Korban bullying rentan alami gangguan mental
Merdeka.com - Sebuah penelitian terbaru dari Centre for Studies on Human Stress (CSHS) dan para ahli di Université de Montréal menyebutkan kalau bullying mengubah struktur gen yang mengatur suasana hati. Sehingga korban berisiko lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental saat mereka dewasa.
Seperti yang dilansir dari Science Daily (18/12), penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal Psychological Medicine ini pun berusaha untuk lebih memahami mekanisme betapa sulitnya pengalaman yang mengganggu respon manusia dalam situasi stres.
"Banyak orang berpikir ketika stres, tidak akan terjadi apa-apa pada gen. Namun penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan, bahkan lingkungan sosial, dapat mempengaruhi fungsi gen. Terutama bagi mereka yang pernah menjadi korban bullying," tutur Isabelle Ouellet-Morin, kepala penulis penelitian.
-
Siapa yang rentan menjadi korban bullying? Adapun ciri-ciri anak yang rentan terkena bullying atau perundungan adalah sebagai berikut: a. Terlihat berbeda dari teman-teman yang lain b. Terlihat lemah c. Terlihat depresi d. Memiliki sedikit teman e. Tidak bisa bersosialisasi dengan baik f. Menderita gangguan perkembangan dan mental g. Orientasi seksual tertentu
-
Apa dampak bullying ke mental korban? Korban bullying sering merasakan stres dan kecemasan yang berkepanjangan karena ketakutan terus-menerus akan pelecehan atau ancaman. Bullying dapat menyebabkan depresi pada korban karena merasa terisolasi, tidak berharga, dan tidak dicintai. Korban bullying sering mengalami penurunan kepercayaan diri dan merasa tidak mampu untuk berinteraksi dengan teman sebaya atau lingkungannya.
-
Siapa yang bisa jadi korban bullying? Ini adalah perilaku yang tidak adil dan merugikan, terutama saat dilakukan oleh individu atau kelompok yang memiliki kekuatan atau keunggulan atas korban.
-
Kapan anak rentan jadi korban bullying? Di Indonesia, kasus kekerasan terhadap anak terus meningkat, dan banyak di antaranya terjadi di lingkungan sekolah.
-
Siapa saja yang terdampak bullying? Perilaku bullying tak hanya berdampak pada korban, tetapi juga pelaku.
Penelitian sebelumnya oleh Ouellet-Morin mengungkapkan bahwa korban bullying membuat produksi hormon cortisol - penyebab stres - menurun namun mereka cenderung lebih agresif dan punya masalah interaksi sosial.
Penemuan tersebut diduga terjadi pada korban bullying ketika berusia 12 tahun. Sementara perubahan struktur sekitar gen yang mengatur serotonin - neurotransmitter yang terlibat dalam regulasi suasana hati dan depresi - terjadi lebih dahulu pada tubuh korban bullying.
Bullying sendiri bisa melibatkan fisik, kata-kata, maupun psikologis. Entah itu di sekolah, melalui sosial media, atau lingkungan rumah, para orang tua sebaiknya mengawasi anak mereka dengan baik agar tidak menjadi korban maupun pelaku bullying. (mdk/riz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk fisik, verbal, atau perilaku sosial yang merugikan korban.
Baca SelengkapnyaBullying memberikan dampak negatif jangka panjang pada korbannya, dan menjadi masalah umum di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaDampak bullying di sekolah bisa dialami pada korban sekaligus pelaku.
Baca SelengkapnyaBerikut tanda anak menjadi korban bullying dan ketahui ciri-ciri anak rentan terkena bullying.
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai fakta tentang bullying yang penting untuk dipahami.
Baca SelengkapnyaPerilaku bullying yang dilakukan oleh anak dan remaja bisa muncul karena sejumlah hal.
Baca SelengkapnyaTerlebih bukan lagi cuma bully secara verbal, namun sudah mengarah ke tindakan kriminal.
Baca SelengkapnyaPraktisi kesehatan masyarakat dr. Reisa Broto Asmoro memaparkan sejumlah tanda-tanda perundungan atau bullying pada anak yang perlu diketahui oleh orang tua.
Baca SelengkapnyaKDRT merupakan masalah yang masih terus terjadi hingga saat ini. Ketahui sejumlah dampak dan bahayanya.
Baca SelengkapnyaKetika anak menyaksikan orangtua melakukan KDRT terutama berulang, hal ini bisa timbulkan dampak psikologis pada mereka.
Baca Selengkapnya