Seks lewat belakang, ini risikonya!
Merdeka.com - Berbicara tentang seks anal atau hubungan seksual yang dilakukan lewat lubang dubur, banyak orang yang akan merasa jijik atau risih melakukannya. Namun, tak dipungkiri bahwa tak sedikit pasangan yang menyukai dan tak keberatan melakukan seks anal.
Melakukan seks anal tentunya sangat berbeda dengan melakukan seks yang biasa. Terutama karena lubang dubur sangat jauh berbeda dengan vagina yang memang didesain untuk bercinta. Salah satu masalah yang sering terjadi ketika melakukan seks anal adalah kurangnya lubrikasi pada lubang dubur, sehingga seks bisa terasa menyakitkan.
Selain itu, bagi para penggemar seks anal, ada kekhawatiran lain yang selalu membayangi, yaitu apakah terlalu sering melakukan seks anal akan merusak otot-otot pada dubur? Jika Anda termasuk orang yang suka melakukan seks anal, sebaiknya ketahui risikonya dulu.
-
Apa bahaya seks anal? Risiko Seks Anal terhadap HIV dan PMS Salah satu risiko utama dalam seks anal adalah penularan HIV. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat, yang setara dengan Direktorat Jenderal P2P di Indonesia, melaporkan bahwa menerima seks anal dari pasangan yang positif HIV dapat meningkatkan risiko tertular hingga 138 kali lipat dibandingkan dengan seks vaginal yang tidak terlindungi.
-
Gimana cara aman melakukan seks anal? Meskipun seks anal memiliki risiko yang lebih tinggi, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko tertular penyakit menular seksual. Beberapa langkah yang direkomendasikan oleh para ahli meliputi:Tes Penyakit Kelamin Sebelum Berhubungan Seks Sebelum melakukan hubungan seksual, sangat penting bagi kedua pasangan untuk melakukan tes penyakit kelamin, bahkan jika hanya berhubungan dengan satu pasangan.
-
Kenapa seks anal lebih berisiko dibanding seks vaginal? Menurut berbagai penelitian, seks anal memang memiliki risiko lebih tinggi, terutama jika dilakukan tanpa pengaman atau kondom. Risiko Seks Anal terhadap HIV dan PMS Salah satu risiko utama dalam seks anal adalah penularan HIV.
-
Bagaimana cara mengurangi risiko infeksi saat anal? Penggunaan pelumas berbasis air, sangat dianjurkan untuk mengurangi gesekan dan risiko robekan kulit. Menghindari pelumas berbasis minyak seperti petroleum jelly juga penting, karena dapat merusak kondom lateks dan meningkatkan risiko penularan PMS. Menggunakan kondom, serta berhenti segera jika ada rasa sakit atau ketidaknyamanan, adalah langkah-langkah penting lainnya dalam mengurangi risiko.
-
Siapa yang lebih rentan terkena HIV dari seks anal? Penelitian lain yang dikutip dari Men’s Health menunjukkan bahwa risiko penularan HIV melalui seks anal tanpa kondom hampir 20 kali lebih tinggi daripada seks vaginal tanpa kondom. Selain itu, wanita yang menerima seks anal tanpa kondom 13 kali lebih mungkin terinfeksi HIV dibandingkan dengan menerima seks vaginal tanpa perlindungan.
-
Siapa yang perlu waspadai penyakit menular seksual? Berbagai jenis penyakit infeksi menular seksual (IMS) dapat mengintai para remaja, seperti gonore, klamidia, dan sifilis, termasuk infeksi virus HIV.
Dr Debby Herbenick dari Men's Health (19/01) menjelaskan bahwa seks anal bisa dilakukan dengan aman dan nyaman jika dilakukan dengan benar. Faktanya, selama ini sekitar 25 - 40 persen wanita pernah mencoba seks anal dan tidak mengalami masalah. Namun sangat mungkin untuk mengalami masalah ketika melakukan seks anak dan berakhir pada rusaknya otot dubur.
Selama ini peneliti belum pernah melakukan penelitian mengenai keamanan melakukan seks anal dalam jangka waktu yang lama. Jika melakukan seks anal dalam jangka waktu yang lama dan tidak dilakukan dengan benar, maka bisa saja terjadi tekanan pada dinding vagina bagian belakang. Hal ini bisa memicu seseorang untuk lebih mudah buang gas atau kentut tanpa bisa ditahan.
Selain itu, jika tidak dilakukan dengan hati-hati juga terdapat kemungkinan robeknya otot pada dubur ketika melakukan seks anal. Seks anal bukanlah hal yang bisa dilakukan dengan sembarangan dan tidak hati-hati karena memiliki risiko merusak organ tubuh yaitu dubur dan membuat organ tersebut menjadi tidak nyaman. Karena itu, menggunakan pelumas dan melakukan seks anal dengan hati-hati akan membantu mengurangi risiko tersebut.
Tak hanya robeknya otot dubur atau tertekannya dinding vagina saja yang menjadi risiko dari seks anal. Melakukan seks anak juga bisa meningkatkan risiko kanker anal serta HPV (virus penyakit menular seksual). Meski HPV juga bisa ditularkan tak hanya lewat seks anal, tetapi juga seks oral atau penetrasi lewat vagina.
Melakukan seks anal adalah pilihan masing-masing pasangan. Jika seseorang menikmati melakukan seks anal, maka tak ada salahnya dicoba. Namun sebelum itu, pastikan Anda mengetahui cara melakukan seks anal dengan baik untuk mencegah terjadinya kerusakan pada otot dubur dan organ tubuh Anda yang lain.
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seks anal sering kali dianggap lebih berisiko dibandingkan dengan seks vaginal, benarkah hal itu? Ini penjelasan lengkapnya.
Baca SelengkapnyaMelakukan hubungan seksual dari lubang yang salah seperti seks anal bisa menimbulkan sejumlah bahaya kesehatan bagi tubuh kita.
Baca SelengkapnyaBercinta bisa menimbulkan cedera sehingga penting untuk mengetahui jenis dan cara mengatasinya.
Baca SelengkapnyaCalon pasutri harus tahu mitos dan fakta malam pertama yang wajib dikenali. Apa saja?
Baca SelengkapnyaMasih marak terjadinya pernikahan dini di Indonesia bisa diatasi dengan peranan yang tepat bagi keluarga.
Baca SelengkapnyaMenceboki bayi perempuan dan laki-laki bisa berbeda sehingga butuh cara yang tepat dari orangtua.
Baca SelengkapnyaSejumlah hal sebaiknya dihindari untuk dilakukan sebelum dan sesudah bercinta.
Baca SelengkapnyaPendidikan seks terhadap perlu disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak
Baca SelengkapnyaPengajaran pendidikan seksual pada anak memerlukan pemahaman yang tepat dan menyeluruh dari orangtua.
Baca SelengkapnyaBercinta di mobil bisa menjadi variasi bagi pasangan suami-istri untuk bercinta secara mengasyikkan.
Baca SelengkapnyaSejumlah masalah Penyakit menular seksual (PMS) bisa terjadi akibat sering berganti-ganti pasangan.
Baca SelengkapnyaJelang malam pertama, Anda mungkin salah satu yang merasa gugup dan takut sesi di ranjang jadi canggung. Lantas, hal apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya?
Baca Selengkapnya