Mengenal Kalsum Harni, kader JKN-KIS nan militan asal Palembang
Merdeka.com - Namanya Kalsum Harni. Usia 54 tahun. Dari penuturannya, ia tipikal ringan kaki. Terbiasa menolong. Ini bisa dilihat pada aktivitasnya sebagai pegiat Posyandu. Namun, kini ia punya kesibukan tambahan, menjadi KADER JKN-KIS (Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat). Inilah hebatnya.
Dalam waktu singkat ia menjadi kader terbaik dalam hal kolektabilitas dan jumlah orang yang diampunya. Di rumahnya, di ruang tamu, berderet piagam penghargaan dari BPJS Kesehatan. Ya Kader JKN-KIS adalah program BPJS Kesehatan.
Apa itu kader JKN-KIS? Bahasa sederhananya adalah relawan, tapi di BPJS Kesehatan disebut sebagai kader. Ya, Kalsum menjadi relawan. Sebagai seorang yang giat menolong, apalagi aktif di Posyandu, nenek tiga anak ini biasa membantu orang-orang di sekitarnya dalam mengurus administrasi di kantor BPJS Kesehatan di Palembang, Sumatera Selatan.
-
Siapa yang dibantu JKN? Di atas dipan, lelaki tua itu duduk dengan mata bersinar dan senyum lebar yang menyingkap keriput di wajahnya.
-
Siapa yang mendapat manfaat JKN-KIS? Wanita yang sedang mengisahkan pengalamannya itu adalah Daeng Nurlia. Pada Rabu, 23 Mei 2018, ia berbagi penggalan hidupnya di Istana Negara, karena diundang langsung oleh Presiden Joko Widodo. Nurlia, yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan, hadir sebagai salah satu penerima manfaat Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
-
Bagaimana cara JKN membantu lansia? 'Jika tidak ada JKN ini, dapat dipastikan saya tidak akan bisa menjalani pengobatan, saya tidak memiliki biaya untuk membayarnya sendiri, apalagi saya menderita banyak penyakit yang mengharuskan saya rutin berobat, bahkan diantaranya saya juga menjalani rawat inap,' ungkap Widnyana.
-
Siapa yang menerima tunjangan jamsostek saat KKN? Disampaikan Rektor Uniga Abdusy Syakur Amin, pihaknya mendaftarkan sebanyak 1.253 mahasiswanya yang KKN ke layanan BP Jamsostek.
-
Siapa saja yang terlibat di kegiatan Kemnaker? Pertemuan ini memiliki arti penting bagi pembangunan ketenagakerjaan di Indonesia, dan menjadi momentum penting mewujudkan sinergitas dan kolaborasi pemerintah pusat,' 'Lalu pemerintah, daerah serta organisasi Internasional dengan Kemnaker sebagai leading sector pembangunan ketenagakerjaan di Indonesia,' ucapnya.
-
Siapa yang dibekali Kemnaker untuk dampingi TKM Pemula? “Pembekalan TKS ini merupakan forum komunikasi dan koordinasi guna mendukung pendamping TKM Pemula secara optimal,“ ucap Stafsus Menaker Titik Masudah, ketika memberikan arahan pada acara Pembekalan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) Pendamping Tenaga Kerja Mandiri (TKM) Pemula Tahun 2023, di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (21/8/2023) malam.
Karena sering bolak-balik ke kantor BPJS Kesehatan, akhirnya ia kenal dengan Satpam di BPJS Kesehatan. Dari situ ia kemudian direkrut menjadi kader. Ia mengikuti pelatihan khusus tentang apa dan bagaimana menjadi Kader JKN-KIS. Itu dimulai pada September 2017, jadi belum genap satu tahun pada Agustus 2018 ini.
