Miliki Gejala yang Serupa, Begini Cara Bedakan TBC dan COVID-19
Merdeka.com - Sama-sama menyerang paru-paru, gejala dari pasien COVID-19 dan Tuberkulosis (TBC) memiliki sejumlah kemiripan. Kedua masalah kesehatan ini sama-sama memunculkan batuk, demam, sesak, dan lainnya.
Bahkan, penularannya juga sama-sama bisa melalui percikan liur. Namun COVID-19 dan TBC tentu merupakan penyakit yang berbeda.
Dokter spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Jakarta, Sri Dhuny Atas Asri mengungkapkan bahwa perbedaan pertama ada pada jenis virus yang menyebabkan keduanya.
-
Apa saja penyebab infeksi paru-paru? Faktor yang Menyebabkan Infeksi Paru-Paru 1. BakteriMikroorganisme yang dikenal sebagai bakteri sering kali menjadi penyebab utama infeksi pada paru-paru. Jika dibandingkan dengan patogen lain, infeksi paru-paru yang diakibatkan oleh bakteri biasanya berlangsung lebih lama dan memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi. Tindakan medis yang cepat dan tepat dapat secara signifikan mengurangi infeksi bakteri dan mengurangi risiko komplikasi yang mungkin muncul. Beberapa jenis bakteri yang umum ditemukan sebagai penyebab infeksi paru-paru antara lain Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, Bordetella pertussis, dan Mycobacterium tuberculosis. Penting untuk dipahami bahwa setiap jenis bakteri mungkin memerlukan metode pengobatan yang berbeda, sehingga diagnosis yang tepat sangat penting untuk penanganan yang berhasil.2. VirusBerbagai jenis virus memiliki kemampuan untuk menyerang sistem pernapasan dan jaringan paru-paru, yang dapat menyebabkan infeksi paru-paru. Patogen virus yang sering kali ditemukan sebagai penyebab infeksi paru-paru meliputi virus influenza, coronavirus (termasuk SARS-CoV-2 yang memicu COVID-19), enterovirus, dan respiratory syncytial virus (RSV). Infeksi paru-paru yang disebabkan oleh virus biasanya menunjukkan karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan infeksi bakteri, baik dari segi gejala, durasi, maupun cara penanganannya. Contohnya, antibiotik tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi virus, sehingga penanganan lebih difokuskan pada perawatan suportif dan, dalam beberapa kasus, penggunaan obat antiviral tertentu.3. JamurInfeksi jamur dapat mempengaruhi sistem pernapasan, termasuk paru-paru, meskipun kejadian ini relatif jarang dibandingkan dengan infeksi bakteri atau virus. Beberapa jenis jamur, seperti Aspergillus, Cryptococcus, Pneumocystis jirovecii (dulu dikenal sebagai Pneumocystis carinii), dan Histoplasma capsulatum, dapat menginfeksi jaringan paru-paru. Infeksi jamur pada paru-paru umumnya lebih sering terjadi pada individu dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti penderita HIV dan AIDS, pasien kanker, atau mereka yang sedang menjalani terapi imunosupresif.
-
Apa gejala TBC Paru? Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menderita TB paru, biasanya mereka akan: • batuk berdahak • batuk darah • mengalami demam yang konsisten, termasuk demam ringan • mengalami keringat malam • mengalami nyeri dada • mengalami penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
-
Apa itu kanker paru-paru? Kanker paru-paru adalah kanker yang terbentuk di dalam paru-paru, organ yang berfungsi untuk menukar oksigen dan karbondioksida saat bernapas. Kanker paru-paru dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu kanker paru-paru non-sel kecil dan kanker paru-paru sel kecil.
-
Apa yang membedakan bakteri dan virus? Pertama, bakteri merupakan organisme bersel tunggal dan biasanya sering hidup di sekitar manusia, misalnya saja di dalam usus. Kebanyakan bakteri tidak menimbulkan bahaya, dan bahkan ada beberapa yang memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Sementara itu, virus merupakan makhluk yang bersifat parasit alias mampu merugikan manusia. Pasalnya, virus ini memerlukan inang, seperti tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan agar bisa tetap hidup.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Apa penyebab utama kanker paru? Sita menerangkan bahwa sekitar 85 persen penyebab kanker paru itu karena rokok. 'Perokok aktif itu 14 kali lipat berisiko terkena kanker paru dibandingkan dengan yang tidak merokok sama sekali,' kata Sita.
"Pada TB tentu saja penyebabnya adalah Mycobacterium tuberculosis, sedangkan pada COVID-19 penyebabnya adalah Coronavirus," ujar Dhuny beberapa waktu lalu.
Selain itu, Dhuny menjelaskan bahwa ada gejala khas yang muncul pada pasien TBC namun tidak muncul pada pasien COVID-19. Salah satunya dapat dilihat dari gejala batuk yang muncul dan penurunan berat badan.
"Kalau batuk pada TB ini batuk kronik yang berlangsung lebih dari dua minggu, sedangkan pada COVID-19 cenderung datangnya tiba-tiba dan kering tidak berdahak," kata Dhuny.
"Kalau nyeri tenggorokan ini di pasien TB tidak ada, kalau di COVID-19 itu ada. Berat badan turun juga sering dikeluhkan pada TB, sedangkan pada COVID-19 tidak," tambahnya.
Begitupun dalam hal demam, Dhuny menjelaskan bahwa demam pada pasien TB biasanya dikeluhkan secara terus-menerus. Namun tanpa ada sebab yang jelas.
Sedangkan pada pasien COVID-19, demam yang dikeluhan jelas karena memang sedang terinfeksi virus.
Perbedaan Gejala Lain
Dhuny mengungkapkan, nafsu makan yang menurun, munculnya keringat malam juga sering dikeluhkan oleh pasien TBC.
"Nafsu makan menurun sering dikeluhkan pada TB. Kalau pada COVID-19, bila disertai mual, biasanya nafsu makan baru akan menurun," ujar Dhuny.
Pada gejala sesak napas, pasien TBC biasanya akan mengalaminya secara konstan atau terus-menerus. Sementara itu, pasien COVID-19 juga mengalami sesak namun akan berangsur membaik dalam hitungan hari.
Reporter: Diviya AgathaSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TBC adalah penyakit para paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Gejala penyakit ini harus bisa dideteksi agar segera mendapatkan penanganan.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaMohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaMetode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaKelompok rentan TBC, yaitu orang-orang yang memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi penyakit ini.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaPenyiapan tempat karantina ini untuk mencegah penularan TBC di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMeskipun keduanya sering kali dianggap sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan Flu Singapura dan flu biasa yang cukup signifikan.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca Selengkapnya