Miliki Jerawat Bisa Buat Seseorang Mengalami Depresi
Merdeka.com - Masalah jerawat merupakan suatu hal yang umum dialami oleh banyak orang. Hal ini membuat seseorang mengalami masalah percaya diri pada penampilannya.
Umumnya, masalah jerawat ini mulai kita alami ketika memasuki usia remaja. Namun siapa sangka, hal ini ternyata tak hanya berpengaruh dengan rasa percaya diri saja namun juga memiliki kemungkinan timbulkan depresi pada seseorang.
Penelitian menemukan bahwa pasien yang memiliki jerawat memiliki risiko mengalami depresi yang meningkat secara signifikan. Namun hal ini hanya mereka alami pada lima tahun pertama memiliki jerawat.
-
Kenapa jerawat bisa dialami dewasa? Selain perubahan hormon, stres, penggunaan kosmetik, pengaruh diet dan obat-obatan tertentu, dan beragam pola hidup tidak sehat lainnya dapat menyebabkan munculnya jerawat pada orang dewasa.
-
Apa penyebab jerawat di usia dewasa? Penyebab jerawat di usia dewasa ini bisa dipengaruhi oleh berbagai macam hal. Mulai dari kondisi stres, riwayat keluarga dengan genetik kulit berjerawat, hingga penggunaan produk rambut dan kulit yang tidak cocok.
-
Kenapa jerawat sering muncul di masa pubertas? Salah satu penyebab utama timbulnya jerawat adalah perubahan hormon dalam tubuh. Pada masa pubertas, meningkatnya produksi hormon androgen dapat menyebabkan kelenjar minyak di kulit menjadi lebih aktif.
-
Kenapa jerawat muncul di usia dewasa? Fluktuasi hormon ini kerap menyebabkan munculnya jerawat pada wajah atau bagian tubuh lainnya. Meski begitu, tak sedikit pula orang dewasa yang masih memiliki masalah jerawat meskipun sudah melewati masa pubertas.
-
Kenapa bekas jerawat ganggu rasa percaya diri? Keberadaan bekas jerawat dapat memengaruhi rasa percaya diri dan penampilan seseorang, sehingga penting untuk menemukan solusi yang efektif untuk mengatasinya.
-
Kapan jerawat muncul di usia dewasa? Jerawat masih sering terjadi meski sudah melewati masa pubertas remaja.
Dilansir dari The Health Site, The British Journal of Dermatology menganalisis data dari The Health Improvement Network (THIN). Data ini dikumpulkan mulai tahun 1986 hingga 2012.
Risiko Depresi Terjadi pada 5 Tahun Pertama
Peneliti menemukan bahwa risiko depresi paling besar terjadi pada satu tahun pertama memiliki jerawat. Diketahui bahwa risiko depresi ini 63 persen lebih tinggi dibanding orang-orang yang tak memiliki jerawat atau yang jumlahnya menurun.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penting untuk memonitor perubahan mood dan mental pada pasien yang memiliki jerawat. Penting juga untuk merancang perawatan depresi bagi para penderita jerawat ini.
Terdapat Hubungan antara Jerawat dan Kesehatan Mental
"Hasil penelitian ini menyoroti hubungan yang penting antara penyakit kulit dan penyakit mental. Karena risiko depresi paling tinggi pada masa setelah pasien datang pada psikolog terkait masalah jerawat, hal ini menunjukkan seberapa berdampak masalah kulit terhadap kesehatan mental secara keseluruhan, " terang peneliti Dr. Isabelle Vallerand dari University of Calgary, Kanada.
Jangan Anggap Remeh Jerawat
Selama ini, masalah jerawat ini sering hanya dianggap terjadi pada permukaan kulit saja. Namun melalui penelitian ini kita memahami bahwa masalah ini juga dapat berbuntut panjang pada jangka waktu tertentu.
"Pada pasien yang memiliki jerawat, hal ini lebih dari masalah kulit. Hal ini menunjukkan masalah kesehatan mental yang signifikan dan perlu untuk ditangani dengan serius," tandas Vallerand.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Memahami perbedaan antara fakta dan mitos sangat penting agar bisa menangani jerawat dengan benar.
Baca SelengkapnyaJerawat masih sering terjadi meski sudah melewati masa pubertas remaja.
Baca SelengkapnyaPenyebab jerawat punggung dan cara mencegahnya yang penting diketahui.
Baca SelengkapnyaTernyata jerawat juga memiliki mitos-mitos terkait tempat kemunculannya.
Baca SelengkapnyaJerawat bukan hanya masalah kulit yang mengganggu penampilan, tetapi juga bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan dalam tubuh.
Baca SelengkapnyaMitos jerawat ada yang kangen populer di masyarakat. Ini penjelasannya.
Baca SelengkapnyaBegitu banyak mitos-mitos tentang jerawat yang berseliweran, sehingga penting untuk melacak kebenarannya.
Baca Selengkapnya