BPJS Kesehatan mengenalkan program Kader ini sejak Agustus 2017, satu bulan sebelum Kalsum bergabung. Program Kader ini dihadirkan sebagai upaya BPJS Kesehatan melibatkan masyarakat dalam program nasional ini. Sesuai dengan motto BPJS Kesehatan 'Dengan Gotong Royong Semua Tertolong' maka program Kader ini makin memperkuat lembaga ini sebagai lembaga negara yang menyelenggarakan penjaminan kesehatan.
Hingga kini, di seluruh Indonesia terdapat 1.597 kader. Dari jumlah total itu, yang laki-laki berjumlah 635 orang (40 persen) dan yang perempuan 962 orang (60 persen). Jumlah kader ini akan terus ditingkat untuk lebih menaikkan partisipasi masyarakat dan mengoptimalkan pelayanan oleh BPJS Kesehatan.
Tamu-tamu dari JICA (Japan International Cooperation Agency), sebuah lembaga dari Jepang untuk kerja sama internasional, yang berkunjung ke kantor BPJS Kesehatan bercerita tentang peran kader JKN-KIS. Mereka bisa berkisah karena selain memiliki perwakilan di Indonesia juga karena mereka sudah terjun ke lapangan, terutama ke perusahaan-perusahaan milik orang Jepang di Indonesia maupun ke masyarakat secara langsung.
Tamu-tamu dari JICA itu memuji militansi dan kualitas kader JKN-KIS yang jauh lebih baik dibandingkan dengan relawan dari lembaga-lembaga lain. Mereka bertanya, apa resep BPJS Kesehatan dalam membina kader-kader tersebut.
Kehadiran program JKN-KIS merupakan bentuk komitmen pemerintah dan negara Indonesia dalam mewujudkan dua dari empat amanat proklamasi sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umum. BPJS Kesehatan, selaku penyelenggaran program JKN-KIS, adalah badan penjaminan sosial terbesar di dunia.
Hingga kini sudah ada sekitar 200 juta peserta program JKN-KIS. Tiap hari rata-rata terdapat 612 ribu orang yang memanfaatkan layanan JKN-KIS. Tentu angka yang besar. Dan, mereka adalah orang-orang yang sedang sakit sehingga butuh dibantu oleh semua pihak.
Resep Sukses Nenek Kalsum
Kisah Kalsum Harni yang ditemui Dirut BPJS Kesehatan, Fachmi Idris, di kediamannya merupakan bukti kualitas kader JKN-KIS. Pagi-pagi sekali, sekitar pukul 06.00, Fachmi meluncur dari hotel tanpa sarapan dulu. Ia bertekad untuk bersilaturahim ke rumah Nenek Kalsum. Fachmi bahkan membawa bekal untuk sarapan bersama Kalsum dan keluarganya.
Sesuai kebiasaan masyarakat Palembang, pagi itu sarapan mi celor. Ini sangat mirip dengan mi koclok dari Cirebon. Mi celor adalah mi yang diguyur kuah kental. Kuah itu campuran santan, tepung, dan kaldu ebi. Lalu diberi irisan telur rebus serta ditaburi irisan daun seledri, irisan daun bawang, dan irisan bawang goreng. Rasanya lezap, lezat mantap.
Di dinding ruang tamu yang sederhana, bertengger deretan piagam penghargaan dari BPJS Kesehatan. Kurang dari setahun menjadi kader JKN-KIS, Kalsum telah menggondol empat piagam penghargaan. Kalsum juga mengeluarkan jaket, tanda pengenal, dan topi kader JKN-KIS yang menjadi uniformnya saat terjun ke lapangan. Lalu ia mengenakan seragam tersebut untuk berfoto bersama dengan Dirut BPJS Kesehatan. Tentu suatu kebanggaan tersendiri bagi Kalsum karena pagi-pagi sekali sudah kedatangan tamu orang nomor satu di lembaga yang ikut ia besarkan tersebut.
Apa resep sukses nenek Kalsum? "Saya datang ke masyarakat bukan sebagai kader, tapi sebagai kawan," katanya. Padahal sebelumnya ia tidak kenal. Ia datang berkeliling dari rumah ke rumah. Memang ia sudah dibekali daftar nama dan alamat dari kantor BPJS Kesehatan.
