Khitan wanita membuat kualitas kehidupan seksual menurun?
Merdeka.com - Wanita yang dikhitan dilaporkan mengalami penurunan dalam kualitas kehidupan seksual mereka. Hal itu disampaikan para peneliti dari King's College London dalam jurnal Obstetrics and Gynaecology.
Seperti yang dilansir dari Science Daily (10/10), khitan wanita disebut juga dengan female genital mutilation (FGM). Menurut WHO, FGM diartikan sebagai prosedur pemotongan sebagian atau seluruhnya pada bagian luar kemaluan wanita tanpa alasan medis yang jelas.
Penelitian yang dilakukan para ahli ini pun fokus pada dampak FGM terhadap kualitas seksual pada wanita.
-
Apa yang terjadi pada tubuh wanita saat lama tidak berhubungan seksual? 'Ketika Anda tidak berhubungan seks dalam jangka waktu tertentu, tubuh Anda mungkin berhenti memproduksi sejumlah hormon yang memicu rasa nyaman. Ini bisa berdampak buruk pada kesehatan mental, seperti membuat Anda merasa lebih cemas atau stres,' ungkap Gail Saltz kepada Health seperti dikutip dari Liputan6.com.
-
Kenapa wanita yang lama tidak berhubungan seksual mudah tersinggung? Kekurangan hubungan seksual juga dapat berdampak pada kekurangan sentuhan fisik. Saat wanita tidak berhubungan seks, mereka dapat menghadapi 'kekurangan sentuhan' yang bisa membuatnya lebih mudah tersinggung.
-
Bagaimana vasektomi mempengaruhi fungsi seksual? Vasektomi tidak memengaruhi kinerja seksual atau libido pria.
-
Kenapa gairah seksual hilang? Hal ini kadang tetap terus berlanjur bahkan hingga beberapa bulan setelah masa nifas selesai. Kadang, kondisi ini juga diperparah dengan kelelahan, kewalahan, dan kelelahan emosional pada periode pasca-melahirkan, di mana gairah seksual mungkin tidak terlihat sama sekali.
-
Bagaimana vagina wanita berubah setelah lama tidak berhubungan seksual? Setelah lama tidak melakukan hubungan seks, wanita dapat mengalami perubahan pada vagina mereka. Vagina menjadi lebih kencang dan kering, terutama pada wanita yang telah mengalami menopause.
-
Bagaimana KDRT merusak perempuan? Perempuan yang mengalami kekerasan sering kali menghadapi dampak yang merusak tidak hanya pada kesehatan fisik mereka tetapi juga pada harga diri dan kemandirian mereka.
Mereka lantas melibatkan 73 wanita yang pernah dan 37 wanita lain yang belum pernah menjalani FGM dari latar belakang budaya yang sama. Kriteria penelitian khususnya adalah wanita berusia di atas 16 tahun, pernah atau akan menjalani FGM, dan berasal dari latar belakang budaya yang mempraktikkan FGM.
Hasilnya, sebanyak 63 dari 73 wanita pernah menjalani FGM berasal dari Somalia, Sierra Leone, Nigeria dan Eritrea. Kemudian, 32 dari 27 wanita yang tidak pernah melakukan FGM berasal dari Nigeria dan Ghana.
Para wanita itu kemudian diminta melengkapi kuesioner yang berisi tentang kualitas kehidupan seksual mereka (Sexual Quality of Life-Female atau SQOL-F). Bagian pertama kuesioner menanyakan tentang masalah demografi. Kemudian bagian kedua berisi pengukuran kualitas dan disfungsi seksual pada wanita berusia 18 tahun ke atas.
Kuesioner demografi membahas usia, negara kelahiran, status sosial, jumlah anak, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, laporan depresi, dan jenis FGM yang dijalani.
Secara keseluruhan, wanita yang pernah melakukan FGM terbukti memiliki nilai SQOL-F yang rendah. Dengan skala 100, terbukti bahwa mereka memiliki kualitas kehidupan seksual 26,4 poin lebih rendah dibandingkan wanita yang tidak menjalani FGM.
Peneliti kemudian menganalisis lebih jauh masalah ini dengan cara membagi para wanita yang aktif berhubungan seksual dengan yang tidak. Mereka menemukan wanita yang aktif berhubungan seksual dan menjalani FGM tipe 3 berhubungan erat dengan kualitas kehidupan seksual yang rendah.
"Dari penelitian ini, kita bisa membantu menjelaskan pada wanita kalau FGM sebenarnya tidak memiliki dampak kesehatan. Sebaliknya, proses ini meninggalkan trauma dan menurunkan kehidupan seksual," tutur Profesor Janice Rymer, salah satu peneliti.
Selain masalah seksual, peneliti juga cukup menyayangkan praktik FGM yang sampai sekarang masih terus dilakukan. Padahal prosedur tersebut sering memicu komplikasi masalah fisik, seperti pendarahan, infeksi, hingga kematian. (mdk/riz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kurangnya hubungan seks dalam kehidupan pernikahan tidak hanya mempengaruhi keintiman pasangan, tapi juga dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik & mental.
Baca SelengkapnyaKebiasaan duduk terlalu lama atau gaya hidup sedentari juga dapat memiliki dampak negatif pada hubungan seksual baik pada pria maupun wanita.
Baca SelengkapnyaBanyak alasan yang membuat wanita sering memalsukan orgasmenya, apa saja ya?
Baca SelengkapnyaKelamin bocah, AFK (8), terpotong saat khitan massal di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Kasus ini dilaporkan masih diselidiki polisi.
Baca SelengkapnyaSejumlah kondisi dan kesalahan yang kita lakukan di kamar tidur bisa menjadi penyebab munculnya masalah kehidupan seksual.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang waktu yang baik untuk khitan dan manfaatnya yang perlu Anda ketahui.
Baca SelengkapnyaZina adalah dosa besar yang diharamkan dalam Islam.
Baca SelengkapnyaIni mempertimbangkan kerugian dan dampak negatif yang dialami korban dan tidak jarang bersifat permanen.
Baca SelengkapnyaWewangian dan deterjen yang menempel di pakaian terutama di area intim bisa menjadi penyebab masalah seperti iritasi dan gatal.
Baca SelengkapnyaMeskipun terdengar menyakitkan, tradisi ini tetap dijunjung tinggi dan diwariskan secara turun-temurun.
Baca SelengkapnyaPria juga bisa malas saat diajak berhubungan intim, ketahui sejumlah alasan yang bisa mendasarinya.
Baca SelengkapnyaTerjadinya vaginismus bisa menjadi masalah bagi pasutri yang ingin segera memiliki keturunan.
Baca Selengkapnya