Makan cokelat bisa bikin jerawatan?
Merdeka.com - Masih merasa bersalah karena terlalu banyak makan cokelat di hari Valentine lalu? Memang ada mitos bahwa makan banyak cokelat bisa bikin cepat gemuk. Namun jangan lantas percaya dengan mitos-mitos semacam itu. Ada banyak mitos salah seputar cokelat yang masih dipercaya.
Salah satunya adalah mitos yang mengungkap bahwa makan cokelat bisa bikin jerawatan. Ini adalah mitos belaka. Penelitian tak menunjukkan adanya kaitan antara makan cokelat dengan munculnya jerawat. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the American Medical Association menyimpulkan bahwa makan banyak cokelat tak akan membuat jerawat tumbuh.
Penelitian justru menemukan manfaat cokelat untuk kesehatan kulit dengan meningkatkan perlindungan terhadap sirkulasi darah ke kulit dan menjaga kesehatan kulit di permukaan. Selain mitos tersebut, masih banyak lagi mitos salah seputar cokelat.
-
Kenapa cokelat hitam bagus untuk kesehatan? Cokelat hitam mengandung antioksidan yang dapat memberikan manfaat kesehatan.
-
Kenapa cokelat hitam lebih sehat dari cokelat susu? Cokelat hitam mengandung persentase kakao yang tinggi, biasanya mulai dari 70% hingga 99%. Kandungan kakao yang tinggi ini memberikan rasa yang lebih kaya dan intens.
-
Mengapa minuman cokelat populer di berbagai kalangan? Minuman cokelat memang banyak digemari berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hinggga para orang tua.
-
Kenapa cokelat hitam lebih sehat dibanding cokelat susu? Cokelat hitam adalah pilihan yang lebih sehat dibandingkan cokelat susu karena kandungan antioksidannya yang lebih tinggi. Dalam 100 gram cokelat hitam terdapat sekitar 15 mmol antioksidan dengan skor ORAC 20.816, yang bahkan lebih tinggi dari blueberry.
-
Apa khasiat utama cokelat hitam? Salah satu khasiat terkenal cokelat hitam adalah kemampuannya untuk meningkatkan kesehatan jantung.
-
Makanan apa yang sering diklaim sehat, tapi sebenarnya tidak? Dalam dunia kesehatan, banyak makanan yang dianggap sebagai pilihan 'sehat' namun ternyata tidak sebaik yang sering kita dengar. Meskipun diiklankan dengan label ramah kesehatan, beberapa makanan ini mungkin justru tidak memberikan manfaat signifikan atau bahkan dapat berdampak buruk jika dikonsumsi secara berlebihan.
Berikut adalah beberapa mitos salah kaprah tentang cokelat yang sebaiknya tak lagi dipercaya. Yuk, simak fakta di baliknya, seperti dilansir oleh App for Health (11/02).
1. Cokelat bisa meningkatkan kolesterol
Cokelat hitam yang tak dicampur dengan bahan lainnya memang mengandung lemak jenuh. Namun lemak jenuh alami bernama stearic acid ini tak akan meningkatkan kolesterol seperti lemak jenuh lainnya. Bahkan faktanya, mengonsumsi 1,4 ons cokelat susu sesekali justru bisa meningkatkan tingkat kolesterol baik (HDL).
2. Cokelat bikin gemuk
Jangan khawatir, makan cokelat sesekali tak akan mengganggu diet Anda. Salah satu kuncinya adalah selalu menyeimbangkan kalori yang Anda konsumsi dengan aktivitas fisik yang dilakukan untuk membakar energi. Rata-rata cokelat mengandung 200 - 220 kalori yang sebenarnya cukup rendah dibandingkan makanan berkalori lainnya. Intinya, jangan mengonsumsi terlalu banyak cokelat saat berdiet. Namun bukan berarti cokelat haram untuk dikonsumsi meski Anda sedang berdiet.
3. Cokelat tinggi kafein
Banyak yang mengira bahwa cokelat mengandung banyak kafein. Faktanya, cokelat yang dijual di swalayan biasanya hanya mengandung sedikit kafein. Sementara cokelat gelap biasanya mengandung lebih banyak kafein. Namun yang terkandung di dalamnya adalah theobromine yang tidak bersifat stimulan seperti kafein pada umumnya.
4. Cokelat tidak bernutrisi
Cokelat mengandung flavanol, zat antioksidan yang juga bisa ditemukan pada teh dan wine. Zat ini diketahui baik untuk kesehatan jantung. Selain itu, cokelat juga mengandung mineral dan serat diet. Jadi sangat salah jika cokelat dianggap tidak bernutrisi.
5. Cokelat sehat harus mengandung 70 persen cacao
Secara umum, tingkat cacao pada cokelat menentukan banyaknya flavanol yang terkandung dalam cokelat tersebut. karena itu cokelat dengan 70 persen cacao berarti memiliki lebih banyak flavanol dibandingkan 50 persen cacao. Meski begitu, bukan berarti cokelat dengan 70 persen cacao sangat sehat, karena penelitian mengungkap bahwa efek keduanya hampir sama dalam hal menurunkan tekanan darah.
Itulah beberapa mitos seputar cokelat yang salah. Sekarang Anda sudah mengetahui fakta yang sebenarnya di balik mitos tersebut. Jangan mudah percaya dengan mitos yang belum terbukti secara ilmiah.
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konsumsi sesuatu secara berlebihan bisa menyebabkan masalah kesehatan bahkan hingga mematikan. Hal ini juga termasuk pada konsumsi cokelat.
Baca SelengkapnyaMemahami perbedaan antara fakta dan mitos sangat penting agar bisa menangani jerawat dengan benar.
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai efek anak sering makan coklat yang perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaBegitu banyak mitos-mitos tentang jerawat yang berseliweran, sehingga penting untuk melacak kebenarannya.
Baca SelengkapnyaCokelat hitam dan cokelat susu memiliki perbedaan signifikan dalam hal komposisi, rasa, manfaat kesehatan, dan cara pembuatannya.
Baca SelengkapnyaProduk olahan susu dan fast food bisa bikin jerawat makin parah, sementara probiotik seperti tapai dan tempe bagus untuk dikonsumsi.
Baca SelengkapnyaCokelat hitam diketahui baik untuk mencegah penyakit jantung serta untuk orang yang sering mengalami cemas.
Baca SelengkapnyaMitos-mitos ini tidak hanya berhubungan dengan kesehatan fisik, tetapi juga dengan aspek-aspek spiritual dan keberuntungan.
Baca SelengkapnyaKebiasaan pola makan yang kurang sehat bisa menjadi salah satu penyebab utama penuaan dini pada kulit.
Baca SelengkapnyaCokelat memiliki kandungan kafein di dalamnya, namun benarkah kandungannya cukup untuk begadang?
Baca SelengkapnyaBanyak yang percaya bahwa mengonsumsi kacang dapat memicu jerawat. Benarkah demikian?
Baca Selengkapnya