Ketahui Cara Menangani Infertilitas Sekunder yang Buat Sulit Punya Anak Kedua
Merdeka.com - Masalah ketidaksuburan merupakan suatu hal yang menghantui masyarakat di saat ini. Hal ini juga bahkan bisa terjadi pada pasangan yang menginginkan lebih dari satu buah hati.
Infertilitas menurut World Health Organization/WHO didefinisikan sebagai kegagalan pasangan suami istri untuk hamil setelah satu tahun berhubungan seksual secara teratur tanpa alat kontrasepsi. Definisi ini juga berlaku pada infertilitas sekunder, tetapi dalam hal ini pasangan tersebut sudah memiliki anak sebelumnya.
Seperti disampaikan dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi Upik Anggraheni sekitar 10-15 persen pasangan mengalami infertilitas dan sepertiganya mengidap infertilitas sekunder.
-
Siapa yang rentan alami infertilitas? Infertilitas adalah masalah umum yang dihadapi banyak pasangan, baik pria maupun wanita sama-sama rentan terhadap masalah kesuburan.
-
Apa saja penyakit pada sistem reproduksi wanita? Penyakit pada sistem reproduksi manusia bisa menyerang pria maupun wanita, dan bisa berdampak pada kesehatan dan kesuburan mereka. Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita 1. VaginitisVaginitis adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita dengan kondisi vagina yang mengalami infeksi. Infeksi ini disebabkan oleh beberapa jenis mikroorganisme, seperti bakteri, jamur, dan parasit.
-
Apa yang mempengaruhi peluang kehamilan? Usia mempengaruhi peluang keberhasilan kehamilan. Semakin produktif usia, semakin tinggi peluang kehamilan.
-
Apa itu kesuburan pria? Kesuburan pada pria mengacu pada kemampuan sistem reproduksi pria untuk menghasilkan sperma yang berkualitas dan kemampuan sperma tersebut untuk membuahi sel telur wanita.
-
Mengapa wanita tersebut sulit hamil? Hasil pemeriksaan di rumah sakit menunjukkan adanya kista dan polip endometrium di rahimnya, yang menjadi penghalang bagi kehamilannya.
-
Apa saja tips mencegah infertilitas? Ada beberapa tips mencegah infertilitas yang bisa kita terapkan, baik pada pria maupun wanita. Tips mencegah infertilitas ini berkaitan dengan gaya hidup, pola makan, aktivitas fisik, dan kesehatan reproduksi kita. Dengan menerapkan tips mencegah infertilitas, kita bisa meningkatkan peluang untuk hamil secara alami dan sehat.
"Dalam hal kesuburan, riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya tidak selalu membuat peluang kehamilan selanjutnya lebih mudah. Hal ini lebih seringkali berkaitan dengan bertambahnya usia yang memengaruhi kuantitas dan kualitas sel telur dan sperma," katanya, dalam pesan elektronik yang diterima Health-Liputan6.com.
Jadi, penyebab infertilitas sekunder, kata Upik, bukan hanya salah satu pihak (wanita atau pria) saja, tetapi keduanya.
"Faktor penyebab infertilitas sekunder dapat berasal dari wanita, pria, ataupun kombinasi keduanya," jelasnya
Faktor Pemicu Masalah Kesuburan
- Usia
"Faktor usia menjadi salah satu faktor yang tidak dapat dikendalikan. Usia 35 tahun pada wanita adalah titik di mana cadangan ovarium mulai menurun secara cepat sampai dengan usia 45 tahun, di mana usia ini merupakanbatas usia dilakukannya program IVF (bayi tabung) dengan sel telur milik sendiri," ujar dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah IVF Centre tersebut.
- Infeksi
Menurut Upik, Barbara (1990) menuliskan dalam jurnalnya mengenai epidemiologi infertilitas, bahwa penyebab paling sering dari infertilitas sekunder adalah infeksi. Hal ini didukung oleh penelitian Momtaz dkk.(2011) mengenai adanya hubungan bermakna antara infertilitas sekunder dengan riwayat buruk kehamilan sebelumnya, persalinan dengan operasi sesar, dan peningkatan indeks massa tubuh.
- Lingkungan
- Genetik
- Nutrisi
- Stres
"Wanita dengan infertilitas sekunder juga diketahui empat kali lebih sering mengalami masalah kandungan (ginekologi). Wanita dengan indeks massa tubuh di atas 25 kg/m 2 cenderung lebih sering mengalami infertilitas dibandingkan dengan mereka yang memiliki berat badan ideal. Hal ini terkait dengan gangguan ovulasi seperti PCOS yang sering terjadi pada wanita gemuk," jelas dr Upik.
Begitu pula dengan pria gemuk. Mereka lebih sering mengalami gangguan kesuburan yang dipengaruhi oleh adanya peningkatan suhu akibat penumpukan lemak di sekitar kemaluan. Namun demikian, penyebab terbanyak infertilitas sekunder pada pria adalah varikokel (pembesaran pembuluh darah di dalam skrotum).
Terapi dan Pengobatan Infertilitas Sekunder
Terapi dan pengobatan infertilitas sekunder tetap mengikuti alur penanganan infertilitas pada umumnya, yaitu mencakup:
- analisis lengkap riwayat medis pasangan
- identifikasi risiko terkait kesuburan (frekuensi berhubungan seksual, paparan asap rokok,polusi, alkohol, kafein, dan gaya hidup)
- pemeriksaan fisik pasangan
- evaluasi ovulasi
- USG transvaginal, dan histerosalpingografi (HSG) pada wanita
- analisis sperma pada pria.
Sementara evaluasi ovulasi dapat dinilai dari riwayat menstruasi dan pengukuran kadar progesteron darah atau luteinizing hormone (LH) urine.
"HSG merupakan tes yang efektif untuk menilai kondisi rongga rahim dan ada tidaknya sumbatan di saluran tuba fallopi. Pada kasus kecurigaan endometriosis, adanya perlekatan atau masalah lain pada saluran telur dapat dipertimbangkan untuk dilakukan laparaskopi terlebih dahulu, sebelum program kehamilan dimulai," katanya.
Analisis sperma adalah hal yang wajib dilakukan oleh pria untuk menentukan pilihan terapi selanjutnya. Umumnya, analisis sperma berlaku untuk tiga bulan terkait dengan spermatogenesis yang terjadi setiap 90 hari. Hasil analisis sperma mencakup volume, konsentrasi sperma, pergerakan, dan bentuk sperma yang normal.
Dari hasil tersebut, dapat diketahui jumlah total sperma yangbergerak untuk menentukan kelayakan sperma membuahi sel telur secara alami.
"Pilihan terapi akan ditentukan setelah dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi,dan reproduksi mengetahui masalah kesuburan pasangan sehingga dapat diketahui peluang dari setiap pilihan yang ada, baik program alami (sanggama terencana), inseminasi intrauterine, ataupun bayi tabung (IVF)," ungkap dr Upik lagi.
Upik menambahkan, perubahan gaya hidup, pertambahan usia, riwayat penyakit, atau tindakan bedah di daerah kandungan dapat mempengaruhi kesuburan Anda dan pasangan.
"Perencanaan dan persiapan yangmatang dapat membantu meningkatkan peluang keberhasilan terjadinya kehamilan," tandasnya.
Reporter: Fitri SyarifahSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah faktor bisa menyebabkan seseorang melakukan inseminasi sehingga perlu mengetahui dengan tepat persiapan yang dilakukan.
Baca SelengkapnyaInfertilitas adalah kondisi ketika pasangan tidak bisa hamil setelah berhubungan seksual tanpa alat kontrasepsi secara teratur selama satu tahun.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia sendiri, tercatat lebih dari 7.000 siklus bayi tabung di Indonesia pada tahun 2016, dengan angka keberhasilan sebesar 28%.
Baca SelengkapnyaMitos-mitos seputar bayi tabung atau IVF sering kali membuat pasangan ragu untuk mencoba metode ini.
Baca SelengkapnyaPCOS adalah gangguan hormonal yang umum terjadi pada wanita usia reproduksi.
Baca SelengkapnyaDokter spesialis andrologi dan urologi menangani dua masalah kesehatan yang berbeda.
Baca SelengkapnyaMemiliki momongan adalah dambaan bagi banyak pasangan. Pria juga berperan penting dalam proses reproduksi sehingga perlu jalani juga sejumlah pemeriksaan.
Baca SelengkapnyaUsia seseorang sangat mempengaruhi peluang dan keberhasilan kehamilan. Ketahui usia paling idealnya.
Baca SelengkapnyaPCOS merupakan gangguan hormonal yang umum terjadi pada wanita yang masih dalam usia subur, dan dapat berdampak pada siklus menstruasi serta kesuburan mereka.
Baca SelengkapnyaMeski kemandulan bisa disembuhkan, namun dalam beberapa kasus kemandulan juga lebih sulit atau bahkan tidak bisa disembuhkan.
Baca SelengkapnyaSahrul Gunawan dan istrinya, Dine Mutiara, telah mengalami kegagalan dalam upaya memiliki anak melalui inseminasi buatan sebanyak dua kali.
Baca SelengkapnyaKonsumsi buah-buahan juga membantu meningkatkan kesuburan.
Baca Selengkapnya