Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Masih Belum ada Vaksin untuk Cegah Persebaran Pneumonia asal Wuhan

Masih Belum ada Vaksin untuk Cegah Persebaran Pneumonia asal Wuhan Ilustrasi vaksin. ©Shutterstock/itsmejust

Merdeka.com - Munculnya kasus pneumonia akibat virus di Wuhan membuat masyarakat Indonesia semakin was-was. Pasalnya, masih belum ada kejelasan mengenai penyakit ini dan tidak adanya vaksin khusus untuk mencegah penyakit ini.

Dokter spesialis paru Erlina Burhan mengungkapkan, memang ada vaksin pneumonia di Indonesia. Namun, jenisnya hanya untuk pneumokokus dan hib atau Haemophilus influenza type B.

"Sekarang apakah vaksin itu bisa untuk mencegah pneumonia Wuhan? Tentu saja tidak," kata Erlina dalam konferensi pers di kantor Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Jakarta Timur.

"Vaksin itu kan membuat seseorang punya imunitas terhadap kuman atau virus tertentu. Sekarang kalau suatu produk hanya dikhususkan untuk pneumokokus contohnya, maka dia hanya memberikan kekebalan terhadap pneumokokus. Kalau buat yang lain ya tidak," kata Erlina yang merupakan Pokja Infeksi Pengurus Pusat PDPI.

Jenis Vaksin Pneumonia yang Beredar

Erlina mengatakan, untuk kasus koronavirus penyebab pneumonia di Wuhan, belum ada vaksin pencegahnya. Hal ini karena kejadian tersebut masih sangat baru dan Badan Kesehatan Dunia juga masih melakukan penelitian terkait strain baru ini.

Menurut PDPI, setidaknya ada tiga vaksin untuk pneumonia yang beredar.

Pertama adalah vaksin PCV3 yang memberikan kekebalan terhadap 13 strain bakteri Streptococcus pneumoniae. Mereka menyebabkan pneumokokus pada masa manusia. Vaksin ini memberikan masa perlindungan sekitar tiga tahun. Biasanya diberikan pada bayi dan anak di bawah dua tahun.

Kedua adalah vaksin PPSV23 yang melindungi dari 23 strain bakteri pneumokokus. Produk ini ditujukan untuk kelompok usia yang lebih dewasa seperti di atas 65 tahun, atau dari dua sampai 64 tahun dengan kondisi khusus.

Jangan Panik, Tetap Waspada

Vaksin lain adalah untuk melindungi dari bakteri Haemophilus influenzae type b yang merupakan penyebab utama pneumonia dan radang otak. Produk ini sudah masuk dalam program imunisasi nasional untuk bayi di Indonesia.

Meski begitu, masyarakat diminta untuk tidak panik dalam menyikapi temuan koronavirus penyebab pneumonia di Wuhan, Tiongkok. "Jadi jangan panik, waspada boleh," kata Erlina.

Beberapa pencegahan lain termasuk menjaga kebersihan, melakukan pola hidup sehat, serta menjaga nutrisi yang seimbang dan istirahat cukup. Hal ini karena terkait dengan imunitas.

"Kita doakan mudah-mudahan tidak sampai ke Indonesia. Kita masih banyak persoalan yang harus diselesaikan," tandas Erlina.

Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com

(mdk/RWP)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Penyebaran Pneumonia Misterius di China Tak Secepat Covid-19
Kemenkes Sebut Penyebaran Pneumonia Misterius di China Tak Secepat Covid-19

Kemenkes meminta masyarakat untuk tidak panik dengan adanya pneumonia misterius yang tengah merebak di China dan Eropa.

Baca Selengkapnya
Menko PMK Muhadjir: Pneumonia Misterius di DKI Disebabkan Polusi Udara Jakarta
Menko PMK Muhadjir: Pneumonia Misterius di DKI Disebabkan Polusi Udara Jakarta

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat untuk tidak panik dengan adanya pneumonia misterius yang tengah merebak di China dan Eropa.

Baca Selengkapnya
Kasus Pneumonia Misterius Ditemukan di Jakarta
Kasus Pneumonia Misterius Ditemukan di Jakarta

Kemenkes mengatakan, kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae.

Baca Selengkapnya
Mengenal Mycoplasma, Bakteri Penyebab Utama Pneumonia Misterius di China
Mengenal Mycoplasma, Bakteri Penyebab Utama Pneumonia Misterius di China

Temuan sementara, penyebab utama pneumonia misterius di China adalah mycoplasma.

Baca Selengkapnya
Kasus Pneumonia Melonjak, China Pastikan Tetap Aman Didatangi
Kasus Pneumonia Melonjak, China Pastikan Tetap Aman Didatangi

Kasus pneumonia tengah melonjak di China sejak pertama kali dilaporkan pada 13 November 2023.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Tingkat Fatalitas Pneumonia Misterius Rendah
Kemenkes Sebut Tingkat Fatalitas Pneumonia Misterius Rendah

Kemenkes menerbitkan Surat Edaran tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI

Penularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.

Baca Selengkapnya
Waspada Pneumonia Misterius, Kemenkes Minta Faskes Lapor Jika Ada Penyakit ISPA
Waspada Pneumonia Misterius, Kemenkes Minta Faskes Lapor Jika Ada Penyakit ISPA

Penyakit ini sudah merebak di Beijing dan Liaoning utara, China.

Baca Selengkapnya
Dokter Paru: Bakteri Mycoplasma Penyebab Pneumonia di China Sudah Lama Ada di Indonesia
Dokter Paru: Bakteri Mycoplasma Penyebab Pneumonia di China Sudah Lama Ada di Indonesia

Mycoplasma merupakan bakteri penyebab utama pneumonia misterius di China.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya