/SRA)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penyebab Stres pada Anak dan Cara Mengatasinya
Penyebab Stres pada Anak dan Cara Mengatasinya

Dengan memahami penyebab stres dan cara mengatasinya, orang tua dan pendidik dapat membantu anak-anak mereka menghadapi tantangan dengan lebih baik.

Baca Selengkapnya
5 Kondisi Penyebab Stres pada Anak, Perlu Diketahui dan Dihindari Orangtua
5 Kondisi Penyebab Stres pada Anak, Perlu Diketahui dan Dihindari Orangtua

Kondisi stres yang dialami oleh anak dan remaja cenderung disebabkan oleh sejumlah hal yang perlu diektahui orangtua.

Baca Selengkapnya
10 Alasan Mengapa Anak Zaman Sekarang Lebih Mudah Cemas Dibanding di Masa Lalu
10 Alasan Mengapa Anak Zaman Sekarang Lebih Mudah Cemas Dibanding di Masa Lalu

Anak zaman sekarang cenderung lebih mudah mengalami kecemasan dibanding di masa lalu karena sejumlah hal.

Baca Selengkapnya
Tanda-tanda Stres pada Anak yang Jarang Disadari Orang Tua, Jangan Diabaikan
Tanda-tanda Stres pada Anak yang Jarang Disadari Orang Tua, Jangan Diabaikan

Stres pada anak bukan hanya merupakan masalah kecil yang dapat diabaikan, tetapi merupakan tanda bahwa anak sedang menghadapi tekanan yang signifikan.

Baca Selengkapnya
6 Tanda Depresi dan Kecemasan yang Bisa Terjadi pada Anak dan Remaja
6 Tanda Depresi dan Kecemasan yang Bisa Terjadi pada Anak dan Remaja

Kondisi depresi dan kecemasan juga bisa terjadi pada anak dan perlu dipahami tanda serta gejalanya oleh orangtua.

Baca Selengkapnya
Deretan Masalah Kesehatan yang Rawan Dialami Anak Remaja, Perlu Diwaspadai Orangtua
Deretan Masalah Kesehatan yang Rawan Dialami Anak Remaja, Perlu Diwaspadai Orangtua

Sejumlah masalah kesehatan rentan dialami oleh remaja karena perubahan yang dilaluionya.

Baca Selengkapnya
16 Kebiasaan Buruk Anak dan Cara Mengatasinya, Orangtua Perlu Tahu
16 Kebiasaan Buruk Anak dan Cara Mengatasinya, Orangtua Perlu Tahu

Sejumlah kebiasaan buruk pada anak perlu diketahui dan diatasi oleh orangtua.

Baca Selengkapnya
6 Ketakutan yang Biasa Dimiliki Anak, Siasati agar Mereka Tidak Jadi Penakut
6 Ketakutan yang Biasa Dimiliki Anak, Siasati agar Mereka Tidak Jadi Penakut

Ketakutan yang dimiliki oleh anak bisa disebabkan oleh sejumlah hal yang perlu disiasati agar mereka tidak menjadi penakut.

Baca Selengkapnya
Fakta Kenakalan Remaja dan Penyebabnya, Perlu Diketahui
Fakta Kenakalan Remaja dan Penyebabnya, Perlu Diketahui

Remaja adalah aset bangsa yang seharusnya dibina dan diarahkan menuju masa depan yang cerah.

Baca Selengkapnya
Penelitian Terbaru Ungkap bahwa Remaja Merasa Kehidupan Mereka Jauh Lebih Sulit Pada Saat Ini
Penelitian Terbaru Ungkap bahwa Remaja Merasa Kehidupan Mereka Jauh Lebih Sulit Pada Saat Ini

Penelitan terbaru mengungkap bahwa remaja merasa kehidupan mereka menjadi semakin sulit.

Baca Selengkapnya
8 Gangguan Kecemasan pada Anak, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
8 Gangguan Kecemasan pada Anak, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Anxiety atau kecemasan tidak hanya dapat dialami oleh orang dewasa, gangguan kecemasan pada anak juga dapat terjadi.

Baca Selengkapnya
Sering Membentak Anak? Ini Dampaknya Untuk Kesehatan Mental
Sering Membentak Anak? Ini Dampaknya Untuk Kesehatan Mental

Anak-anak yang sering mengalami teriakan dari orangtua cenderung mengalami gangguan mental seperti kecemasan, depresi, dan stres.

Baca Selengkapnya