Menjadi pengangguran bisa mengurangi usia wanita?
Merdeka.com - Sejauh ini Anda mungkin mengira bahwa pendidikan dan pekerjaan tak ada hubungannya dengan panjangnya usia seseorang. Namun baru-baru ini sebuah penelitian menunjukkan bahwa wanita yang pengangguran memiliki usia yang lebih pendek dibanding wanita bekerja.
Uniknya, hal ini hanya berlaku pada wanita yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Wanita yang memiliki pendidikan tinggi dan pekerjaan justru memiliki usia yang lebih panjang. Berdasarkan beberapa peneliti, panjangnya usia dipengaruhi oleh dua hal, yaitu pekerjaan dan kebiasaan merokok.
"Risiko kematian menurun pada wanita berpendidikan tinggi, namun meningkat pada wanita berpendidikan rendah," ungkap jennifer Karas Montez, peneliti di Harvard Center Population and Development Studies, seperti dilansir oleh US News (30/05).
-
Siapa yang lebih berisiko meninggal? Setelah lebih dari satu dekade, 1.871 individu yang retina mereka terlihat lebih tua lebih mungkin meninggal.
-
Siapa yang berisiko tinggi untuk bunuh diri? Sebuah studi menemukan bahwa 38% penderita IED memiliki pikiran untuk bunuh diri (ideasi) dan 17% pernah mencoba bunuh diri. Risiko ini meningkat pada mereka yang dikenal memiliki serangan yang lebih keras dan memiliki lebih dari satu gangguan kesehatan mental.
-
Siapa yang lebih berisiko untuk bunuh diri? 'Ketika itu ada terdeteksi, risikonya 5,39 kali lebih besar untuk mempunyai ide bunuh diri dibandingkan yang tidak,' kata Nova.
-
Kenapa wanita lebih tahan risiko dibanding pria? Mengingat, 72% wanita biasanya menghindari saham, obligasi, atau real eastat yang beresiko dibandingkan 59% pria pada umumnya.
-
Siapa yang lebih berisiko meninggal dini? Orang yang merokok bisa kehilangan hingga 10 tahun hidupnya dan berisiko mati 3 kali lebih cepat daripada mereka yang tidak pernah merokok.
-
Mengapa wanita lebih berisiko terkena aneurisma? Fakta menarik lainnya, menurut dr. Beny, wanita memiliki risiko lebih tinggi mengalami aneurisma otak dibandingkan pria dengan rasio sekitar dua banding satu. Faktor hormonal dan perbedaan struktur pembuluh darah mungkin menjadi alasan di balik perbedaan risiko ini.
Sementara itu, hal serupa tak ditemukan pada pria. Penelitian menunjukkan bahwa baik pada pria berpendidikan maupun tidak, risiko kematian tetap rendah. Selama penelitian pada tahun 2002 sampai 2006 menunjukkan bahwa wanita yang tidak lulus SMA memiliki risiko kematian 66 persen lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang lulus SMA.
Untuk penelitian ini Montez dan koleganya mengumpulkan data dari 46.000 wanita kulit putih Amerika yang berusia 45 sampai 84 tahun. Mereka terdaftar dalam data survei yang dilakukan selama tahun 1997 sampai 2006. Wanita tersebut kemudian dipecah menjadi dua golongan, yaitu mereka yang tak memiliki pendidikan tinggi dan mereka yang berpendidikan tinggi.
Hasilnya menunjukkan bahwa selama tahun 1997 sampai 2001, tingkat kematian pada wanita yang tak lulus SMA 37 persen lebih tinggi dibanding wanita yang menyelesaikan SMA. Namun pada tahun 2002 sampai 2006, angka tersebut meningkat hingga 66 persen.
Menurut peneliti, beberapa faktor penyebabnya antara lain adalah kemiskinan, kepemilikan rumah, pengangguran, serta faktor kesehatan seperti obesitas, konsumsi alkohol, dan kebiasaan merokok. Di antara semuanya, peneliti melihat bahwa faktor pengangguran dan kebiasaan merokok adalah dua faktor yang paling berpengaruh.
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korea Selatan memiliki angka kelahiran yang rendah, namun memiliki populasi lansia dengan angka yang cukup besar.
Baca SelengkapnyaRata-rata masyarakat Indonesia mulai menabung dan berinvestasi di usia 31 tahun.
Baca SelengkapnyaPuteri menyebut terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab tingginya pengangguran di kalangan pemuda.
Baca SelengkapnyaPara pencari kerja pemula tersebut merasa belum mempunyai beban layaknya pencari kerja yang sudah menikah.
Baca SelengkapnyaBahkan, penelitian tersebut mengaitkan kematian 750.000 per tahun akibat bekerja telalu lama.
Baca SelengkapnyaDemografis yang tidak seimbang memberikan tekanan besar bagi pemerintah untuk memberikan tunjangan.
Baca SelengkapnyaKementerian PPPA mengungkap penyebab perempuan dan anak rentan menjadi korban perdagangan orang di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenting untuk mencukupi kebutuhan tidur setiap hari.
Baca SelengkapnyaCalon mahasiswa enggan mengambil jurusan kejuruan karena dianggap berstatus rendah, meski lebih diminati.
Baca SelengkapnyaPernikahan usia belia bisa menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang perlu dikenali dan dihindari.
Baca SelengkapnyaWanita cenderung memiliki usia lebih panjang dibanding pria karena sejumlah faktor.
Baca SelengkapnyaData hampir 10 juta Gen Z jadi pengangguran merupakan temuan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023.
Baca Selengkapnya