Ketahui Faktor Penentu yang Membedakan Gemuk dan Obesitas
Merdeka.com - Selama ini orang selalu menyamakan kondisi gemuk yang dialami dengan obesitas. Padahal, kedua hal ini sebenarnya berbeda dan bisa diketahui dengan parameter tertentu.
Dokter spesialis kedokteran olahraga Sophia Hage mengungkapkan bahwa saat ini penentuan terkait obesitas tidak hanya dilihat dari satu aspek seperti body mass index (BMI). Jika dulu, seseorang dapat dikatakan kelebihan berat badan jika memiliki BMI di atas 22,9. Serta, dapat dikatakan obesitas apabila BMI-nya berada di atas 25.
Namun, kini paradigma terkait obesitas ternyata telah mengalami perubahan. Faktor penentu obesitas tak hanya dilihat dari BMI seperti dahulu kala.
-
Apa itu obesitas? Obesitas atau kegemukan menjadi penyebab munculnya sejumlah penyakit berbahaya.
-
Apa perbedaan utama obesitas dan overweight? Overweight merujuk pada kelebihan berat badan yang disebabkan oleh tingkat lemak tubuh yang lebih tinggi dari yang dianggap sehat untuk tinggi badan seseorang. Sementara itu, obesitas adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelebihan lemak tubuh yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
-
Apa saja penyakit akibat obesitas? Obesitas dapat memicu banyak penyakit penyerta yang berbahaya dan patut diketahui.
-
Mengapa obesitas bisa meningkatkan risiko penyakit? Obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan kanker.
-
Bagaimana obesitas menjadi fenomena umum di era modern? Transisi ke Pertanian: Awal Mula Kegemukan? Perubahan besar terjadi sekitar 12.000 tahun lalu ketika manusia mulai bertani. Revolusi pertanian membawa kelebihan pangan dan kehidupan yang lebih menetap, memungkinkan konsumsi makanan dalam jumlah berlebih untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia. Surplus makanan ini, ditambah dengan berkurangnya aktivitas fisik, menciptakan kondisi yang mendukung munculnya obesitas.
-
Mengapa obesitas berpengaruh buruk pada HNP? Ada beberapa faktor risiko, yang pertama kegemukan atau obesitas. Jadi mulai sekarang harus mencari tahu sendiri berapa berat badan ideal, sesuai dengan tinggi badan dan usia,' kata Jephtah.
"Muncul parameter kedua yang namanya komposisi tubuh atau persentase lemak dan massa otot. Di sini baru dilihat bagaimana komposisi lemak dan otot didalam tubuh seseorang," ujar Sophia dalam siaran langsung bersama Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu.
Standar persentase lemak dan otot inilah yang nantinya ikut menjadi penentu apakah seseorang mengalami obesitas atau tidak. Kedua standar inipun akan berbeda bagi tiap kelompok usia.
Terlebih untuk wanita, yang dianggap membutuhkan persentase lemak lebih tinggi. Persentase lemak yang lebih tinggi pada wanita berfungsi untuk membuat siklus menstruasi berjalan dengan sehat.
"Jadi kalau kita mau bilang seseorang obesitas, sekarang sudah tidak sesederhana lihat berat badan. Tapi harus diukur persentase lemak, usia, dan jenis kelaminnnya," kata Sophia.
Cara Mengecek Obesitas
Menurut Sophia, untuk mengecek apakah seseorang mengalami obesitas sebenarnya dapat dilakukan oleh dokter manapun yang memiliki kemampuan untuk menghitung parameter tersebut.
"Karena hitung-hitungan itu dapat dilakukan oleh dokter umum maupun dokter spesialis. Tentunya kalau ingin menghindari atau mau tahu lebih detail lagi, sebaiknya memang pergi (ke dokter) sesuai dengan peminatan," ujar Sophia.
Sebagai contoh, untuk memperbaiki gaya hidup dari pola makan, aktivitas fisik, hingga olahraga, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter gizi maupun dokter spesialis kedokteran olahraga. Hal ini bisa membuat kamu menjadi lebih mudah untuk mencapai tujuan.
Reporter: Diviya AgathaSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski tampak sama, sebenarnya terdapat perbedaan yang signifikan antara overweight dan obesitas.
Baca SelengkapnyaObesitas adalah kondisi di mana seseorang memiliki berat badan yang berlebihan akibat penumpukan lemak tubuh yang abnormal atau berlebihan.
Baca SelengkapnyaPada saat seseorang mengalami sejumlah masalah genetik ini, dia bisa mengalami obesitas.
Baca SelengkapnyaTidak turunnya berat badan setelah diet bisa jadi disebabkan oleh beberapa faktor berikut.
Baca SelengkapnyaDari lingkar pinggang yang membesar hingga risiko penyakit kronis, obesitas pada anak membawa beban yang berat bagi kesejahteraan anak.
Baca SelengkapnyaObesitas adalah masalah kesehatan yang semakin meningkat di seluruh dunia, dan pola makan yang tidak sehat adalah salah satu faktornya.
Baca SelengkapnyaKalori dan karbohidrat sering dilontarkan saat membahas tentang kenaikan dan penurunan berat badan. Tapi sebenanrnya, hanya satu yang menjadi penyebabnya.
Baca SelengkapnyaAhli Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak FKUI Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Klara Yuliarti mengungkapkan ciri-ciri anak mengalami obesitas.
Baca SelengkapnyaBagi mereka yang berolahraga untuk menurunkan berat badan, bisa saja olahraga tidak memperoleh hasil yang diinginkan.
Baca SelengkapnyaTerdapat sejumlah tanda obesitas bayi dan cara penanganannya yang harus diketahui orangtua.
Baca SelengkapnyaObesitas pada anak tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik mereka, tetapi juga mempengaruhi aspek sosial kehidupan mereka secara mendalam.
Baca Selengkapnya