Manakah yang lebih berbahaya, hipotensi atau hipertensi?
Merdeka.com - Hipotensi dan hipertensi merupakan istilah untuk penyakit mengenai tekanan darah. Tekanan darah tinggi disebut hipertensi. Dan sebaliknya, tekanan darah rendah disebut hipotensi.
Tekanan darah juga terdiri dari dua nilai, yaitu tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan pada dinding pembuluh darah saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan pada dinding pembuluh darah saat jantung beristirahat di antara denyut.
Tekanan darah yang normal sangat dibutuhkan tubuh guna menjalankan berbagai fungsinya secara optimal. Tanpa tekanan, darah tidak dapat mengalir melalui pembuluh darah ke jaringan atau organ tujuannya. Padahal, darah berfungsi sebagai pembawa oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan sel tubuh.
-
Kenapa hipertensi bahaya? Jika dibiarkan, hipertensi bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa.
-
Kenapa hipertensi berbahaya? Jika tidak dikelola dengan baik, hipertensi bisa menjadi pemicu berbagai penyakit serius seperti penyakit jantung, stroke, bahkan gagal ginjal.
-
Apa saja komplikasi serius akibat hipertensi? Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, merupakan kondisi medis yang sering kali diabaikan namun dapat memiliki dampak serius pada kesehatan. Meskipun tanpa gejala yang jelas, hipertensi dapat menyebabkan sejumlah komplikasi yang merugikan.
-
Apa dampak hipertensi pada tubuh? Jika tekanan darah Anda berada pada level yang terlalu tinggi, hal tersebut dapat memberikan beban tambahan pada pembuluh darah, jantung, dan organ-organ lainnya, termasuk otak, ginjal, dan mata.
-
Apa yang sebenarnya meningkatkan risiko hipertensi? Adapun yang dapat meningkatkan risiko hipertensi adalah penambahan bumbu dalam daging yang dimasak yang tinggi natrium dengan takaran yang banyak. Misalnya garam dapur, kecap atau bumbu penyebab.
-
Apa yang dimaksud dengan hipertensi? Hipertensi merupakan kondisi di mana tekanan darah seseorang melebihi batas normal, yaitu lebih dari 130/80 mmHg.
Normalnya, tekanan darah pada orang dewasa terukur pada angka 120/80 mmHg. Anda dikatakan hipertensi jika hasil pengukuran tekanan darah lebih dari 120/80 mmHg. Jika hasil pengukuran tekanan darah kurang dari 90/60 mmHg, ini merupakan hipotensi.
Tekanan darah secara alami dapat berubah-ubah sesuai dengan aktivitas dan kondisi tubuh seseorang. Pada orang yang sehat, tekanan darah terendah dialami saat tidur atau beristirahat. Sedangkan tekanan darah tertinggi terjadi ketika sedang beraktivitas fisik dan mengalami tingkat stres dan kecemasan tinggi.
Oleh sebab itu, pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan saat tubuh dalam kondisi istirahat atau tidak melakukan apa pun selama 5-15 menit, tidak habis merokok, tidak melakukan aktivitas berat seperti berolahraga, dan sedang tidak marah.
Saksikan juga video menarik berikut:
Hipertensi dan hipotensi, mana yang lebih berbahaya?
penyakit tekanan darah ©2018 Liputan6.com
Bahaya hipertensi dan hipotensi tidak bisa dibandingkan, sebab kedua kondisi tersebut sama-sama memiliki dampak dan risiko yang dapat menimbulkan komplikasi penyakit dalam jangka panjang, dan tentunya dapat memberikan pengaruh buruk pada tubuh.
Pada kasus hipertensi yang telah berlangsung lama, komplikasi yang dapat terjadi bisa berupa kerusakan pada organ vital dan pembuluh darah. Kerusakan pada pembuluh darah ini dapat menyebabkan komplikasi yang lebih fatal seperti serangan jantung, gagal jantung, gagal ginjal, stroke, gangguan pada mata, demensia, dan masih banyak lagi.
Sedangkan pada kasus hipotensi, keadaan ini menyebabkan darah tidak mampu dipompa ke seluruh tubuh. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya aliran darah ke jantung, otak, dan organ vital lainnya. Aliran darah yang berkurang memiliki dampak bagi sel-sel tubuh karena mengakibatkan berkurangnya oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsinya. Apabila kondisi ini terus dibiarkan dan terus berlanjut, maka akan menimbulkan kerusakan pada sel, jaringan, organ, dan akhirnya berujung pada kematian.
Meski dampaknya bisa fatal jika tidak ditangani, tapi hipertensi maupun hipotensi merupakan kondisi yang bisa dicegah sejak dini. Beberapa cara yang bisa diterapkan untuk menjaga tekanan darah tetap normal adalah dengan menjaga berat badan tetap ideal, menerapkan pola makan sehat dan seimbang, istirahat yang cukup, olahraga secara rutin, mengurangi stres, serta berhenti merokok dan minum minuman beralkohol.
Berhentilah membandingkan mana yang lebih bahaya antara hipertensi dan hipotensi, karena keduanya memiliki dampaknya masing-masing terhadap kesehatan tubuh. Daripada sibuk membandingkan keduanya, lebih baik lakukan pencegahan atau jalani terapi atas dua kondisi tersebut, sebelum muncul komplikasi yang tidak diinginkan.
Mencegah memang lebih baik daripada mengobati. Nah, tahukan anda tentang fakta unik cara untuk mencegah hipertensi yang satu ini. Ternyata memberikan pelukan dapat membuat tekanan darah lebih seimbang dan dapat mencegah hipertensi.
(mdk/mg2)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hipertensi memiliki penyakit penyerta yang serius seperti stroke, jantung, dan gagal ginjal.
Baca SelengkapnyaSejumlah kondisi bisa jadi penanda adanya masalah tekanan darah tinggi sehingga penting untuk segera dikenali.
Baca SelengkapnyaTekanan darah tingi dapat menempatkan ibu dan bayi pada risiko kesehatan selama kehamilan.
Baca SelengkapnyaDalam dunia medis, komplikasi merujuk pada kondisi di mana sebuah penyakit memicu penyakit lainnya yang akhirnya memunculkan efek perubahan itu sendiri.
Baca SelengkapnyaPenyebab dan tanda hipertensi pada tubuh yang penting diketahui.
Baca SelengkapnyaPeningkatan tekanan darah mendadak yang sangat tinggi perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaHipertensi tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, namun dapat dikendalikan melalui gaya hidup sehat dan penggunaan obat-obatan.
Baca SelengkapnyaHipertensi selama kehamilan bukan hanya meningkatkan risiko komplikasi bagi ibu, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan janin.
Baca SelengkapnyaTanda-tanda hipertensi pada anak bisa berbeda-beda, tergantung pada usia dan penyebabnya. Namun, tetap ada tanda-tanda umum yang wajib orang tua tahu.
Baca Selengkapnya