Ini 7 risiko kesehatan berhubungan intim di dalam air, hati-hati!
Merdeka.com - Berhubungan badan di dalam air seperti kolam renang mungkin bisa membangkitkan sensasi seksual yang berbeda bagi pasangan. Terutama jika suasananya benar-benar mendukung. Pasti bisa menjadi pengalaman bercinta yang tak terlupakan.
Tetapi perlu diketahui juga, bercinta di dalam air bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan. Terutama jika dilakukan di perairan yang terbuka seperti kolam.
Dilansir Women's Health (25/10), berikut ini kami tampilkan beberapa risiko kesehatan dari bercinta di dalam air.
-
Siapa yang rentan terkena penyakit menular seksual? PMS bisa terjadi pada siapa saja, baik pria maupun wanita, meskipun risikonya lebih tinggi pada orang yang memiliki banyak pasangan seksual atau yang tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
-
Apa saja jenis penyakit menular seksual? Berbagai jenis penyakit infeksi menular seksual (IMS) dapat mengintai para remaja, seperti gonore, klamidia, dan sifilis, termasuk infeksi virus HIV.
-
Apa bahaya seks anal? Risiko Seks Anal terhadap HIV dan PMS Salah satu risiko utama dalam seks anal adalah penularan HIV. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat, yang setara dengan Direktorat Jenderal P2P di Indonesia, melaporkan bahwa menerima seks anal dari pasangan yang positif HIV dapat meningkatkan risiko tertular hingga 138 kali lipat dibandingkan dengan seks vaginal yang tidak terlindungi.
-
Kenapa seks anal lebih berisiko dibanding seks vaginal? Menurut berbagai penelitian, seks anal memang memiliki risiko lebih tinggi, terutama jika dilakukan tanpa pengaman atau kondom. Risiko Seks Anal terhadap HIV dan PMS Salah satu risiko utama dalam seks anal adalah penularan HIV.
-
Bagaimana seks oral bisa menyebabkan kanker? Seks oral yang dilakukan oleh seseorang bisa menjadi pemicu munculnya penyakit menular seksual. Penyakit ini juga bisa menjadi pintu masuknya kanker mulut, kanker leher, dan kanker tenggorokan di kemudian hari.
-
Siapa yang perlu waspadai penyakit menular seksual? Berbagai jenis penyakit infeksi menular seksual (IMS) dapat mengintai para remaja, seperti gonore, klamidia, dan sifilis, termasuk infeksi virus HIV.
Tidak steril
Perairan terbuka membawa beberapa bakteri kotor seperti E.coli dan salmonella. Semua itu juga ada termasuk di kolam renang maupun air panas dengan tingkat pH yang tidak tepat. Ada juga di sungai, danau, atau lautan.
"Ada kemungkinan bahwa Anda mendorong bakteri atau kuman lain ke dalam saluran vagina dan ke dalam tubuh Anda," kata ahli kesehatan wanita Jennifer Wider.
Menjadikan organ intim kekurangan pelumas
Mungkin Anda berpendapat air bisa menjadi pelumas yang mengagumkan. Namun, kenyataannya air tidak membasahi dengan cepat. Selain itu cairan tersebut juga terlalu encer.
Menurut ginekolog di Baylor University, Jessica Shepherd, air bukanlah pelumas yang baik. Bahkan, dia bisa membersihkan pelumas alami yang diproduksi tubuh dan membuat vagina mengering.
Berisiko melukai vagina
Kurangnya pelumas alami bisa menjadi masalah. Shepherd menambahkan, hal tersebut bisa meningkatkan gesekan di vagina dan membuatnya lecet.
Selain itu, jika suami menggunakan kondom, lebih banyak gesekan dalam air meningkatkan risiko robeknya pengaman tersebut.
Meningkatkan risiko infeksi saluran kemih
Semua bakteri yang ada di air bisa masuk ke dalam uretra Anda saat berhubungan seks. Ini meningkatkan risiko terkena Infeksi Saluran Kemih (ISK).
Baik pria atau wanita bisa terkena infeksi ragi jika berhubungan seks dalam air. Klorin khususnya, bisa mengiritasi vagina dan mengganggu pH di sana. Shepherd mengatakan hal itu bisa meningkatkan risiko terkena infeksi jamur.
Berisiko tertular penyakit kelamin
Air tidak bisa mencegah Anda terkena Penyakit Menular Seksual (PMS). Pasalnya air yang tidak bersih justru bisa menjadi media transfer penyakit menular seksual. Wider juga menambahkan, lecet pada vagina meningkatkan risiko terkena infeksi semacam itu.
Berisiko terinfeksi jamur
Baik pria atau wanita bisa terkena infeksi ragi jika berhubungan seks dalam air. Klorin khususnya, bisa mengiritasi vagina dan mengganggu pH di sana. Shepherd mengatakan hal itu bisa meningkatkan risiko terkena infeksi.
Bisa terjadi pembuahan
Jika seseorang hanya mengalami ejakulasi di kolam renang atau di tempat berair lainnya, Anda mungkin tidak akan hamil. Namun, jika ejakulasi tersebut dilakukan saat penetrasi, istri masih bisa hamil.
"Konsepsi masih bisa terjadi saat berhubungan seks di air, jadi jangan menghitungnya sebagai bentuk kontrasepsi," kata Shepherd.
Demikian berbagai risiko kesehatan yang bisa ditimbulkan dengan bercinta di dalam air. Akan lebih aman jika Anda melakukan aktivitas intim di kondisi yang higienis.
Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bercinta bisa menimbulkan cedera sehingga penting untuk mengetahui jenis dan cara mengatasinya.
Baca SelengkapnyaMelakukan hubungan seksual dari lubang yang salah seperti seks anal bisa menimbulkan sejumlah bahaya kesehatan bagi tubuh kita.
Baca SelengkapnyaDaerah kewanitaan atau vagina adalah bagian tubuh yang sangat sensitif.
Baca SelengkapnyaEdukasi yang tepat tentang HIV perlu terus digalakkan agar masyarakat tidak lagi terjebak dalam stigma dan ketakutan yang tidak berdasar.
Baca SelengkapnyaSeks anal sering kali dianggap lebih berisiko dibandingkan dengan seks vaginal, benarkah hal itu? Ini penjelasan lengkapnya.
Baca SelengkapnyaBanyak orang belum memahami penyebab HIV. Yuk, simak hal-hal yang bisa jadi penyebab seseorang terjangkit HIV!
Baca SelengkapnyaHIV/AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV. Penyakit ini akan tinggal selamanya di dalam tubuh dan dapat menular melalui beberapa cara.
Baca SelengkapnyaPenggunaan air permukaan dari air tanah dan sungai bisa berisiko karena rentan terkontaminasi.
Baca SelengkapnyaPenggunaan pelumas untuk bercinta sebaiknya dihindari karena dampak buruk yang bisa ditimbulkannya.
Baca SelengkapnyaMeskipun belum ada obat untuk menyembuhkan herpes, pemahaman tentang cara penularannya dapat membantu mengurangi risiko penyebaran virus ini.
Baca Selengkapnya