"Karena datang sebagai kawan maka ngobrolnya tidak lima menit. Bisa satu jam sendiri," ujar Kalsum bersemangat.
Kalsum menjiwai profesi kader ini karena berangkat dari pengalaman dirinya sebelumnya. "Saya memiliki pengalaman tersendiri. Dulu saya mengurus ibu saya yang sakit di rumah sakit," katanya. Berbekal pahit-manis merawat ibunya yang sakit itu ia bertekad membantu orang lain. Ia mulai terjun di Posyandu, dan makin merasuk dengan aktif sebagai kader JKN-KIS.
Mendengar kisah itu, Fachmi menilai, "Ibu Kalsum bekerja dengan hati, sangat ikhlas menolong orang."
Saat berkeliling ke masyarakat ia sering menjumpai kisah-kisah yang membuatnya makin teguh menjadi kader. "Suatu saat saya menagih iuran ke peserta BPJS Kesehatan yang lama menunggak. Dijawab buat apa bayar, kan saya sehat. Begitu katanya. Eh tiga hari kemudian terkena serangan jantung. Akhirnya saya yang harus mengurusnya," katanya berkisah.
Selama ini ia mengaku tak mengalami hambatan dari sisi BPJS Kesehatan. Yang sering ia temui justru hambatan dari pihak rumah sakit atau puskesmas. "Seperti pasien yang ditolak rumah sakit. Atau pasien yang ditolak mendapat rujukan dari rumah sakit atau puskesmas. Padahal mereka peserta BPJS Kesehatan," katanya.
Namun Kalsum menghadapi semua itu dengan sabar, telaten, dan tak kenal menyerah. Ia terus mengabdi menjadi kader untuk bisa menolong orang-orang. Keikhlasan nenek Kalsum merupakan anugerah tersendiri bagi negeri ini. Betapa indahnya jika negeri ini dipenuhi orang-orang seperti nenek Kalsum: gemar menolong sesama dengan penuh keikhlasan dan pengabdian.
Oleh: Nasihin Masha (Peserta JKN-JIS) (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nurani memiliki jabatan mentereng di Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE Kabinet Indonesia Maju).
Baca SelengkapnyaKehadiran JKN-KIS dinilai sangat membantu masyarakat yang mengalami kendala finansial dalam mendapatkan layanan kesehatan.
Baca SelengkapnyaMenjadi perwira tinggi, pria ini dikenal sederhana dan dekat dengan masyarakat.
Baca SelengkapnyaHingga 1 September 2024, jumlah kepesertaan Program JKN telah mencapai 277 juta jiwa atau 98,67% dari total penduduk Indonesia.
Baca SelengkapnyaKepala Desa (Kades) Purwasaba, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara Bersama dengan pemuda dan tokoh masyarakat melakukan perbaikan jalan di perkampungan.
Baca SelengkapnyaHengki Haryadi dan Duma Intan Karenina, menikah dan dianugerahi dengan empat anak. Sang istri tercinta, Duma aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Yuk simak
Baca SelengkapnyaSimak perjalanan hidup Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Baca SelengkapnyaIbu dari Alam Ganjar tersebut ikut berkecimpung pada organisasi islam, seperti pengurus Muslimat Nahdlatul Ulama Kabupaten Purbalingga.
Baca SelengkapnyaKTP sakti ini nantinya akan memudahkan masyarakat mengakses Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Tani, Kartu PKH hingga BPJS Kesehatan.
Baca SelengkapnyaAtikoh menyayangkan kondisi kader Posyandu di pelbagai wilayah belum merata.
Baca SelengkapnyaKisah Aipda Purnomo, polisi yang gemar urus ODGJ ngaku selalu dapat keberkahan hidup.
Baca SelengkapnyaNindhom Waharu (28) merupakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) TNI.
Baca Selengkapnya