Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ketagihan merokok tak cuma disebabkan nikotin

Ketagihan merokok tak cuma disebabkan nikotin Ilustrasi merokok. ©Shutterstock.com/prudkov

Merdeka.com - Setiap perokok pasti pernah tahu rasanya ketika sangat ingin merokok ketika mereka tak bisa melakukannya. Keadaan ini biasanya diakibatkan oleh kecanduan nikotin. Ketika kadar nikotin dalam tubuh menurun, perokok cenderung ingin merokok kembali.

Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa keinginan kuat untuk merokok tak hanya disebabkan oleh menurunnya nikotin pada tubuh perokok, melainkan juga melibatkan bagian pada otak. Peneliti berhasil menghentikan keinginan merokok dengan memberikan gelombang magnetik pada bagian tertentu pada otak.

Peneliti berhasil mendapatkan gambar besar otak dan melihat ketika bagian tertentu bereaksi saat perokok mulai merasa kecanduan nikotin. Otak mulai mengirimkan sinyal yang membuat perokok ingin segera merokok. Ketika otak mengetahui bahwa perokok bisa mendapatkan rokok, koneksi ini akan semakin kencang.

Namun peneliti juga menemukan bahwa jika mereka berhasil memutus koneksi otak saat itu, perokok akan mampu menangani keinginan merokoknya dan kecanduan atas nikotin pun hilang.

"Awak kapal yang merokok mengatakan bahwa mereka merasakan keinginan yang sangat kuat untuk merokok ketika mereka hampir mendarat, tak peduli apakah mereka melakukan penerbangan jarak dekat atau jauh," ungkap peneliti Takuya Hayashi, seperti dilansir oleh NY Daily News (31/01).

Penelitian ini menunjukkan bahwa keinginan merokok tak hanya dipengaruhi oleh rendahnya kadar nikotin dalam tubuh perokok, melainkan juga melibatkan proses mental ketika otak mereka mengharapkan perokok untuk mendapatkan nikotin yang mereka inginkan.

Peneliti menemukan hal ini setelah mengamati hasil pindaian otak 10 perokok yang menonton video mengenai orang yang merokok. Video tersebut meningkatkan bagian otak yang membuat mereka merasa ingin merokok.

Dorsolateral prefrontal cortex (DLPFC) adalah bagian otak yang akan menjadi aktif ketika mengetahui bahwa seseorang tersebut bisa mendapatkan rokok dengan segera. Bagian ini yang mempengaruhi bagian orbitofrontal cortex (OFC) pada otak yang kemudian meningkatkan keinginan untuk merokok.

Ketika peneliti memberikan gelombang magnetik pada bagian DLPFC, aktivitas pada OFC menjadi lebih rendah dan mengurangi keinginan perokok untuk merokok. Hayashi berharap bahwa penemuan ini bisa membantu mengembangkan perawatan terhadap orang yang kecanduan merokok atau kecanduan pada hal lainnya. (mdk/kun)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kesulitan dalam Berhenti Merokok Bisa Disebabkan karena Faktor di Dalam Diri
Kesulitan dalam Berhenti Merokok Bisa Disebabkan karena Faktor di Dalam Diri

Berhenti merokok merupakan sebuah hal yang sulit dilakukan banyak orang dengan mudah. Kondisi ini biasanya disebabkan karena faktor di dalam diri.

Baca Selengkapnya
Ini Penyebab Mengapa Berat Badan Seseorang Naik saat Berhenti Merokok
Ini Penyebab Mengapa Berat Badan Seseorang Naik saat Berhenti Merokok

Bertambahnya berat badan seseorang ketika dia berhenti merokok bukanlah mitos belaka. Penelitian mengungkap mengapa hal ini terjadi.

Baca Selengkapnya
4 Makanan dan Minuman yang Perlu Dihindari saat Mencoba Berhenti Merokok
4 Makanan dan Minuman yang Perlu Dihindari saat Mencoba Berhenti Merokok

Sejumlah makanan dan minuman yang kita konsumsi ternyata bisa mengganggu upaya kita untuk berhenti merokok.

Baca Selengkapnya
17 Zat Berbahaya dan Mematikan pada Rokok, Wajib Baca
17 Zat Berbahaya dan Mematikan pada Rokok, Wajib Baca

Di dalam setiap batang rokok tersembunyi koktail kimia yang berbahaya, yang beberapa di antaranya memiliki potensi mematikan.

Baca Selengkapnya
Waspadai, Ini Bahaya Merokok Setelah Makan yang Jarang Disadari
Waspadai, Ini Bahaya Merokok Setelah Makan yang Jarang Disadari

Merokok setelah makan bisa memicu datangnya berbagai macam penyakit.

Baca Selengkapnya
UI: Rokok Elektrik Bukan Pengganti Rokok Konvensional, Risikonya Lebih Tinggi
UI: Rokok Elektrik Bukan Pengganti Rokok Konvensional, Risikonya Lebih Tinggi

Berdasarkan riset yang dilakukan, harga rokok dan teman sebaya menjadi dua faktor paling berpengaruh bagi anak muda yang merokok.

Baca Selengkapnya
"Cowok Kok Nggak Ngerokok?" Dampak Pandangan Toxic Masculinity Terhadap Terus Meningkatnya Jumlah Perokok Pria di Indonesia

Pandangan bagi pria yang tidak merokok di Indonesia menyebabkan semakin meningkatnya jumlah perokok.

Baca Selengkapnya
Mitos atau Fakta, Apakah Merokok Dapat Menghilangkan Stres? Begini Penjelasannya
Mitos atau Fakta, Apakah Merokok Dapat Menghilangkan Stres? Begini Penjelasannya

Merdeka.com merangkum informasi tentang apakah merokok benar-benar efektif dalam meredakan stres atau justru memperburuknya.

Baca Selengkapnya
Kenapa Judi Bikin Candu?
Kenapa Judi Bikin Candu?

Waspada terjebak judi karena bisa bikin kecanduan, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya
9 Kandungan Rokok yang Berbahaya Bagi Tubuh, Ketahui Risiko Kesehatannya
9 Kandungan Rokok yang Berbahaya Bagi Tubuh, Ketahui Risiko Kesehatannya

Berhenti merokok dapat memberikan banyak efek kebaikan bagi tubuh.

Baca Selengkapnya
Masalah Jantung Terjadi Bukan Karena Kafein Tapi Akibat 3 Kebiasaan Buruk Berikut
Masalah Jantung Terjadi Bukan Karena Kafein Tapi Akibat 3 Kebiasaan Buruk Berikut

Kebiasaan buruk yang menyertai rutinitas minum kopi bikin pencinta kopi berisiko alami masalah jantung.

Baca Selengkapnya
Mengenal Adiksi dan Gejalanya, Disfungsi Sistem Otak yang Sebabkan Ketergantungan Parah
Mengenal Adiksi dan Gejalanya, Disfungsi Sistem Otak yang Sebabkan Ketergantungan Parah

Adiksi adalah disfungsi kronis dari sistem otak yang melibatkan reward, motivasi, dan memori. Jenisnya pun beragam, bisa karena zat atau perilaku.

Baca Selengkapnya